Kematian Raja Anga Karna
Setelah Drona gugur pada hari kelima belas, Duryodana menunjuk Karna sebagai panglima yang
baru. Karna maju perang dengan Salya raja Madra sebagai kusir keretanya, dengan
harapan bisa mengimbangi Arjuna yang dikusiri Kresna. Salya
sendiri sakit hati karena merasa direndahkan oleh Karna. Sambil mengemudikan
kereta ia gencar memuji-muji kesaktian Arjuna untuk menakut-nakuti Karna.
Pada
hari keenam belas, Karna berhasil mengalahkan Yudistira, Bima, Nakula, dan Sadewa, namun
tidak sampai membunuh mereka sesuai janjinya di hadapan Kunti dulu. Karna kemudian bertanding
melawan Arjuna. Keduanya saling berusaha membunuh satu sama lain. Ketika Karna
mengincar leher Arjuna menggunakan panah Nagasatra, diam-diam Salya memberi
isyarat pada Kresna. Kresna pun menggerakkan keretanya sehingga panah pusaka
tersebut meleset hanya mengenai mahkota Arjuna. Pertempuran tersebut akhirnya
tertunda oleh terbenamnya matahari.
Pada hari ketujuh belas,
perang tanding antara Karna dan Arjuna dilanjutkan kembali. Setelah bertempur
dalam waktu yang cukup lama, kutukan atas diri Karna pun menjadi kenyataan.
Ketika Arjuna membidiknya menggunakan panah Pasupati,
salah satu roda keretanya terperosok ke dalam lumpur sampai terbenam
setengahnya. Karna tidak peduli, ia pun membaca mantra untuk mengerahkan
kesaktiannya mengimbangi Pasupati. Namun, kutukan kedua juga menjadi kenyataan.
Karna tiba-tiba lupa terhadap semua ilmu yang pernah ia pelajari dari Parasurama. Karna
meminta Arjuna untuk menahan diri sementara ia turun untuk mendorong keretanya
agar kembali berjalan normal.
Pada saat itulah Kresna mendesak agar Arjuna segera membunuh
Karna karena ini adalah kesempatan terbaik. Arjuna ragu-ragu karena saat itu
Karna sedang lengah dan berada di bawah. Kresna mengingatkan Arjuna bahwa Karna
sebelumnya juga berlaku curang karena ikut mengeroyok Abimanyu sampai mati pada hari ketiga belas.
Teringat pada kematian putranya yang tragis tersebut, Arjuna pun melepaskan
panah Pasupati yang melesat memenggal kepala Karna. Karna pun tewas seketika
No comments:
Post a Comment