viral

loading...

Tuesday, November 10, 2015

Kelahiran dan Kematian

Jalan Kelahiran dan Kematian

Ladang Informasi- Seperti halnya sang roh terkurung di dalam badan terus menerus mengalami perpindahan, didalam badan ini, dari masa kanak-kanak sampai masa remaja sampai usia tua, begitu juga sang roh masuk ke dalam badan lain pada waktu meninggal. Orang yang tenang tidak bingung karena penggantian itu.

Penjelasan: oleh karena setiap makhluk hidup adalah roh individual, makhluk hidup menggatikan badannya setiap saat. Kadang-kadang ia berwujud sebagai kanak-kanak, kadang-kadang sebagai anak remaja, dan kadang-kadang sebagai orang berusia tua. Namun roh yang sama masih ada dan tidak mengalami perubahan apapun. Akhirnya roh individual tersebut menggantikan badannya ketika meninggal dan berpindah ke badan lain. Oleh karena sang roh pasti akan mendapatkan badan lain dalam penjelmaannya yang akan datang baik badan material maupun badan spiritual tidak ada alas an bagi Arjuna untuk menyesal karena kematian Sang Bhisma maupun Guru Drona, yang telah menyebabkan Arjuna sangat prihatin. Sebaliknya, seharusnya Arjuna berbahagia sebab mereka akan menggantikan badan dari badan tua menjadi badan baru, dan dengan demikian memperbaharui tenaganya. Penggantian badan seperti itu adalah alasan untuk adanya aneka jenis kenikmatan atau penderitaan menurut perbuatan orang dalam kehidupan. Jadi, Bhisma dan Drona, sebagai insan insan agung, pasti akan mendapatkan badan spiritual dalam penjelmaannya yang akan datang, atau sekurang-kurangnya kehidupan dalam badan-badan di surga untuk menikmati kehidupan material pada tingkat yang lebih tinggi. Karena itu, dalam kedua keadaan tersebut, tidak ada alas an untuk menyesal.

Siapapun yang memiliki pengetahuan yang sempurna tentang kedudukan dasar roh individual, roh yang utama, dan alam, baik alam spiritual maupun material disebut Dhira atau orang yang paling tenang.Orang seperti itu tidak pernah dikhayalkan oleh penggantian badan.

Jalan Kelahiran dan Kematian

Teori para mayavadi tentang kesatuan roh tidak dapat dibenarkan, sebab sang roh tidak dapat dipotong menjadi bagian-bagian percikan. Kalau yang maha kuasa dapat dipotong menjadi banyak roh individual seperti itu maka itu berarti bahwa roh yang utama dapat dipotong atau diubah dan itu bertentangan dengan prinsip yang utama bahwa roh yang utama tidak dapat diubah, sebagaimana dibenarkan dalam Bhagavadgita, bagian-bagian percikan tersebut tetap menjadi bagian-bagian percikan dari Tuhan yang Maha Esa dan secara kekal (Sanatana) dan disebut Ksara yaitu mereka cenderung jatuh kedalam alam material. Bagian-bagian percikan tersebut tetap menjadi bagian-bagian percikan untuk selamanya. Setelah terbebaskan, sang roh individual tetap sama yaitu, sebagai bagian percikan. Tetapi begitu sang roh terbebaskan ia menjalani kehidupan yang kekal dalam kebahagiaan dan pengetahuan bersama personalitas Tuhan yang Maha Esa. Teori pencerminan dapat digunakan sehubungan dengan roh yang utama yang bersemayam dalam setiap badan individual dan dikenal sebagai Paramatma. Paramatma berbeda dengan makhluk hidup individual. Apabila langit dicerminkan dipermukaan air, bayang-bayang dipermukaan air menggambarkan matahari, bulan, dan bintang-bintang. Para makhluk hidup dapat diumpamakan sebagai bintang-bintang, dan Tuhan dapat diumpamakan sebagai matahari atau bulan. Roh indiviual yang berukuran sangat kecil diwakili oleh Arjuna, dan roh yang utama adalah personalitas Tuhan yang Maha Esa, Sri Krsna. Arjuna dan Sri Krsna tidak sejajar, dan kenyataan ini akan menjadi jelas pada awal bab empat. Bila Arjuna sejajar dengan krsna, dan kedudukan krsna tidak lebih tinggi daripada Arjuna, maka hubungan mereka sebagai yang mengajarkan dan yang diajarkan tidak ada artinya. Bila kedua-duanya dikhayalkan oleh tenaga yang menyesatkan (maya), maka tidak perlu yang satu menjadi pengajar dan yang diajarkan. Ajaran seperti itu tidak berguna, sebab tidak ada seorangpun yang dapat menjadi pengajar yang dapat dipercaya kalau ia masih dalam cengkraman maya. Karena keadaan itu, diakui bahwa Sri Krsna adalah Tuhan yang Maha Esa, dan kedudukan Sri Krsna lebih tinggi daripada makhluk hidup, seperti Arjuna, sebagai roh yang sudah lupa akan dirinya karena disebabkan oleh maya.

Masalah yang sebenarnya ialah bagaimana cara menghentikan perpindahan sang roh. (orang digoyahkan oleh kehidupan sementara yang menyulitkan, dan usia mereka yang sangat berharga disia-siakan untuk memecahkan masalah-masalah yang bersifat sementara masalah yang sebenarnya ialah masalah menghentikan perpindahan sang roh. Memecahkan masalah itu akan memecahkan segala masalah lainnya. Hendaknya orang dilatih untuk menahan gangguan sementara dan sebaiknya mereka memperhatikan masalah yang serius, yakni perpindahan sang roh.)

Dalam melaksanakan tugas kewajiban sebagaimana mestinya, orang harus belajar mentolir suka dan duka yang muncul untuk sementara dan hilang sesudah beberapa waktu. Menurut aturan veda, orang harus mandi pagi-pagi bahkan selama bulan Magha (Januari-Februari). Pada waktu itu dingin sekali tetapi walaupun demikian, orang yang taat pada prinsip-prinsip kehidupan spiritual tidak malas mandi. Begitu juga, seorang perempuan tidak enggan masak dan mandi. Begitu juga, seorang perempuan tidak enggan masak ke dapur selama bulan Mei dan Juni, yaitu bulan terpanas selama musim panas. Orang harus melaksanakan tugas tugasnya tanpa memperdulikan kesulitan karena iklim. Begitu juga bertempur adalah prinsip para ksatrya, dan walaupun seseorang harus bertempur melawan kawan atau sanak saudara, hendaknya ia jangan menyimpang dari tugas dan kewajiban yang telah ditetapkan baginya. Orang harus mengikuti aturan dan peraturan prinsip-prinsip dharma yang telah ditetapkan agar ia dapat maju sampai tingkat pengetahuan, sebab hanya dengan pengetahuan dan bhakti saja seseorang dapat membebaskan diri dari cengkraman maya (ilusi).

Dua nama Arjuna yang digunakan disini memiliki banyak makna. Menyebutkan Arjuna dengan nama Kaunteya menunjukan hubungan keluarga mulia dari pihak ibunya dan menyebutkan Arjuna dengan nama Bharata menunjukkan kemuliaan Arjuna dari pihak ayahnya. Semestinya Arjuna memiliki warisan mulia dari kedua belah pihak keluarganya. Warisan mulia membawa tanggung jawab dalam hal pelaksanaan tugas sebagaimana mestinya, karena itu Arjuna tidak dapat menghindari pertempuran.

Mereka mengatakan bahwa dunia ini tidak nyata, tidak ada dasarnya dan tidak ada tuhan yang mengendalikan.Mereka mengatakan bahwa dunia ini dihasilkan dari keinginan untuk hubungan kelamin, dan tidak ada sebabnya selain nafsu birahi.

Orang jahat menarik kesimpulan bahwa dunia ini hanyalah fatamorgana. Mereka menganggap tidak ada sebab maupun akibat, tidak ada yang mengendalikan, tidak ada tujuan segala sesuatu tidak nyata. Mereka mengatakan bahwa manifestasi alam semesta ini timbul akibat dari aksi dan reaksi material yang terjadi kebetulan saja. Mereka tidak mengakui bahwa dunia ini diciptakan oleh Tuhan dengan tujuan tertentu. Mereka mempunyai teori sendiri yaitu bahwa dunia ini muncul begitu saja dan tidak ada alasan untuk percaya bahwa Tuhan yang Maha Esa penyebab dunia ini. Menurut mereka, tidak ada perbedaan antara spirit (roh) dan materi (alam), dan mereka tidak mengakui roh yang utama. Segalanya hanyalah unsur-unsur alam belaka. Seluruh alam semesta dianggap sebagai se-onggok kebodohan. Menurut mereka, segalanya adalah kekosongan, dan manifestasi apapun yang ada disebabkan oleh kebodohan kita dalam mengartikannya. Mereka menduga bahwa segala corak ragam manifestasi hanyalah perwujudan kebodohan. Seperti halnya dalam mimpi barangkali kita menciptakan begitu banyak benda yang sebenarnya tidak nyata, begitu kita sadar akan terlihat bahwa segalanya hanyalah mimpi belaka. Tetapi sebenarnya, walaupun orang jahat mengatakan bahwa kehidupan adalah sebuah impian, mereka tidak memperoleh pengetahuan melainkan mereka semakin terlibat dalam dunia impian mereka.

Mereka menarik kesimpulan bahwa seperti halnya anak hanya merupakan hasil hubungan suami istri, begitu pula dunia hanya merupakan ini dilahirkan tanpa roh sama sekali. Menurut mereka dunia dunia ini hanyalah gabungan gabungan material manifestasi alam semesta. Karena itu, alam material adalah penyebab manifestasi ini, dan tidak ada selain itu. Mereka tidak percaya pada sabda Sri Krsna dalam Bhagavadgita, "mayadhyaksena prakrtih suyate sa-caracaram", yang artinya "seluruh dunia material ini bergerak di bawah perintahku". Dengan kata lain, dikalangan orang jahat tidak ada pengetahuan sempurna tentang pencipta dunia ini. Semuanya memiliki teori sendiri sendiri. Menurut mereka, sebuah tafsir kitab suci sama baiknya dengan tafsir lainnya sebab mereka tidak percaya terhadap pengertian baku tentang aturan kitab suci.