viral

loading...

Wednesday, May 23, 2018

Penampahan Galungan


Makna dan Fiosofis Hari Penampahan Galungan

Ladang Informasi - Penampahan adalah salah satu rentetan pelaksanaan hari raya Galungan yang memiliki makna yang sangat penting bagi kita. Hari Penampahan Galungan jatuh pada hari Selasa (Anggara), Wage Wuku Dungulan. Menurut Lontar “Sastra Sunarigama” pada hari penampahan ini, umat Hindu melaksanakan Penyomyaan atau menetralisir kekuatan Sang Kala Tiga supaya kembali ke sumbernya menjadi Kala Hita, dari Bhuta Hita ke Dewa Hita yaitu unsur-unsur negatif ke unsur-unsur positif melalui pelaksanaan upacara tebasan penampahan.
 
makna dan filosofis Penampahan Galungan
Krame sedang melaksanakan pemotongan babi
Kata penampahan berasal dari kata “nampah atau nampeh” kemudian menjadi “nampa” yang berarti mempersembahan. Dari kata nampa menjadi namya yang artinya sembah. Dengan demikian penampahan ini dimaksudkan adalah mengembalikan ke sumbernya atau di somya (kamus Kawi-Bali). Tetapi ada pula yang mengartikan kata “nampah” itu sembelih karena pada hari ini umat Hindu Bali banyak menyembelih babi atau symbol dari kemalasan untuk dipakai sesaji lawar dan sate untuk dipersembahkan kepada sang kala tiga amangkurat.

Pada hari penampahan inilah merupakan hari turunnya dari Sang Kala Tiga yang paling sangat keras dan sangat ganas yang berupa Sang Kala Tiga Amangkurat, yang dapat menggoda manusia apabila kita kurang mauawaspada, sehingga dapat menimbulkan pertengkaran, kesedihan dan kekacauan yang bertentangan dengan dharma.

Oleh karena itulah upacara tebasan penampahan merupakan hal yang sangat penting sehubungan rangkaian Galungan, karena memiliki tujuan untuk menetralisir kekuatan-kekuatan yang bersifat Asuri sampad, baik untuk Bhuwana Agung maupun itu Bhuwana Alit, agar menjadi kekuatan Daiwi Sampad (sifat kedewataan), sehingga dapat menjaga keseimbangan keselarasan dan keserasian antara Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit, sekala niskala dan secara fisik dan mental, sehingga Dharma dapat ditegakkan.

Disamping itu, filosofis Nampah dalam kata Penampahan adalah “membunuh”, apa yang kita bunuh? Yang kita bunuh itu adalah sifat-sifat negatif yang ada dalam diri kita, seperti sifat malas, suka berkelahi, iri dan dengki dan sebagainya. Hal ini yang kemudian disimbolkan dengan membunuh hewan, seperti babi dan ayam.

Waktu Pelaksanaan Hari Raya Penampahan Galungan:
Pelaksanaan upacara dilakukan biasanya pada Dauh Tiga atau sekitar Pk.12.00 siang hari, atau disebut juga dengan Dauh Sandi Kala, dan juga pada Dauh empat yaitu sekitar Pk.17.30 sore, disebut dengan Dauh Sandi Kawon.

Tempat Pelaksanaan Upacara

Pelaksanaan upacara ini dilakukandi halaman rumah (ditengah-tengah natah), yang merupakan simbul dari madyaning mandala sebagai titik episentrum dari kekuatan Sang Kala Bhucari.

Upakara-upakaranya

  1. Untuk upakara untuk di pekarangan rumah, halaman rumah dan pintu masuk/lebuh, berupa segehan agung dan nasi sasah berwarna putih 5 tanding, hitam 4 tanding dan merah 9 tanding dengan berisi lengkap dengan olahan daging babi berupa urab-uraban putih-merah, dilengkapi dengan canang genten, canang biasa, tirta/toya anyar, dupa dan tetabuhan, dan tebasan penampahan.
  2. Untuk pebersihannya dari anggota keluarga berupa : Byakala, Prayascita dan Sesayut Pemiyak kala.
  3. Penjor yang lengkap memakai sanggah, sampyan, lamak, serta gantung-gantungan, tetandingan dengan pala bungkah, pala gantung, jajan dan hiasan.

Pelaksanaan Upacara

Bhuta Yadnya, berupa segehan agung di pekarangan rumah, halaman rumah dan di lebuh, dihaturkan pada siang hari ( setelah selesai memasak olahan babi atau apapun itu), ditujukan pada Sang Bhuta Kala Amangkurat/ Sang Kala tiga, bertujuan untuk nyomya/ mengembalikan beliau ketempat asalnya semula, dengan permohonan supaya menghentikan bermacam godaannya dan memberikan keselamatan pada manusia dalam melanjutkan perjuangan hidupnya untuk menegakkan Dharma.
Bhuta Yadnya yang dilaksanakan berupa: Byakala, Prayascita, Sesayut Pemiyak Kala, dilaksanakan pada sore hari (pada sandi kawon), yang ditujukan pada Sang Kala Tiga, kemudian dilanjutkan natab pembersihan dengan lis senjata-senjata banten pareresikan itu yang dipakai bekerja mensucikan dalam rangka Galungan, dan selanjutnya kepada semua anggota keluarga, kecuali yang masih kecil (belum tanggal gigi). upacara ini bertujuan untuk memohon pembersihan dan penyucian dari unsur-unsur para bhutaNya Sang Kala Tiga. Upacara ini diakhiri dengan ngayab dan natab, yaitu menghaturkan dan memohon bersama-sama agar dilimpahkan karunia berupa keselamatan untuk semua anggota keluarga.

Dudonan

  • Magegelaran
  • Ngajum Tirta Pareresikan :Byakala, Durmanggala, Prayascitta, Pangulapan, Tepung Tawar, Lis, disesuaikan.
  • Ngelukat Banten.
  • Mlaspas dan Ngurip Banten
  • Ngadegan Banten.
  • Puja Upesaksi Yadnya : Surya, Akasa, Pertiwi, Ista Dewata /Tiga Guru, Saraswati dan Durga stawa.
  • Ngadegin Bhtara puja sonteng lan pranamya.
  • Ngaturang Pasucian Krik Keramas : Pasucian/ Hyastu, Tigasan, Puspa, Tirta dan Panyeneng.
  • Nganteb Banten Sorohan : a. Sang Kala Tiga, b. Sesayut/ Ayaban, c. Tri Bhuwana stawa, d. Pamuktian Dewa dan Bhuta. e. Peras, f. Pertiwi, g. segehan.
  • Pamuspan, Kramaning sembah.

Untuk Tata Pelaksanaan dan Dudonan, disesuaikan dengan upakara yang digunakan sama dengan Dudonan Sugihan atau yang lainnya, kemudian untuk pangastawa Ista Dewatanya dipakai Pangastawa “Tiga Guru, Samodaya dan Durga Astawa”, dan untuk Sesonteng dan Sesayutnya seperti yang dicontohkan berikut ini :

Puja Sesonteng

Om Nastuti pukulun paduka Bethara Sang Hyang Tiga Wisesa, angadeg sira ring madyapada, saksinan pangubaktin pinakengulun, angaturaken tadah saji pawitra saprekara ning tinebasan, anebas ana sarwa lara wigna, geleh pateleteh ri sariran…(nama kel)
Asung kertha wara nugraha paduka Bethara anurun ana tirtha saking akasa, menadya tirtha panglukatan pengeleburan dasa malaning manusa, matemahan sudha nirmala ya namah swaha, Om sriyam bhawantu, purnam bhawantu, sukham bhawantu ya namah.

Pengastawa Sang Kala Tiga

SA, BA, TA , A, I, NAMAH SWAHA. Om indah ta kita Sang Kala Tiga , mijil sira saking Tri Bhuwana sekala niskala, Bhuana Agung kelawan Bhuana Alit, mari sira mona, mapupul sira kinabehan, ajakan kala wadwan sira saksinan manusanira, apaweha sira tadah saji sanggraha, maka sega brumbun, maiwak olahan bawi rateng, iki tadah sajinira, sama suka sama lolia sira, wus ta kita anadah saji, ingsun aminta kawisesan ta, aja sira kari angadakaken drewala-drewali, lara roga, wighna, agawe sira walik, sehananing JOTI, matemahan jati, ngeraris ta sira amuktisari, aja lupa aja lali ring tutur Sang Hyang Dharma, sumurupa sira menadi Dewata, pasang sarga ta sira ring Bhatara Siwa, ONG, ING, NAMAH

Memercikkan tirtha bayakawonan dan prayascita ke upakara, mantra :

Ong Jala Sidhi Maha Sakti, Sarwa Sidhi Maha Tirtha
Siwa Tirtha Manggala Ya, Sarwa Papa Winasanam
Ong, Sidhir astu Ya namah Swaha.

Ngaturang ayaban, Mantra :

Om, Sang Hyang Sapta Petala, Sang Hyang Panca Korsika Gana, Sang Hyang Panca Rupa, mekadi Sang Hyang Tri Pramana amageh aken ring sthanan nira sowing-sowang ri sang Tinamben-amben, Om Dirgayusa Ya namah swaha Om, Bhuta piyak, Kala piyak, Pisaca piyak, teka piyak pada piyak 3x. Ongkara Muktyayet sarwa peras presida sudha nirmala ya namah swaha
Mantra penyomya Bhuta :
A,Ta, Sa, Ba, I Sarwa Bhuta Kala Musswah Wesat, Ah…Ang

Mantra pangramped :

Om, Jala Sidhi Maha Sakti, Sarwa Sidhi Maha Tirtha,
Siwa Tirtha Manggala ya, Sarwa karya presidantu,
Om, Sidhi rastu tad astu astu ya namah swaha.
Atau menggunakan Tri Buwana Astawa

Mengucapkan mantra Penyomya Dewa (sebagai penutup)

Ung, Ang, Mang, Sarwa Dewa Mur Acintya. Suksma ya namah swaha, Ah,…Ang

Demikian bebrapa rentetan kegiatan di saat Hari Penampahan Galungan yang mestinya umat Hindu laksanakan. Namun seiring dengan perkembangan jaman, banyak yang salah menafsirkan mengenai pelaksanaan hari Penampahan Galungan ini. Pergeseran makna tentang Nampah yang menyebabkan semakin menyimpangnya dari makna sesungguhnya.

Demikian juga dalam pemasangan simbol kemenangan atas ketiga bhuta yang muncul semasa wuku dungulan, hendaknya penjor ditancapkan pada dauh sandya kala setelah pelaksanaan upacara tersebut di atas telah usai. Sehingga dikatakan kemenangan kita sempurna dengan lambang penjor sudah berdiri tegak.

1 comment:

  1. If you're trying to lose pounds then you need to try this brand new personalized keto diet.

    To create this service, certified nutritionists, fitness trainers, and professional cooks have joined together to provide keto meal plans that are powerful, decent, money-efficient, and enjoyable.

    From their launch in January 2019, 100's of people have already transformed their figure and health with the benefits a professional keto diet can give.

    Speaking of benefits; in this link, you'll discover 8 scientifically-certified ones provided by the keto diet.

    ReplyDelete