Dharma Wacana Untuk Lomba
Bingkai Kehidupan Yowana (Keremajaan)
Om Svastyastu
Om
Awighnam Astu Namo Siddham
Om
Anno Badhrah Kratawo
Yantu Visvatah
Yang Terhormat, Bapak/Ibu Dewan Juri Lomba
Dharma Wacana. Yang Saya hormati,
segenap jajaran panitia
penyelenggara Lomba Dharma Wacana,
serta para peserta
lomba Dharma Wacana yang
berbahagia.
Puji
syukur kita panjatkan
kehadapan Sang Hyang
Widhi Wasa karena
atas asung kerta
wara nugraha Beliau, kita
semua dapat berkumpul
dalam kegiatan Lomba ini dengan keadaan
sehat tanpa kekurangan
suatu apapun.
Sebelum lebih jauh lagi Saya berbicara,
ada baiknya Saya perkenalkan diri terlebih dahulu. Nama Saya Putu Susilawati,
utusan dari SMA Negeri 1 Seputih Mataram. Yang pada saat ini, masih duduk di
bangku kelas XI IPA 1. Adapun tema Dharma wacana yang akan Saya sampaikan pada kesempatan
ini berjudul “Bingkai
Kehidupan Yowana (Remaja)”. Saya tertarik mengangkat tema ini, karena
Yowana merupakan ajaran penting dalam agama Hindu,
selain itu sesuai dengan fakta yang ada saat ini banyak sekali masyarakat umat Hindu
yang masih bingung untuk memberi makna pada hidupnya di dunia ini.
Umat sedharma, berbagai macam cara dilakukan oleh seseorang untuk dapat memaknai hidupnya. Ada orang yang bekerja untuk mencari uang/harta benda, ada orang yang belajar untuk memberi makna pada hidupnya, dan ada pula orang yang hanya diam saja untuk memaknai hidupnya. Namun, marilah kita bersama-sama menelaah suatu cara untuk memaknai hidup, yaitu dengan menjalankan masa yowana (remaja) sesuai dengan ajaran dharma. Saya yakin, pastinya semua umat Hindu sudah mengetahui arti dari kata yowana. Secara sederhana yowana berarti keremajaan, yowana adalah sifat sombong karena merasa diri lebih muda dan kuat. Memahami dan melaksanakan sikap yowana merupakan salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan, karena ajaran yowana dalam sad ripu merupakan salah satu macam kegelapan pikiran seseorang yang dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan bila dibiarkan begitu saja tanpa dilandasi dengan ajaran dharma. Sikap-sikap dari yowana secara umum memang sudah banyak yang memahami dan menerapkan, tetapi pemahaman dalam mengimplementasikan ajaran ini belum semua umat Hindu dapat memahaminya dengan baik.
Contoh Gambar pelaksanaan Lomba Dharma Wacana |
Umat Sedharma, perlu kita semua ketahui bahwa kita saat ini hidup di zaman kaliyuga dimana presentase
kejahatan
lebih
besar
dari
pada
presentase
kebaikan
(75%
: 25%) (3:1).
Oleh
karena
itu
kami
para yowana
yang
memiliki
rasa
ingin
tau
yang
tinggi, penuh gairah, kreativitas
dan
kecerdasan
yang luar
biasa memiliki tantangan
hidup yang lebih
sulit dari zaman
zaman sebelumya.
Hal ini seperti diuraikan dalam kakawin Niti Satra IV.7 ditegaskan ;
"Bila jaman Kali datang,Tidak ada yang lebih hebat dari orang kaya,Para pejabat, pendeta dan orang pandai,Semua sebagai pelayan orang kaya”.
Umat Sedharma, masa remaja (yowana)
merupakan masa dimana
bisa dikatakan masa
emas, karena dimasa
remaja inilah kita
mulai mengenaal diri
kita sendiri. Dari para yowana banyak
sekali
yang
meraih
prestasi
di segala
bidang,
tetapi tidak sedikit pula para yowana
yang
melakukan
penyimpangan.
Kekerasan, kejahatan,
kepalsuan, berpacaran, mencuri, mencontek, suka berbohong, merampok itu semua adalah contoh yang paling
mudah kita temukan
disekeliling kita para
yowana. Sedangkan ada pula
contoh
yang lebih khusus namun luput dari perhatian kita yaitu dalam
melakukan
Sradha
dan Bakti. Perlu kita
semua
ketahui
sebenarnya Sradha dan
Bakti
merupakan
pondasi dasar dari diri seorang yowana dalam
menyikapi
kehidupan
sehari-hari
(kebiasaan).
Hadirin yang terhormat,
selain
tantangan
dari zaman kaliyuga, kita sebagai seorang yowana juga
dihadapkan pada tantangan
yang
sama
sulitnya
yaitu
tantangan
dari
Era
Globalisasi Dan Kemajuan Teknologi yang
pesat.
Dimana
semua
tantangan
tersebut
sudah
pasti
memiliki dampak positif dan
dampak
negatif,
dimana
dampak
positif dari era
globalisasi adalah meningkatkan etos
kerja yang tinggi,
tingkat kehidupan yang
lebih baik, kemajuan
dalam segala bidang
sehingga memudahkan kehidupan
manusia, dan meningkatkan
pembangunan negara. Selain
dampak positif, ada
pula dampak
negatifnya yaitu
mudahnya nilai barat
masuk ke Indonesia,
lunturnya semangat gotong
royong, solidaritas ,
kesetiakawanan sosial, kerusakan
lingkungan, menghambat pertumbuhan
sector industry, terjadinya
sikap individualisme, timbulnya
sikap bergaya hidup
mewah, dan mudah
terpengaruh oleh hal
hal yang tidak
sesuai dengan kebiasaan
serta kebudayaan negara.
Tantangan bagi para
yowana
saat
ini
yang
paling
berdampak
adalah
tantangan
dalam
bidang teknologi, mengapa demikian?
Saya
akan
memberikan
beberapa
contoh
dari
perbuatan negatif seorang yowana
akibat
kemajuan
teknologi seperti
mempermudah terjadinya pelanggaran
terhadap hak atas
kekayaan intelektual (HAKI),
adanya televisi
mengakibatkan yowana untuk
berfikir pendek dan
bertahan berkonsentrasi dalam
waktu yang singkat
(short span of attention),
penyalahgunaan pengetahuan bagi
seluruh kalangan khususnya
para yowana dan
menciptakan para yowana
menjadi generasi yang
e-book berpengetahuan tinggi
tetapi mempunyai moral
rendah. Selain danpak
negatif ada pula dampak positifnya seperti membantu dalam
hal mencari pelajaran,
bersosialisasi dengan mudah,
mengetahui berita terkini
dalam segala bidang,
pengganti buku/ sebagai
pelengkap buku, dapat
menghubungi keluarga yang
jauh, dan dapat
mengenal orang baru.
Itu
semua merupakan
contoh
umum
dari
dampak
negatif kemajuan teknologi. Selain
contoh umum
terdapat
pula
contoh khusus yang tidak
kita
sadari
bahwa
sesungguhnya
teknologi telah menggerus
kadar
sradha
dan
bakti
kita
dikalangan
para
yowana,
mengapa saya
katakan
seperti
itu,
karena
banyak
sekali
contoh
yang
luput
dari
penglihatan kita seperti
berangkat
ke
pura
hanya
untuk
berkumpul
dengan
teman-teman
selfie-selfie (tidak 100% keinginan sembahyang) ada yang
mekidung
sibuk
sms-an,
BBM-an, FB-an, IG-an,
pemangku ngeraos sibuk
maen
game,
pemangku udah nyiratang tirte
masih saja
selfie,
masih saja
chattingan.
Itulah kenyataan yang terjadi pada saat
ini. Perlu kita semua ketahui orang yang lupa sembahyang/mengutamakan kesibukan
lain dari pada sembahyang itu dampaknya sangatlah buruk, seperti yang diuraikan
dalam Sarassamuscaya 207, sebagai berikut;
“Sarvasvamapi’yo dadyat halusenantaratmana,Na tana svargamapnati, cittahmavatra karyam“
Yang artinya ;
“Bukan besar jumlahnya, walaupun semua miliknya,seseorang yang ada di puniakan,namun jika jahat budinya, bimbang dan tidak tulus ihklas,itu tidak berpahala”.
Jadi sebagai yowana harus bisa menyikapi perkembangan teknologi
dengan
lebih
kritis,
cerdas
dan
etis,
baik
dalam
memilih,
menyikapi atau memanfaatkan kemajuan
teknologi, misalnya
menggunakan hp sebagai
alat komunikasi yang
bersifat positif, membantu
dalam mengerjakan tugas
sekolah, menambah wawasan
diri kita, dan
untuk mencari hal
hal yang mencerdaskan
diri kita. Untuk
mempererat silahturahmi, berdiskusi
akan banyak hal,
mempermudah transaksi bisnis
serta jual beli
barang.
Selain kemajuan teknologi terdapat pula
tantangan kemajuan teknologi dalam bidang otomotif yang sangat berdampak besar
bagi para yowana, mengapa? Karena para yowana
memiliki semangat membara api berkobar (dampak positif) tetapi memiliki
pula sifat angkuh, sombong, iri dan selalu menganggap dunia milik dirinya sendiri
sehingga menyebabkab yowana terlena. Seperti balapan liar, pergi hunting,
modifikasi motor.
Tapi ada pula contoh khusus dari dampak
teknologi otomotif yang saat ini sedang buming sekali di kalangan para yowana.
Contohnya adalah “Om telolet
Om”....
Segala hal tersebut ia lakukan demi
membuat kepuasan sesaat untuk diri seorang yowana tetapi terkadang tidak
disadari semua itu akan berdampak besar bagi sang yowana itu sendiri maupun
orang lain disekelilingnya. Seperti banyak waktu yang terbuang, tidak membantu
orang tua, lupa sembahyang dan yang paling ditakutkan adalah membahayakan diri
sendiri maupun orang lain.
Jadi dari dari perkembangan di zaman
kalijaga dan tantangan era globalisasi bidang teknologi, kita sebagai yowana
dihadapkan pada tantangan yang lebih besar dan sulit. Dimana kita h arus lebih
cerdas memilah agar tak terjerumus ke langkah-langkah, perbuatan maupun tingkah
laku pola pikir yang negatif.
Semua itu juga tetap membutuhkan beberapa
faktor yaitu:
- Pengawasan dari orang tua
- Lingkungan sekitar yang positif
- Pendidikan yang cukup
- Sang yowana itu sendiri (dimana sang yowana harus bisa berwiwak) membedakan mana yang baik untuk dirinya dan mana yang buruk.
Dari keseluruhan
yang saya sampaikan
dapat disimpilkan bahwa,
kita sebagai yowana
diharapkan bisa menempatkan
dan menjaga diri
sendiri dari gangguan
ataupun ajakan yang
bersifat menyimpang, serta
kita sebagai yowana
tidak sombong dan
berbesar hati atas
apa yang kita
dapatkan pada saat
ini. Jadilah yowana
yang berwibawa dan
bijaksana, seperti yang
tercantum dalam kitab
suci:
“ haywa mawero dening kayowahan ”Artinya,
“ janganlah mabuk karena merasa diri kuat ”.
Umat sedharma, harapan saya kepada seluruh rekan rekan yowana pergunakanlah
masa remaja kita
dengan belajar dan
bekerja dalam hal yang
bersifat baik, sehingga dapat
meninggkatkan taraf kehidupan
yang lebiih baik
dimasa yang akan
datang.
Semoga dengan
apa yang saya
sampaikan, semuanya dapat
mengaplikasikannya dengan baik
sehingga dapat tercipta
kebahagiaan di
dunia ini, seperti
halnya tujuan hidup
manusia yaitu “Moksartam jagadhita
ya ca iti
dharma”. Demikian
pesan dharma yang
dapat saya sampaikan,
terima kasih atas
kesempatan yang telah
diberikan kepada saya,
saya akhiri dengan
paramasantih “Om Santih, Santih, Santih, Om”
No comments:
Post a Comment