viral

loading...

Tuesday, May 8, 2018

Contoh Dharma Wacana

Dharma Wacana Untuk Lomba

Bingkai  Kehidupan Yowana (Keremajaan)

Om  Svastyastu
Om  Awighnam  Astu  Namo  Siddham
Om  Anno  Badhrah  Kratawo  Yantu  Visvatah

Yang Terhormat, Bapak/Ibu Dewan  Juri  Lomba Dharma Wacana. Yang Saya hormati, segenap  jajaran  panitia  penyelenggara  Lomba Dharma Wacana,  serta  para  peserta  lomba Dharma Wacana yang  berbahagia.

Puji  syukur  kita  panjatkan  kehadapan  Sang  Hyang  Widhi  Wasa  karena  atas  asung  kerta  wara  nugraha Beliau,  kita  semua  dapat  berkumpul  dalam  kegiatan  Lomba  ini  dengan  keadaan  sehat  tanpa   kekurangan  suatu  apapun.

Sebelum lebih jauh lagi Saya berbicara, ada baiknya Saya perkenalkan diri terlebih dahulu. Nama Saya Putu Susilawati, utusan dari SMA Negeri 1 Seputih Mataram. Yang pada saat ini, masih duduk di bangku kelas XI IPA 1. Adapun tema Dharma wacana yang akan Saya sampaikan pada  kesempatan  ini berjudul  Bingkai  Kehidupan  Yowana  (Remaja)”Saya tertarik mengangkat tema ini, karena Yowana  merupakan ajaran penting dalam agama Hindu, selain itu sesuai dengan fakta yang ada saat ini banyak sekali masyarakat umat Hindu yang masih bingung untuk memberi makna pada hidupnya di dunia ini.

Umat sedharma, berbagai macam cara dilakukan oleh seseorang untuk dapat memaknai hidupnya. Ada orang yang bekerja untuk mencari uang/harta benda, ada orang yang belajar untuk memberi makna pada hidupnya, dan ada pula orang yang hanya diam saja untuk memaknai hidupnya. Namun, marilah kita bersama-sama menelaah suatu cara untuk memaknai hidup, yaitu dengan menjalankan masa yowana (remaja) sesuai dengan ajaran dharma. Saya yakin, pastinya semua umat Hindu sudah mengetahui arti dari kata yowana. Secara sederhana yowana berarti keremajaan, yowana adalah sifat sombong karena merasa diri lebih muda dan kuat. Memahami dan melaksanakan sikap yowana merupakan salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan, karena ajaran yowana dalam sad ripu merupakan salah satu macam kegelapan pikiran seseorang yang dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan bila dibiarkan begitu saja tanpa dilandasi  dengan ajaran dharma. Sikap-sikap dari yowana secara umum memang sudah banyak yang memahami dan menerapkan, tetapi pemahaman dalam mengimplementasikan ajaran  ini belum semua umat Hindu dapat memahaminya dengan baik.
Dharma Wacana
Contoh Gambar pelaksanaan Lomba Dharma Wacana
Umat Sedharma, perlu kita semua ketahui bahwa kita saat ini hidup di zaman kaliyuga dimana presentase  kejahatan  lebih  besar  dari  pada  presentase kebaikan  (75% : 25%) (3:1).  Oleh  karena  itu  kami para  yowana  yang  memiliki  rasa  ingin  tau yang  tinggi,  penuh  gairah,  kreativitas  dan  kecerdasan yang  luar  biasa  memiliki  tantangan  hidup  yang  lebih  sulit  dari  zaman  zaman  sebelumya. Hal ini seperti diuraikan dalam kakawin Niti Satra IV.7 ditegaskan ;
"Bila jaman Kali datang,Tidak ada yang lebih hebat dari orang kaya,Para pejabat, pendeta dan orang pandai,Semua sebagai pelayan orang kaya”.

Umat Sedharma, masa  remaja  (yowana)  merupakan  masa  dimana  bisa  dikatakan  masa  emas,  karena  dimasa  remaja  inilah  kita  mulai  mengenaal  diri  kita  sendiri.  Dari  para  yowana  banyak sekali  yang  meraih  prestasi  di  segala  bidang,   tetapi  tidak  sedikit   pula  para  yowana  yang melakukan  penyimpangan.

Kekerasan,  kejahatan,  kepalsuan,  berpacaran,  mencuri,  mencontek,  suka  berbohong, merampok itu  semua  adalah  contoh  yang  paling  mudah  kita  temukan  disekeliling  kita  para  yowana. Sedangkan  ada  pula  contoh  yang  lebih  khusus  namun  luput  dari perhatian  kita  yaitu  dalam melakukan  Sradha  dan  Bakti.  Perlu  kita  semua  ketahui sebenarnya  Sradha  dan  Bakti merupakan  pondasi  dasar  dari  diri  seorang  yowana  dalam  menyikapi  kehidupan  sehari-hari (kebiasaan). 

Hadirin  yang  terhormat,  selain  tantangan  dari  zaman  kaliyuga,  kita  sebagai  seorang yowana juga  dihadapkan  pada  tantangan  yang  sama  sulitnya  yaitu  tantangan  dari  Era Globalisasi  Dan Kemajuan  Teknologi  yang  pesat.  Dimana  semua  tantangan  tersebut  sudah  pasti  memiliki dampak  positif  dan  dampak  negatif,  dimana  dampak  positif  dari  era  globalisasi  adalah  meningkatkan  etos  kerja  yang  tinggi,  tingkat  kehidupan  yang  lebih  baik,  kemajuan  dalam  segala  bidang  sehingga  memudahkan  kehidupan  manusia,  dan  meningkatkan  pembangunan  negara.  Selain  dampak  positif,  ada  pula  dampak negatifnya  yaitu  mudahnya   nilai  barat  masuk  ke  Indonesia,  lunturnya  semangat  gotong  royong,  solidaritas  ,  kesetiakawanan  sosial,  kerusakan  lingkungan,  menghambat  pertumbuhan  sector  industry,  terjadinya  sikap  individualisme,  timbulnya  sikap  bergaya  hidup  mewah,  dan  mudah  terpengaruh  oleh  hal  hal  yang  tidak  sesuai  dengan  kebiasaan  serta  kebudayaan  negara.

Tantangan  bagi  para  yowana  saat  ini  yang  paling  berdampak  adalah  tantangan  dalam bidang teknologi,  mengapa  demikian?  Saya  akan  memberikan  beberapa  contoh  dari perbuatan  negatif seorang  yowana  akibat  kemajuan  teknologi  seperti  mempermudah  terjadinya  pelanggaran  terhadap  hak  atas  kekayaan  intelektual  (HAKI),  adanya  televisi mengakibatkan  yowana  untuk  berfikir  pendek  dan  bertahan  berkonsentrasi  dalam  waktu  yang  singkat  (short span  of  attention),  penyalahgunaan  pengetahuan  bagi  seluruh  kalangan  khususnya  para  yowana  dan  menciptakan   para  yowana  menjadi  generasi  yang  e-book  berpengetahuan  tinggi  tetapi  mempunyai  moral  rendah.  Selain  danpak  negatif  ada  pula  dampak  positifnya  seperti  membantu  dalam  hal  mencari  pelajaran,  bersosialisasi  dengan  mudah,  mengetahui  berita  terkini  dalam  segala  bidang,  pengganti  buku/  sebagai  pelengkap  buku,  dapat  menghubungi  keluarga  yang  jauh,  dan  dapat  mengenal  orang  baru. 

Itu  semua  merupakan  contoh  umum  dari  dampak  negatif  kemajuan  teknologi.  Selain contoh umum  terdapat  pula  contoh  khusus  yang  tidak  kita  sadari  bahwa  sesungguhnya teknologi  telah menggerus  kadar  sradha  dan  bakti  kita  dikalangan  para  yowana, mengapa  saya  katakan  seperti itu,  karena  banyak  sekali  contoh  yang  luput  dari penglihatan  kita  seperti  berangkat  ke  pura hanya  untuk  berkumpul  dengan  teman-teman selfie-selfie  (tidak  100%  keinginan sembahyang) ada  yang  mekidung  sibuk  sms-an, BBM-an,  FB-an,  IG-an,  pemangku  ngeraos  sibuk  maen game,  pemangku  udah nyiratang   tirte   masih  saja  selfie, masih  saja  chattingan.

Itulah kenyataan yang terjadi pada saat ini. Perlu kita semua ketahui orang yang lupa sembahyang/mengutamakan kesibukan lain dari pada sembahyang itu dampaknya sangatlah buruk, seperti yang diuraikan dalam Sarassamuscaya 207, sebagai berikut;

“Sarvasvamapi’yo dadyat halusenantaratmana,Na tana svargamapnati, cittahmavatra karyam“

Yang artinya ;
“Bukan besar jumlahnya, walaupun semua miliknya,seseorang yang ada di puniakan,namun jika jahat budinya, bimbang dan tidak tulus ihklas,itu tidak berpahala”.

Jadi  sebagai  yowana  harus  bisa   menyikapi  perkembangan  teknologi  dengan  lebih  kritis, cerdas dan  etis,  baik  dalam  memilih,  menyikapi  atau  memanfaatkan  kemajuan teknologi,  misalnya  menggunakan  hp  sebagai  alat  komunikasi  yang  bersifat  positif,  membantu  dalam  mengerjakan  tugas  sekolah,  menambah  wawasan  diri  kita,  dan  untuk  mencari  hal  hal  yang  mencerdaskan  diri  kita.  Untuk  mempererat  silahturahmi,  berdiskusi  akan  banyak  hal,  mempermudah  transaksi  bisnis  serta  jual  beli  barang.

Selain kemajuan teknologi terdapat pula tantangan kemajuan teknologi dalam bidang otomotif yang sangat berdampak besar bagi para yowana, mengapa? Karena para yowana  memiliki semangat membara api berkobar (dampak positif) tetapi memiliki pula sifat angkuh, sombong, iri dan selalu menganggap dunia milik dirinya sendiri sehingga menyebabkab yowana terlena. Seperti balapan liar, pergi hunting, modifikasi motor.

Tapi ada pula contoh khusus dari dampak teknologi otomotif yang saat ini sedang buming sekali di kalangan para yowana. Contohnya adalah “Om telolet Om”....
Segala hal tersebut ia lakukan demi membuat kepuasan sesaat untuk diri seorang yowana tetapi terkadang tidak disadari semua itu akan berdampak besar bagi sang yowana itu sendiri maupun orang lain disekelilingnya. Seperti banyak waktu yang terbuang, tidak membantu orang tua, lupa sembahyang dan yang paling ditakutkan adalah membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Jadi dari dari perkembangan di zaman kalijaga dan tantangan era globalisasi bidang teknologi, kita sebagai yowana dihadapkan pada tantangan yang lebih besar dan sulit. Dimana kita h arus lebih cerdas memilah agar tak terjerumus ke langkah-langkah, perbuatan maupun tingkah laku pola pikir yang negatif.

Semua itu juga tetap membutuhkan beberapa faktor yaitu:
  1. Pengawasan dari orang tua
  2. Lingkungan sekitar yang positif
  3. Pendidikan yang cukup
  4. Sang yowana itu sendiri (dimana sang yowana harus bisa berwiwak) membedakan mana yang baik untuk dirinya dan mana yang buruk.

Dari  keseluruhan  yang  saya  sampaikan  dapat  disimpilkan  bahwa,  kita  sebagai  yowana  diharapkan  bisa  menempatkan  dan  menjaga  diri  sendiri  dari  gangguan  ataupun  ajakan  yang  bersifat  menyimpang,  serta  kita  sebagai  yowana  tidak  sombong  dan  berbesar  hati  atas  apa  yang  kita  dapatkan  pada  saat  ini.  Jadilah  yowana  yang  berwibawa  dan  bijaksana,  seperti  yang  tercantum  dalam  kitab  suci:
 haywa  mawero  dening  kayowahan Artinya,
 janganlah  mabuk  karena  merasa  diri  kuat ”.

Umat sedharma, harapan saya kepada seluruh rekan rekan  yowana pergunakanlah  masa  remaja  kita  dengan  belajar  dan  bekerja  dalam hal yang bersifat  baik, sehingga  dapat  meninggkatkan  taraf  kehidupan  yang  lebiih  baik  dimasa  yang  akan  datang.

Semoga  dengan  apa  yang  saya  sampaikan,  semuanya  dapat  mengaplikasikannya  dengan  baik  sehingga  dapat  tercipta  kebahagiaan  di dunia  ini, seperti  halnya  tujuan  hidup  manusia  yaitu  Moksartam  jagadhita  ya  ca  iti  dharma”.  Demikian  pesan  dharma  yang  dapat  saya  sampaikan,  terima  kasih  atas  kesempatan  yang  telah  diberikan  kepada  saya,  saya  akhiri  dengan  paramasantih  “Om  Santih,  Santih,  Santih,  Om

No comments:

Post a Comment