Hari Raya Galungan
Ladang
Informasi – Hari raya Galungan dirayakan 210 hari sekali atau selama 6 bulan
sekali, karena hari raya ini menggunakan perhitungan Pawukon (Wuku), yaitu
jatuh pada Hari Rabu (Buda) Wage Kliwon Wuku Dungulan.
Banyak
dari kita menganggap bahwa hari raya Galungan adalah hari lebarannya umat
Hindu, namun tidak semata-mata demikian. Kenapa, karena setiap hari raya dalam
konsep agama hindu memiiki makna dan filosofis sendiri. Yang nantinya membuat
umat semakin meningkat sradha dan bhaktinya kepada Ida ang Hyang Widhi Wasa.
Bagaimana
sebetulnya makna dari hari raya Galungan tersebut?? Apa sesungguhnya tujuan
dari pelaksaananya??? Tentu ini sering sekali menjadi pertanyaan dalam hati.
Untuk
itu, disini akan dibahas dari rentetan pelaksanaan Hari Raya Galungan.
Hubungan Harmonis dengan alam, akan menjaga keseimbangan manusia dengan alam. |
Tumpek Wariga atau Tumpek Uduh
Tumpek wariga diperingati 25 hari
sebelum hari raya Galungan, yang memiliki makna ebagai wujud syukur kepada Ida
Sang Hyang Widhi Wasa atas kesuburan alam dan perlindungan bagi tanaman yang
dimiliki umat Hindu dalam rangka untuk mensejahterakan hidup. Maka pada hari
ini umat menghaturkan bhakti di perladangan atau sawah yang biasanya pada
tumpek wariga ini, sudah mulai siap dipanen untuk kepentingan hari raya
Galungan.
Sugihan Jawa
Sugihan Jawa merupakan peringatan yang
dilaksanakan 7 hari sebelum hari raya galungan. Makna dari sugihan Jawa adalah
menghaturkan syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas terjalinnya hubungan
yang harmonis dengan alam semesta (Palemahan), sehingga kita masih dapat hidup
dengan normal dan terpenuhi segala unsur hidup dari alam.
Sugihan Bali
Selanjutnya sehari setelah Sugihan
Jawa adalah Sugihan Bali, yaitu menyampaikan rasa syukur kehadapan Ida Sang
Hyang Widhi Wasa atas kesehatan dan kesejahteraan untuk insan individual. Disini
kita diharapkan mampu mulai mengekang dan melakukan pengendalian diri guna
persiapan menghadapai hari raya Galungan. Dikatakan bahwa pada esok harinya
sang Tiga Kala Wisesa mulai muncul disekitar kita untuk menggoda manusia. Untuk
itu kita harus mengendalikan diri agar tidak dipengaruhi oleh ketiga bhuta kala
tersebut.
Penyekeban
Dari arti kata nyekeb, yang artinya
menyimpan agar matang, pada hari ini kita diharapkan benar-benar mengendalikan
segala hal yang bersifat negatif agar menjadi matang dan siap menghadapi hari
raya Galungan.
Penyajaan
Penyajaan berasal dari bahasa Bali, jaja
yang artinya kue. Disini sudah mulai berproses, dari adonan, pencetakan dan
pemasakan sehingga menjadi kue. Ini adalah simbol bahwa kita harus bisa
menyatukan berbagai elemen dari diri kita untuk tujuan yang satu, yaitu hal
yang baik. Proses ini tidak mudah, harus digiling, ditumbuk, diayak diadon dan
seterusnya sehingga menjadi pulen dan siap untuk dibentuk dan menjadi sesuatu
yang berguna.
Penampahan
Demikian juga halnya penampahan,
berasal dari kata Tampah yang artinya memotong/menggorok/membunuh. Ini merupakan
simbol pembunuhan terhadap segala bentuk sifat-sifat buruk yang terdapat dalam
diri kita. Sad ripu, sad atatayi, sapta timiria dan sebagainya. Semua itu
dibunuh agar tidak menguasai diri kita dan menjerumuskan kita dalam jurang
neraka kita. Orang Bali sendiri, menyimbolkan dengan memotong hewan seperti
Babi yang merupakan penggambaran sifat malas dan kotor, kemudian ayam yang
merupakan lambang sifat rajas, agresif dan suka bersifat kasar.
Galungan
Ini adalah puncak dari perayaan
Galungan, setelah kita mampu melewati rentetan di awal, maka kita mulai menghadap
atau menyatukan diri kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa bahwa kita telah suci
lahir dan bhatin.
Pemaridan atau Umanis Galungan
Dilanjutkan dengan Umanis Galungan,
kita disimbolkan telah memperoleh anugerah dan kita sebarkan anugerah itu untuk
khalayak ramai yang hidup berdampingan dengan kita, baik manusia, hewan maupun
tumbuhan. Dan ini biasanya digunakan oleh umat Hindu untuk melakukan anjangsana
ke sanak family dan tetangga.
Kuningan
Sepuluh hari setelah hari raya
Galungan adalah hari raya kuningan, yang dapat dimaknai untuk mengingatkan kita
kembali bahwa kita telah suci lahir dan bhatin agar jangan kembali terlena dan
terjun ke dalam hal yang tidak baik.
Pegatwakan
Ini adalah penggambaran ita telah menyelesaikan segala
bentuk prosesi untuk menjadikan kita insan yang suci dan siap untuk menhadapi
kehidupan di dunia maya ini yang penuh dengan tantangan dan godaan.
Demikian
sedikit uraina mengenai makna dari pelaksanaan Hari Raya Galungan yang dipersepsikan
dari berbagai sumber.
No comments:
Post a Comment