viral

loading...

Tuesday, May 29, 2018

Memaknai Hari Raya Galungan


Hari Raya Galungan

Ladang Informasi – Hari raya Galungan dirayakan 210 hari sekali atau selama 6 bulan sekali, karena hari raya ini menggunakan perhitungan Pawukon (Wuku), yaitu jatuh pada Hari Rabu (Buda) Wage Kliwon Wuku Dungulan.

Banyak dari kita menganggap bahwa hari raya Galungan adalah hari lebarannya umat Hindu, namun tidak semata-mata demikian. Kenapa, karena setiap hari raya dalam konsep agama hindu memiiki makna dan filosofis sendiri. Yang nantinya membuat umat semakin meningkat sradha dan bhaktinya kepada Ida ang Hyang Widhi Wasa.

Bagaimana sebetulnya makna dari hari raya Galungan tersebut?? Apa sesungguhnya tujuan dari pelaksaananya??? Tentu ini sering sekali menjadi pertanyaan dalam hati.
Untuk itu, disini akan dibahas dari rentetan pelaksanaan Hari Raya Galungan.
Galungan dan Kuningan
Hubungan Harmonis dengan alam, akan menjaga keseimbangan manusia dengan alam.

Tumpek Wariga atau Tumpek Uduh

Tumpek wariga diperingati 25 hari sebelum hari raya Galungan, yang memiliki makna ebagai wujud syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas kesuburan alam dan perlindungan bagi tanaman yang dimiliki umat Hindu dalam rangka untuk mensejahterakan hidup. Maka pada hari ini umat menghaturkan bhakti di perladangan atau sawah yang biasanya pada tumpek wariga ini, sudah mulai siap dipanen untuk kepentingan hari raya Galungan.

Sugihan Jawa

Sugihan Jawa merupakan peringatan yang dilaksanakan 7 hari sebelum hari raya galungan. Makna dari sugihan Jawa adalah menghaturkan syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas terjalinnya hubungan yang harmonis dengan alam semesta (Palemahan), sehingga kita masih dapat hidup dengan normal dan terpenuhi segala unsur hidup dari alam.

Sugihan Bali

Selanjutnya sehari setelah Sugihan Jawa adalah Sugihan Bali, yaitu menyampaikan rasa syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas kesehatan dan kesejahteraan untuk insan individual. Disini kita diharapkan mampu mulai mengekang dan melakukan pengendalian diri guna persiapan menghadapai hari raya Galungan. Dikatakan bahwa pada esok harinya sang Tiga Kala Wisesa mulai muncul disekitar kita untuk menggoda manusia. Untuk itu kita harus mengendalikan diri agar tidak dipengaruhi oleh ketiga bhuta kala tersebut.

Penyekeban

Dari arti kata nyekeb, yang artinya menyimpan agar matang, pada hari ini kita diharapkan benar-benar mengendalikan segala hal yang bersifat negatif agar menjadi matang dan siap menghadapi hari raya Galungan.

Penyajaan

Penyajaan berasal dari bahasa Bali, jaja yang artinya kue. Disini sudah mulai berproses, dari adonan, pencetakan dan pemasakan sehingga menjadi kue. Ini adalah simbol bahwa kita harus bisa menyatukan berbagai elemen dari diri kita untuk tujuan yang satu, yaitu hal yang baik. Proses ini tidak mudah, harus digiling, ditumbuk, diayak diadon dan seterusnya sehingga menjadi pulen dan siap untuk dibentuk dan menjadi sesuatu yang berguna.

Penampahan

Demikian juga halnya penampahan, berasal dari kata Tampah yang artinya memotong/menggorok/membunuh. Ini merupakan simbol pembunuhan terhadap segala bentuk sifat-sifat buruk yang terdapat dalam diri kita. Sad ripu, sad atatayi, sapta timiria dan sebagainya. Semua itu dibunuh agar tidak menguasai diri kita dan menjerumuskan kita dalam jurang neraka kita. Orang Bali sendiri, menyimbolkan dengan memotong hewan seperti Babi yang merupakan penggambaran sifat malas dan kotor, kemudian ayam yang merupakan lambang sifat rajas, agresif dan suka bersifat kasar.

Galungan

Ini adalah puncak dari perayaan Galungan, setelah kita mampu melewati rentetan di awal, maka kita mulai menghadap atau menyatukan diri kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa bahwa kita telah suci lahir dan bhatin.

Pemaridan atau Umanis Galungan

Dilanjutkan dengan Umanis Galungan, kita disimbolkan telah memperoleh anugerah dan kita sebarkan anugerah itu untuk khalayak ramai yang hidup berdampingan dengan kita, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Dan ini biasanya digunakan oleh umat Hindu untuk melakukan anjangsana ke sanak family dan tetangga.

Kuningan

Sepuluh hari setelah hari raya Galungan adalah hari raya kuningan, yang dapat dimaknai untuk mengingatkan kita kembali bahwa kita telah suci lahir dan bhatin agar jangan kembali terlena dan terjun ke dalam hal yang tidak baik.

Pegatwakan

Ini adalah penggambaran ita telah menyelesaikan segala bentuk prosesi untuk menjadikan kita insan yang suci dan siap untuk menhadapi kehidupan di dunia maya ini yang penuh dengan tantangan dan godaan.

Demikian sedikit uraina mengenai makna dari pelaksanaan Hari Raya Galungan yang dipersepsikan dari berbagai sumber.

No comments:

Post a Comment