Pasek Gelgel
Om Avighnam Astu Namo Siddham
Ladang Informasi - Terlebih dahulu, kami haturkan
pangaksama mohon maaf sebesar – besarnya ke hadapan Ida Hyang Parama Kawi –
Tuhan Yang Maha Esa serta Batara–Batari junjungan dan leluhur semuanya. Agar
supaya, tatkala menceriterakan keberadaan para leluhur yang telah pulang ke Nirwana, kami terlepas dari kutuk dan neraka.
Om Siddhir Astu Tat Astu Svaha. Om Ksama Sampurna Ya
Namah Svaha.
Sebelum bergelar Kyayi Gusti Agung Pasek
Gelgel beliau bernama I Gusti Agung Pasek Gelgel. Pada saat para Arya selaku
penguasa daerah tidak berhasil mengendalikan jalannya roda pemerintahan di
Bali, yang penduduknya mayoritas orang-orang Bali Aga, sehingga Bali berada
dalam situasi tidak menentu. Atas prakarsa Ki Patih Ulung, lalu dikirimlah
utusan dari Bali ke Majapahit untuk menghadap Raja. Perutusan ini langsung
dipimpin oleh Ki Patih Ulung yang anggotanya terdiri dari sanak saudaranya,
antara lain, I Gusti Pangeran Pasek Tohjiwa, I Gusti Pasek Padang Subadra, I
Gusti Bandesa dan lain-lainnya. Setelah diadakan pembicaraan dari hati ke hati,
antara perutusan dari Bali dengan Raja Majapahit yang didampingi Maha Patih
Hamengkubhumi Kryan Gajah Mada dan para Manteri lainnya, Raja Majapahit
memutuskan menyerahkan kekuasaan atas Pulau Bali kepada sanak saudaranya Ki
Patih Ulung. Sebelum Raja Majapahit berhasil mengangkat seorang Adhipati untuk
Bali, selama itu Ki Patih Ulung berkuasa.
Setelah perutusan tiba di Bali, segera diadakan pasamuan (rapat) antara sanak saudara Ki Patih Ulung dengan tokoh-tokoh orang Bali Aga. Di dalam pesamuan itu disepakati secara bulat mengangkat I Gusti Agung Pasek Gelgel sebagai pimpinan pemerintahan diBali. Sebab itu pada tahun Çaka 1265 (tahun 1343 Masehi) I Gusti Agung Pasek Gelgel dinobatkan sebagai Raja di Bali berkedudukan di Gelgel dan bergelar Kyayi Gusti Agung Pasek Gelgel. Beliau berhasil meredam permusuhan antara orang-orang Bali Aga dengan para Arya dari Majapahit, dan akhirnya pada tahun Çaka 1272 (bulan Oktober 1350 Masehi), setelah Raja Majapahit secara terpusat melantik beberapa Adhipati. Dan akhirnya pucuk pimpinan pemerintahan di Bali berpindah dari tangan Kyayi Gusti Agung Pasek Gelgel kepada Çri Kresna Kepakisan (putra bungsu dari Çri Soma Kepakisan). Dengan pindahnya kekuasaan Kerajaan Gelgel dari tangan Kyayi Gusti Agung Pasek Gelgel kepada Çri Kresna Kepakisan maka berakhirlah pemerintahan Kyayi Gusti Agung Pasek Gelgel. Demikianlah hal ikhwal mengapa I Gusti Agung Pasek Gelgel bergelar Kyayi Gusti Agung Pasek Gelgel.
Kyayi Gusti Agung Pasek Gelgel menikahi tiga orang istri
yaitu yang pertama Luh Madri, putri Kyayi Kayuselem, Istri yang kedua yaitu Ni
Luh Tangkas Kori Agung putri I Gusti Pangeran Tangkas dan satu lagi istrinya
berasal dari Desa Gelgel. Dari perkawinannya dengan Luh Madri menurunkan I
Gusti Pasek Gelgel di Tampurhyang Batur, yang lama kelamaan Desa Tampurhyang
berubah menjadi Songan. Akhirnya keturunan I Gusti Pasek Gelgel di Tampurhyang
dikenal dengan sebutan I Gusti Pasek Gelgel Songan dan kemudian hanya memakai
sebutan Pasek Gelgel Songan.
Dari istrinya yang bernama Ni Luh Tangkas Kori Agung yang menurunkan putra yaitu Pasek Pangeran Tangkas Kori Agung, Bandesa Tangkas Kori Agung, Pasek Bandesa Tangkas Kori Agung dan Pasek Tangkas Kori Agung. Dari Istri beliau (Kyayi Gusti Agung Pasek Gelgel) yang berasal dari Desa Gelgel, berputra 6 orang laki-laki dengan nama yang sama masing-masing adalah : I Gusti Pasek Gelgel Aan, I Gusti Pasek Gelgel Akah, I Gusti Pasek Gelgel Mandwang, I Gusti Pasek Gelgel Sangkanbhuwana, I Gusti Pasek Gelgel Bhudaga dan I Gusti Pasek Gelgel Pegatepan.
Disini penulis tidak akan banyak bertutur tentang
keberadaan ke-6 putra Kyayi Gusti Agung Pasek Gelgel, kecuali I Gusti Pasek Gelgel
Pegatepan di Gelgel. I Gusti Pasek Gelgel Pegatepan adalah leluhur langsung
dari Kaki Bongol dan Kaki Djelantik, oleh karenanya penulis akan mencoba
mengupas sedikit tentang keberadaan I Gusti Pasek Gelgel Pegatepan.
I Gusti Pasek Gelgel di Pegatepan mempunyai putra 11 orang, yaitu :
- Ki Pasek Manik Mas De Gurun Pasek Gelgel, kemudian pindah ke Nusa Penida.
- Ki Pasek Gegel (Ki Gede Bendesa Gelgel) yang tetap tinggal di Gelgel.
- Ki Bendesa Manik Mas juga tetap tinggal di Gegel.
- Ki Pasek Gelgel kemudian pindah ke Desa Depaha, Buleleng lalu dijuluki Ki Pasek Gelgel Depaha.
- Ki Pasek Gelgel yang pindah ke Desa Bebetin, Buleleng seterusnya dijuluki Ki Pasek Gegel Bebetin.
- Ki Pasek Gegel, lalu pindah ke Desa Gobleg Buleleng, seterusnya dikenal dengan sebutan Ki Pasek Gelgel Gobleg.
- Ki Pasek Gelgel yang kemudian pindah ke Desa Ababi , Karangasem, lalu disebut Ki Pasek Gelgel Ababi.
- Ki Pasek Gelgel, yang kemudian pindah ke Banjar Muntig, Desa Kubu Karangasem, kemudian dijuluki Ki Pasek Gelgel Muntig.
- Ki Pasek Gelgel, kemudian pindah ke Banjar Pasek Tista, lalu disebut Ki Pasek Gelgel Tista.
- Ki Pasek Gelgel, lalu pindah ke Banjar Batudawa Desa Kubu Karangasem, lalu dijuluki Ki Pasek Gelgel Batudawa.
- Ki Pasek Gelgel, yang kemudian pindah ke Banjar Tulamben Desa Kubu Karangasem, seterusnya disebut Ki Pasek Gelgel Tulamben.
Pasek gelegl songan🙏
ReplyDelete