Memaknai Tumpek Uduh
Alam semesta memiliki kekuatan
tersembunyi, yang bisa dimanfaatkan dengan baik dan benar, seperti aset
pepohonan tropis, tanaman-tanaman yang banyak di sekitar kita. kalau kita bisa
memanfaatkan dengan baik, akan membuat sejahtera dan berpengaruh positif dalam
kehidupan kita, tapi kalau kita pergunakan dengan tidak baik akan merugikan dan
berpengaruh negatif bagi kehidupan, tanaman yang terpelihara dengan baik,
menjaga keberadaan mereka serta memeliharanya dengan benar, akan berdampak
positif bagi manusia, tidak hanya berdampak bagi lingkungan sekitarnya, tapi
juga dari segi ekonomi wisatawan berbondong-bondong menyaksikan keindahan alam
tersebut seperti objek wisata Tegalalang dan Jatiluwih, yang menjadi tujuan
berkunjung saat tour, ini tentu akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Contoh kecilnya lainnya, tanaman-tanaman
di sekitar kita, banyak memprediksi bahkan dari kalangan ilmuwan yang menekuni
dunia ilmiah, meyakini akan terjadi revolusi pengobatan kedokteran modern
(medis) ke pengobatan herbal menuju pengobatan pikiran dan tubuh. Hal-hal
seperti ini ditandai dengan adanya ketidak seimbangan kimiawi di dalam otak
terkait langsung dengan dengan penyakit psikis yang diderita manusia.
Kalau kita cermati alam sungguh
mengagumkan, betapa tidak, alam ini begitu sudah sempurna diciptakan oleh Yang
Maha Kuasa, menyediakan beraneka macam kebutuhan manusia, tinggal kita saja
bisa atau tidaknya menggali sumber-sumber yang ada di muka ini untuk sebuah
kebaikan yang bermanfaat. Seperti halnya saat manusi itu sakit, Segala macam
bentuk tanaman bisa dijadikan sumber obat herbal berpartisipasi sebagai
penyedia terbesar tumbuhan herbal berkhasiat sebagai obat. Jika anda seorang
wisatawan melakukan perjalanan tour di Bali ke pusat agrowisata ataupun ke
objek wisata persawahan anda akan menyaksikan kegiatan para petani melakukan
kegiatan upacara yadnya ini.
Manusia memang tergantung dari alam
raya, sebagai bagian dari alam semesta ini, maka umat Hindu Bali sangat memuja
dan menghormati alam semesta beserta isinya. Maka dari itu dalam keyakinan
beragama dan berketuhanan umat Hindu, memperingati Hari Raya Tumpek Uduh
(Tumpek Uye) sebagai salah satu penghormatan terhadap alam raya, yang telah
menyediakan makanan yang dikonsumsi oleh manusia. Esensi terpenting dan makna
dari perayaan Tumpek Uduh adalah rasa terima kasih yang sangat dalam terhadap
kekayaan alam yang melimpah ruah. Semua puja dan puji dilantunkan para pendeta,
pemangku atau pemimpin upacara penuh dengan intisari terima kasih terhadap
alam. Sungguh mulia.
Tumpek Uduh ini juga disebut Tumpek
Wariga, Tumpek Bubuh atau Pengatag, dirayakan setiap 6 bulan sekali di hari
Saniscara (Sabtu) Kliwon, wuku Wariga, tepat 25 hari sebelum Hari Raya
Galungan. Pemujaan pada Tumpek Uduh adalah persembahan kepada manifestasi Tuhan
sebagai Dewa Sangkara penguasa Tumbuh-tumbuhan. Momentum ini sangat baik untuk
manusia begitu pentingnya tanaman dan alam dalam arti yang sangat luas,
sehingga menjadi harmoni dalam kehidupan ini. Di Bali hal-hal yang berhubungan
dengan manusia selalu diadakan upacara yadnya, bahkan barang mati seperti
benda-benda yang terbuat dari logam seperti senjata, keris, perabotan dari
besi, sepeda motor, mobil juga diupacarai agar diberi berkah dan berguna bagi
manusia.
No comments:
Post a Comment