Perjalanan Atman Setelah Mati
Ladang Informasi - Sebagai
mahluk penghuni planet bumi ini, kita semua yakin dan percaya bahwa keberadaan
kita ini diciptakan oleh Sang Maha Tunggal yaitu Tuhan. Tuhan sang pencipta
alam beserta istrinya disebut dengan berbagai sebutan diantaranya disebut
Allah, Yesus, Yahweh, Sanghyang Widhi dan masih banyak lagi sebutan lainnya.
Disadari atau tidak penyebutan yang berbeda antara agama yang satu dengan yang
lainnya terhadap Yang Maha Khalik tersebut ternyata juga membawa perbedaan
terhadap sifat dan ajaran-ajaran dari sang maha khalik itu sehingga memberikan
pengaruh yang berbeda pula bagi para penganutnya. Kepercayaan dan keyakinan
akan kebenaran ajaran-ajaran yang diwahyukan oleh sang maha khalik tersebut,
yang lebih dikenal dengan sebutan agama telah mengkotak-kotakan keberadaan para
penganutnya. Pengkotak-kotakan ini terkadang terkesan mengekslusifkan agama
yang satu dibandingkan dengan agama yang lainnya.
Di alam nyata mahluk
ciptaan Tuhan ini telah dikelompok-kelompokkan kedalam berbagai agama yang ada,
bagaimana nasib roh/jiwa/atman manusia setelah kematiannya? apakah juga
dikelompok-kelompokkan sebagaimana agama yang dianutnya sewaktu hidup di bumi
ini?
Jawaban atas pertanyaan ini tentunya juga berbeda-beda tergantung dari sudut
pandang masing-masing agama?
Agama-agama rumpun Abrahamik mengelompokan roh/jiwa/atman orang meninggal
berdasarkan keyakinannya bukan karena perbuatannya. Perbuatan seseorang tidak
menentukan di sorga atau neraka tempat roh/jiwa/atman setelah kematiannya.
Sekalipun perbuatan buruk atau penuh dosa sepanjang dia menganut agama itu akan
masuk sorga. Sekalipun perbuatan seorang manusia baik, tetapi kalau beragama
lain akan masuk neraka.
Hanya melalui Yesus manusia bisa
mencapai Bapa di surga Dalam Islam, Nabi Mohamad mengusulkan/menentukan siapa
yang masuk sorga atau neraka, Allah hanya menyetujui apa yang diusulkan atau
ditentukan oleh Muhamad.
Menurut Hindu, orang masuk sorga, neraka atau bahkan moksah sekalipun adalah
karena perbuatannya sendiri. Roh/jiwa/atman seseorang semasa hidup di bumi ini
berkelakuan baik atau lebih banyak berbuat kebajikan dibandingkan dengan
kejahatan maka roh/jiwa/atman akan masuk sorga dan begitu juga sebaliknya yang
berbuat jahat atau kebanyakan berbuat jahat, akan masuk neraka. Hal ini tidak
terpengaruh oleh keyakinannya apakah Hindu atau Non Hindu.
Pertanyaan berikutnya adalah : Mungkinkah
Tuhan menciptakan sorga yang berbeda-beda bagi setiap pemeluk agama sesuai
dengan keinginan pendiri agama itu?
Gambaran sorga dan neraka masing-masing agama juga berbeda beda. Ada agama yang
menggambarkan sorga dimana manusia dengan tubuh seperti di dunia hidup
bersama-sama Tuhan, sekalipun tidak dirinci apa yang mereka lakukan di sorga.
Ada agama yang menggambarkan secara kategoris bahwa di Sorga, para lelaki yang
beriman memenuhi kesenangan tubuhnya (makan, minum, seks) secara tak terbatas.
Dalam kepercayaan Hindu yang hidup di sorga maupun neraka hanya jiwa.
Tetapi tempat ini bukan tempat abadi. Sorga dan Neraka sekedar persinggahan
sementara bagi atman yang tidak murni karena pengaruh karma wasana. Sorga
bersifat sementara.
Bagawad Gita IX: 21 menyatakan :
mereka menikmati sorga yang luas, dan ketika buah dari karma baik mereka habis,
mereka memasuki dunia yang tidak abadi ini; demikianlah mereka yang mengikuti aturan
Weda, mendambakan hasil dari perbuatan mereka, memperoleh lingkaran hidup dan
mati (Diterjemahkan dari Bhagawad Gita, Commentary bay Mahatma Gandhi).
Bagi atman yang ketika hidup di dunia banyak berbuat subha karma (berbuat baik)
dari pada asubha karma (berbuat tidak baik), mereka akan singgah sementara di
sorga. Dan sebaliknya, bagi atman yang ketika hidup banyak berbuat asubha karma
(berbuat tidak baik) dari pada subha karmanya (berbuat baik), mereka akan
singgah di neraka. Ini semua karena hasil karma mereka masing-masing. Akibat
tidak mampu mempertahankan kesucian sang atman yang suci, bagian dari Brahman
yang Maha Suci.
Jadi setelah menikmati sorga atau neraka, jiwa bisa kembali lahir ke dunia
untuk melanjutkan evolusinya sampai akhirnya mencapai moksa.
Tuhan/Sanghyang Widhi tidak pilih kasih, setiap orang membuat nasibnya
sendiri,melalui karma yang mereka lakukan sebelumnya. Karma yang lampau-lah
yang menentukan sebagai apa dan peranan apa yang dia terima dalam kelahirannya
di dunia ini. Itulah sebabnya yang dilahirkan berbeda-beda. Ada yang jadi
Pandita, Rohaniawan, Presiden, Pejabat ABRI maupun Sipil, Pengusaha
Sukses/Ekonom, Konglomerat, Petani Sukses dan Kaya Raya, Peternak Sukses,
Seniman, ada yang menjadi orang kaya, orang miskin, orang cacat, orang
gelandangan dsb. Bahkan yang lebih jauh merosot adalah sebagai binatang dan
tumbuhan. Hal ini juga merupakan salah satu motivasi umat Hindu dalam berbuat
baik, setidaknya bisa mencapai surga, sehingga reinkarnasinya nanti masih pada
manusia yang sempurna dan bernasib baik, dan ada kesempatan mencapai moksa
Tetapi yang penting diingat Sorga Hindu bukanlah sorga dimana manusia
memuaskan nafsu badaninya. Karena yang hidup di sorga Hindu hanya jiwa, tanpa
badan kasar. Neraka Hindu juga tidak seperti neraka dalam agama lain yang
merupakan tempat penyiksaan yang kejam dan abadi terutama bagi mereka yang
tidak seiman.
Neraka dalam Weda hanya disebutkan dalam tiga mantra sebagai tempat kegelapan
saja, lawan dari sorga yang artinya dunia yang selalu terang.
Berbeda dengan sorga yang ada di dunia spiritual, neraka itu sebetulnya ada di
dunia ini dalam bentuk penderitaan. Tetapi penderitaan kita di dunia ini
sifatnya konstruktif. Bukan balas dendam dan kekejaman tanpa batas.
Karl Jasper, seorang filsuf Jerman
mengatakan penderitaan membuat manusia melakukan refleksi, membuat
hidup seseorang semakin dalam dan bermakna. Orang yang tidak pernah menderita (apa mungkin ada ?) hidupnya
dangkal. Porselin yang indah dan mahal adalah tanah liat yang telah mengalami
penderitaan ; ditumbuk,dibentuk dan dibakar dalam api yang sangat panas.
Hasilnya barang seni yang berguna, indah dan tinggi nilainya. Sepotong bambu
setelah dilubangi tubuhnya dengan bor panas menjadi seruling yang menghasilkan
suara merdu.
Pertanyaan berikutnya adalah :Apakah
sorga satu keadaan pengalaman batin atau satu dunia sesungguhnya kemana jiwa
yang dibebaskan kembali?
Kebanyakan Upanisad secara praktis sedikit sekali atau tidak mengandung
rincian.
Chandogya (8.5.3) menjelaskannya
sebagai satu dunia, ketiga dari dunia ini, didalamnya ada dua danau besar
disebut Ara dan Nya. Disana juga ada penampungan
air yang lebih kecil yang berisi makanan-jus disebut airammadya,Sp,asavama,
sebatang pohon pee-pul dan satu kota disebut Aparajita,
disana juga ada satu ruang besar keemasan.
Kausitaki Upanisad (1.3.4 dan 5) memberikan
penjelasan yang lebih berwarna dan menambahkan satu sungai Viraja,
dua penjaga pintu (Indra dan Prajapati), satu singgasana disebut Vicaksana dan
satu kereta yang diberi nama Amitaujas. Lima ratus peri/bidadari
menyambut jiwa yang terbebaskan dan memujanya. Keharuman dan rasa Brahma
memasukinya pada keadaan yang tepat ketika dia masuk.
Seseorang yang mencapai Brahmaloka tidak akan kembali kepada keberadaan dunia
ini (sumber : A Concise Encyclopaedia of Hinduism” oleh Swami Harshananda,
Ramakrishna Math, Bangalore, First Edition, April 2008)
Dari penjelasan diatas surga adalah
tempat, tetapi dalam dunia rohani, bukan dunia materi. (ini berbeda dengan
sorga dan neraka agama-agama rumpun Yahudi, yang merupakan tempat sama seperti
dunia ini. Mereka percaya dengan kebangkitan tubuh (materi) maka sorga dan
nerakanya juga berupa tempat seperti dunia materi ini, ada tembok batasnya
segala, katanya dibuat dari batu bata).
Berapa kilometer jauhnya? (apa mungkin ada yang mengukur jaraknya). Tapi dunia
rohani tidak dapat diukur. Ia mungkin saja parallel dengan dunia materi ini.
Tapi ia tidak dapat dilihat oleh mata fisik.
Kalau sorga atau neraka itu sifat atau keadaan, artinya surga atau neraka itu
ada atau terjadi di dunia ini. Demikian juga moksha ? karena itu tidak ada
kehidupan sesudah mati. Masalahnya kapan suatu sifat atau keadaan itu disebut
sorga atau neraka ?
Seorang ibu yang mengalami sakit luar biasa waktu melahirkan apakah itu sorga
atau neraka ? Seorang teroris yang senang karena telah membunuh ratusan orang,
apakah itu sorga atau neraka ?
Nanti setiap orang dapat menentukan sendiri apa yang dia maksud dengan sorga
atau neraka menurut kepentingannya sendiri. Manusia sering tidak dapat
membedakan senang (preya) dengan bahagia atau yang baik (sreya).
Seorang penjudi senang ketika sedang main judi, tapi apakah itu hal yang baik
dan membawa bahagia?
Kalau sorga atau neraka sifat atau keadaan, lebih banyak menimbulkan pertanyaan
dari pada jawaban. Oleh karena itu kita kembali kepada jawaban yang diberikan
oleh Upanisad yang merupakan bagian integral dari Weda, yaitu surga dan neraka adalah tempat, tetapi dalam
dunia rohani, bukan dunia materi.
No comments:
Post a Comment