Pesona Taman Ayun
Taman Ayun Bali adalah sebuah
kompleks Pura yang sangat besar, terletak di Kecamatan Mengwi, Kabupaten
Badung, Bali, kurang lebih 18 km dari jantung Kota Denpasar. Setelah kita
melewati pintu masuk, taman luas yang terawat baik menyambut kedatangan, dengan
rumput hijau yang benar-benar indah, tapi sayangnya pada saat hari panas hal
ini dapat menjadi sangat berat karena tidak terdapat pohon-pohon besar untuk
memberikan keteduhan di taman ini. Ketika kita mencari keteduhan, taman bagian
belakang adalah jawabannya. Akan sangat menyenangkan sekali untuk
berjalan-jalan di jalan bebatuan di bawah pohon-pohon besar ditemanani oleh
suara burung-burung yang sedang bernyanyi.
Taman Ayun
diterjemahkan secara harfiah sebagai taman yang indah dan dianggap sebagai
salah satu Pura yang paling menarik di Bali. Dibangun pada tahun 1634 oleh Raja
Mengwi, I Gusti Putu Agung. Pura ini berbatasan dengan sungai yang lebar yang
mengairi sawah-sawah disekitar lokasi. Pura ini didedikasikan untuk para leluhur
Kerajaan Mengwi dan dewa-dewa penting lainnya. Taman Ayun Bali dianggap
sebagai “Pura Pusat” untuk Kerajaan Mengwi.
1. Dimana Lokasi Taman Ayun Bali ?
Taman ayun terletak di desa Mengwi Badung, sekitar 18 km barat
laut Denpasar (atau 25 menit jika berkendaraan).
Pura taman ayun terdiri atas 4 halaman yang
berbeda.
1. Halaman Pertama.
Disebut dengan Jaba yang bisa dicapai hanya dengan melewati
satu-satunya jembatan yang berada di sisi kolam dan Pintu gerbang. Begitu masuk
di sana ada tugu kecil untuk menjaga pintu masuk dan di sebelah kanannya
terdapat bangunan luas (wantilan) dimana sering diadakan sabungan ayam saat ada
upacara.
2. Halaman Kedua.
Di halaman ini, juga terdapat tugu air mancur yang mengarah ke 9
arah mata angin. Sambil menuju ke halaman berikutnya, di sebelah kanan jalan
terdapat sebuah komplek pura kecil dengan nama Pura Luhuring Purnama.
3. Halaman Ketiga.
Taman Ayun Bali ini atau Halaman ke
dua, posisinya lebih tinggi dari halaman pertama untuk masuk ke halaman ini,
pengunjung harus melewati pintu gerbang kedua. Begitu masuk, pandangan akan
tertuju pada sebuah bangunan Aling-aling “Bale Pengubengan” yang dihiasi dengan
relief menggambarkan “Dewata Nawa Sanga”, (9 Dewa penjaga arah mata angin). Di
sebelah timur halaman ini ada satu Pura kecil disebut Pura Dalem Bekak,
sedangkan di pojok sebelah barat terdapat sebuah Balai Kulkul menjulang tinggi.
4. Halaman Keempat.
Halaman terakhir adalah yang tertinggi dan yang paling suci.
Pintu gelung yang paling tengah akan dibuka di saat ada upacara, tempat ke luar
masuknya arca dan peralatan upacara lainnya. Sedangkan Gerbang yang di kiri
kananya adalah untuk keluar masuk kegiatan sehari-hari di pura tersebut.
Halaman ini terdapat beberapa meru menjulang tinggi dengan berbagai ukuran dan
bentuk. Tiga halaman dari Pura ini melambangkan tiga tingkat kosmologi dunia,
dari yg paling bawah adalah tempat / dunianya manusia, ke tingkat yang lebih
suci yaitu tempat bersemayamnya para dewata, serta yang terakhir melambangkan
Sorga tempat berstananya Tuhan Yang Maha Esa. Seperti dikisahkan dalam cerita
kuno Adhiparwa , keseluruhan kompleks pura menggambarkan Gunung Mahameru yang
mengapung di tengah lautan susu.
Kenapa Pura ini hancur Pada Tahun 1917 ?
Taman Ayun Bali ini hancur karena
gempa bumi hebat yang terjadi pada tahun 1917 dan tidak sempat dipugar hingga
tahun 1950. Candi bentar dan tugu yang tingginya mencapai 16 meter di halaman
bagian dalam Pura tersebut dibangun sesuai arsitektur Jawa, sedangkan candi yg
kecil berupa tempat duduk dari batu berjumlah 64 buah merupakan tugu leluhur
jaman megalitikum untuk mengenang para ksatria yang gugur dalam perang.
No comments:
Post a Comment