Makna Yajna Sesa
Umat Hindu meyakini adanya mahluk hidup karena makanan, adanya makanan karena
hujan, adanya hujan karena yajna, adanya yajna karena karma (Bhg). Ini mengandung
makna yang sangat mulia bagi manusia. Hidup ini senantiasa memerlukan
kebutuhan-kebutuhan yang seimbang antara jasmani dengan rohani. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut manusia harus berusaha dengan karmanya guna membuahkan hasil
atau pahala.
Demikian juga bahwa
manusia untuk tetap menunaikan kewajibannya untuk melaksanakan yajnanya, baik
yajna yang dilakukan setiap hari atau nitya karma maupun yajna yang
dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu.
Pelaksanaan yajna sesa
merupakan jenis yajna yang dilaksanakan oleh umat Hindu sehari-hari atau Nitya
Karma. Yajna sesa adalah persembahan yang tulus ikhlas dengan mempersembahkan
makanan berupa nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran, garam, dan air, yang
dilaksanakan setelah selesai memasak yang dipersembahkan pada tempat-tempat
tertentu. Yajna sesa juga disebut Ngejot atau Banten Saiban. Perlu diingat
bahwa pelaksanaan Yajna sesa/Ngejot/Saiban ini dilaksanakan setelah selesai
memasak nasi dan belum makan yang dipersembahkan setiap hari.Adapun bahan-bahan
yang diperlukan untuk membuat yajna sesa, sebagai berikut :
- Daun pisang, yang dipotong segi empat agak kecil dan dibuat sedemikian rupa yang berbentuk tangkih atau taledan yang digunakan sebagai alasnya.
- Nasi,
nasi ini sebagai persembahan pokok dari yajna sesa, apabila belum masak
lauknya ataupun yang lainnya, biasanya dapat pula dengan suguhan nasi dan
diisi sedikit garam. Ini mengandung makna bahwa nasi merupakan makanan
pokok manusia yang bermula dari beras dan melalui proses memasak ini yang
disertai dengan bantuan kekuatan Dewa Brahma dengan panasnya api, kekuatan
Dewa Wisnu dengan air, dan kekuatan Dewa Siwa untuk “Nyupat” atau
menyucikan beras sehingga bisa masak berubah menjadi nasi.
- Garam,
ini sebagai sarinya air laut yang terasa asin dan rasa asin ini sangat
diperlukan bagi kebutuhan manusia serta makanan yang akan dimakan tidak
terasa hambar. Makna terkandung di dalamnya adalah segala usaha maupun
yajna supaya dapat dirasakan atau dapat dinikmati hasilnya, tanpa ada rasa
maka sia-sia usaha itu. Lebih dari itu dengan “rasa” bahwa manusia sadar
atau merasakan dirinya berutang kepada Sang Hyang Widhi Wasa.
- Lauk-pauk,
ini juga merupakan bahan untuk yajna sesa untuk melengkapi rasa yang
terkandung dalam suguhan itu. Lauk pauk yang kita masak maka ini pun juga
dipersembahkan sebagai yajna sesa. Apapun bahannya lauk-pauk itu perlu
juga dipersembahkan, baik dari ikan, daging, buah-buahan atau biji-bijian.
- Sayuran,
inilah jenis makanan yang dibuat dari daun-daunan yang segar dan hijau
yang juga dapat melengkapi persembahan yajna sesa.
- Air
juga sebagai sarana untuk melengkapi melaksanakan yajna sesa. Seperti
halnya manusia jika habis makan perlu air untuk minum sebagai pengantar
makanan dan sebagai tanda kepuasan. Dengan minum air kita merasa tenang
dan sejuk serta pikiran tidak menjadi tegang, karena kekuatan Dewa Wisnu
berfungsi untuk menenangkan dan menyejukan kehidupan umatnya.Demikian
halnya juga dalam melaksanakan yajna sesa diakhiri dengan persembahan air
sebagai bukti bahwa suguhan itu telah dilaksanakan.
Setelah persiapan
untuk melaksanakannya telah dilengkapi sesuai dengan bahan-bahan tersebut di
atas dan telah ditata sedemikian rupa (ditanding), maka suguhan itu siap untuk
dipersembahkan.
Pelaksanaan Yajna Sesa
atau Ngejot ini ditujukan kehadapan :
- Sang Hyang Widhi Wasa beserta semua manifestasinya (Sang Hyang Siwa Raditya atau Sang Hyang Surya) suguhan ditempatkan diatas atap rumah atau di atas tempat tidur pada pelangkiran yang telah disediakan.
- Sang Hyang Brahma bertempat di tungku atau tempat memasak.
- Sang Hyang Wisnu bertempat di tempat menyimpan air atau bisa juga disumur.
- Sang Hyang Amerta atau Dewi Sri bertempat di penyimpanan beras atau nasi.
- Sang Hyang Pertiwi bertempat di halaman rumah yang juga ditujukan kehadapan bhuta-bhuti.
- Kehadapan Penunggun Karang bertempat di Tugu.
- Kehadapan Bhatara-Bhatari dan roh suci leluhur bertempat di Merajan dan Sanggar yang lainnya.
- Serta pada tempat-tempat yang lainnya yang dipandang perlu dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
Hakikat pelaksanaan
Yajna Sesa tersebut di atas dapat bermakna bahwa Hindu dimanapun berada
senantiasa membiasakan diri untuk mendahulukan kepentingan umum atau para dharma
dari pada kepentingan pribadi atau swadharma. Juga berarti untuk mendahulukan
dharma bakti dan kewajiban daripada pamrih atau kehendak menurut hak untuk diri
sendiri.
No comments:
Post a Comment