Ajaran Kanda Pat Bhuta
Kanda Pat Bhuta terdiri dari 27 bentuk
meditasi , dari 27 bentuk meditasi tersebut kebanyakan bersifat negatif atau
merusak, sementara 3 ( tiga ) yang baik yaitu (Meditasi
Kanda Pat Somyaning Butha , Meditasi Kanda Pat Penundung Butha dan Meditasi
Kanda Pat Pemrelina Butha) , ketiga Meditasi Kanda Pat Bhuta
yang baik ini harus di kuasai agar tidak bisa ganggu oleh mereka yang menguasai
Kanda Pat Bhuta yang bersifat negatif. Menurut tutur yang terdapat dalam pustaka
suci bahwasanya di dalam raga manusia terdapat unsur kekuatan Dewa dan unsur
kekuatan Butha dan apa yang terdapat di Buana Agung ( alam Semesta ), juga
terdapat dalam Buana Alit ( diri kita ), sebaliknya juga begitu, salah satu
diantara tersebut adalah tentang Butha, bahwasanya didalam diri manusia
terdapat Butha begitu juga di Buana Agung atau Alam Semesta yang bahkan jumlah
butha di Buana Agung jemlahnya ribuan jauh lebih banyak dibandingkan dengan
yang ada di dalam diri manusia atau dalam buana alit. sedikit pengetahuan Bhuta
yang ada dalam diri manusia ( Buana Alit ) dan Butha yang ada di alam semesta (
Bhuana Agung ), di jelaskan dalam Pustaka Kanda Pat Bhuta sebagai berikut :
pada saat manusia berada didalam kandungan ( duk manusa kantun ring telengin
cecupu manik ), dalam ajaran Kanda Pat Sari, kita memiliki empat saudara sejati ” Catur Sanak “, yang
bernama I Anta – I Preta – I Kala – I Dengen . selanjutnya ketika manusa lahir
: I Dengen menjadi Yeh Nyom selanjutnya menjadi I Bhuta Petak , selanjutnya
menjadi I Bhuta Janggitan selanjutnya menjadi I Bhuta Anggapati, Sedangkan I
Kala menjadi Getih selanjutnya menjadi I Bhuta Abang selanjutnya menjadi I
Bhuta Karuna selanjutnya menjadi I Bhuta Merajapati , sedangkan I Preta menjadi
Lamas selanjutnya menjadi I Bhuta Ireng selanjutnya menjadi I Bhuta Taruna
selanjutnya menjadi I Bhuta Banaspati, sedangkan I Anta menjadi Ari Ari
selanjutnya menjadi Bhuta Kuning, selanjutnya menjadi Bhuta Lembukania,
selanjutnya menjadi Bhuta Banaspati…… , disamping bhuta yang ada didalam diri
manusia ( Bhuana Alit ), juga terdapa Bhuta Kala yang ada di alam semesta (
Bhuana Agung ), malahan jumlahnya jauh lebih banyak dari pada yang ada di
Bhuana Alit , Bhuta yang ada di alam semesta jumlahnya ribuan dan di pimpin
oleh 108 Butha dan 108 Kala , 108 Bhuta ( diantaranya adalah Bhuta Bucari,
Bhuta Ulu Singa, Butha Ulu Gajah, Bhuta Ulu Wresabha , Butha Ulu Sliwah , Bhuta
Kalika , Bhuta Basang Basang , dan yang lainnya , sementara 108 Kala (
diantaranya adalah Sang Kala Bucari, Sang Kala Dangastra , Sang Kala Mreka ,
Sang Kala Sada , .Sang Kala Guna Guna , dan yang lainnya ) , berikut penulis
memberikan sekelumit cuplikan Mantram yang terdapat dalam Meditasi tersebut di
atas :
‘Mantram Meditasi Somyaning Bhuta’ :
Ong Namo Siwa Ya
Ong Niat
ingsun ngrangsukang Yoga Samadhi Somyaning Bhuta kang Marisomya watek para
bhuta kala kabeh, Ong sanak ngulun I Dengen mawak yeh Nyom matemahan Bhuta
Petak, matemahan Bhuta Janggitan, matemahan Bhuta Aggapati magenah ring
kulit………………………..dst, lah ta sira pada metusaking adnyana mapupul to sira ring
uluhati anerus ring kuncit,,,,anerus ring selaning ………………………….dst...
Melalui meditasi Tuntunan Semadhi
Kanda Pat yang dinamakan Meditasi Somyaning Butha ini kita di latih memupuk ,
menumbuhkan , meningkatkan unsur kekuatan Butha yang ada dalam diri manusia
kemudian di arahkan untuk sesuatu yang berguna bagi kehidupan yaitu untuk : Menyomyakan Butha ( berdamai dengan Butha ), Menyucikan
berbagai pekarangan, abian , tegalan , carik/sawah , Penyucikan perumahan
(pomahan).
Sejak jaman dulu para Yogi atau
Pertapa menyomyakan Bhuta dengan menggunakan sarana tertentu , ada yang
menggunakan sarana “pemusatan pikiran atau samadhi”, bagi kelompok pertapa yang
kebanyakan pengikutnya memiliki tingkat pengetahuan atau jnana yang tinggi, sedangkan
bagi kelompok pertapa yang kebanyakan pengikutnya memiliki tingkat atau jnana
yang masih rendah menggunakan sarana lelaban berupa segehan, caru , dan
sebagainya, mulai dari segehan warna putih – kuning kekuatan berdamainya 3
hari, segehan manca warna kekuatan berdamainya 5 hari, dan segehan agung
kekuatan berdamainya 15 hari. Caru brumbun kekuatan berdamainya dengan Butha
Kala selama 6 bulan, Caru Manca Sato kekuatan berdamainya dengan Butha selama 1
tahun, Caru Manca Sanak kekuatan berdamainya dengan Butha Kala selama 5 tahun 5
bulan , Caru Resi Gana ( sehabis melakukan pecaruan semua ditanam, kekuatan
berdama dengan Butha Kala selama 6 tahun, Caru Manca Kelud memiliki kekuatan
berdamai dengan Butha Kala selama 8 tahun, Caru Balik Sumpah , memiliki kekuatan
berdamai dengan para Butha Kala selama 9 tahun, Caru Tawur Gentuh meiliki
kekuatan berdamai dengan para Butha Kala selama 10 tahun, sementara Caru
Masepuh Agung kekuatan berdamainya 11 tahun, Caru Panca Wali Krama kekuatan
berdamainya 12 tahun 6 bulan, Caru Eka Dasa Rudra kekuatan berdamai dengan
Butha Kala 100 tahun, sementara Caru Malinggya Bhumi kekuatan berdamainya 400
tahun, sementara yang dikenal dengan Caru Arebhu Bhumi kekuatan berdamainya
dengan para Bhuta Kala selama 1000 tahun. Paiketan Paguron Seruling Dewata
termasuk kelompok yang berdamai dengan Bhuta dengan menggunakan sarana
Pemusatan Pikiran (Samadhi) karena para pengikutnya kebanyakan tingkat
pengetahuan (jnana) tinggi. Sementara kelompok Resi Markandya menggunakan
sarana berbagai korban sato karena para pengikutnya kebanyakan para petani dan
pekerja yang kurang mampu bersemadhi memusatkan pikiran dan kebiasaan ini telah
di warisi oleh masyarakat Bali Dwipa sampai sekarang.
‘Mantram Meditasi Panundung Bhuta’ :
Ong Namo Siwa Ya
Ong Niat
ingsun ngrangsukang yoga Samadhi Penundung Bhuta kang umalah para Bhuta Kala
pegawe ala kabeh………………dst, Ong tumurun Betara Rudra lan Betara Kala saking
ambara ngelayang masusupan ring angga sariranku, mayoga betara Rudra lan Betara
Kala ring sariran ngulun mijil aken geni murub ring siwardwara, ring
soca…………………………..dst…
Meditasi Kanda Pat Panundung Bhuta ini
mengajarkan pada kita cara untuk mengarahkan kekuatan Bhuta dalam diri kita
untuk mengusir para Bhuta yang tidak mau berdamai dan sering mengganggu kita
sekeluarga agar pergi dari pekarangan rumah yang kita tempati. Pada saat proses
pengusiran para Bhuta akan merasa kesakitan seperti di timpuk batu, atau
dilempar dibanting dipukul dengan tongkat dan semuanya menjerit kesakitan pada
saat pembacaan mantram ini.
‘Mantram Meditasi Pemrelina Bhuta’ :
Ong Namo Siwa Ya
Ong Niat
ingsun ngrangsukang yoga Samadhi Pemrelina Bhuta kang mralina para Bhuta Kala
pegawe ala kabeh luwirnia agringin jadma manusa, ngawe lara, adenda atma,
angamet jiwa, amateni amejah jadma manusa………………………ong Bethara Rudra mesusupan
ring angga sariran ngulun rumasuk saking siwadrawa anerus ring usus, anerus
ring tangan tengen,……………………….ong Bethara Kala masusupan ring sariran ngulun ,
rumasuk saking siwadwara anerus ring uluhati anerus ring tangan
kiwa…………………………………dst…
Meditasi ini mengajarkan kepada para
siswa cara mengarahkan kekuatan Bhuta yang ada pada diri kita untuk membunuh
dan menghancurkan para Bhuta yang suka mengganggu manusia yang setelah di usir
datang balik atau kembali mengganggu kita sekeluarga agar semuanya mati, musnah
terbakar tanpa bekas, jadi abu.
No comments:
Post a Comment