Asal-Usul Ilmu Leak Bali
Penggambaran Leak Bali |
Ladang Informasi - Di Indonesia, Istilah Leak dan Bali adalah dua
hal yang tak terpisahkan. Leak merupakan sisi mistis dalam
kehidupan masyarakat Bali. Apakah sebenarnya Leak Bali? Istilah
yang begitu fenomenal di Bali, dan tak sedikit membuat merinding bagi yang
mendengarnya.
Maaf, penulis menceritakan ini bukan dari pengetahuan pribadi,
sebagian besar isi artikel adalah kutipan dari banyak sumber. Jika anda
meragukan kebenarannya, penulis tidak bisa menjawabnya. Untuk itu sebaiknya
berkonsultasi pada tokoh/sesepuh Bali yang memang benar-benar tahu mengenai
mitologi Leak Bali.Dan semua ini kembali lagi pada keyakinan
masing-masing, dan tidak ada sedikit pun maksud dari penulis untuk menyinggung
orang atau masyarakat tertentu selain hanya sebagai bacaan untuk diketahui saja.
Mitologi Bali, Leak, Pengeleakan dan Sejarahnya.
Sebenarnya istilah Leak Bali lebih luas lagi artinya,
yaitu ada yang namanya Leak dan Pengeleakan.Pada masyarakat Bali
sendiri, membicarakan tentang kata Leak atau Pengeleakan masih
merupakan suatu hal yang tabu. Seseorang yang diketahui memiliki ilmu ngLeak
tidak boleh disinggung-singgung tentang ilmunya.Jika Anda percaya Leak,
sebaiknya tidak sembarangan membicarakan tentang Leak kepada setiap orang
yang tidak anda kenal di Bali.
Leak
Leak adalah sebutan untuk makhluk halus yang digambarkan memiliki
perujudan yang menakutkan.Makhluk halus yang disebut Leak ini ada dua nama,
yaitu :
1. Rangda
Rangda merupakan ratu
dari para Leak , konon katanya perwujudan amarah Dewi Durgha, istri dari
dewa siwa (mitologi Hindu bali). Wujudnya memiliki wajah dengan mata melotot,
kuku yang panjang panjang, gigi taring yang sangat panjang, lidahnya yang
menjulur sampai kaki terdapat banyak bola api diatas lidahnya dan membawa kain
putih di tangannya. Rangda biasanya muncul di Pura Dalem (pura tempat memuja
dewa Siwa, selalu berada di dekat kuburan) padahari hari tertentu, konon
seseorang yang melihat Rangda akan sakit parah selama 3 hari, dan seseorang
yang disentuh dengan kain putih milik rangda akan mati dan tidak dapat lahir
kembali (Reinkarnasi). Jika anda melihat rangda, sebaiknya lari sekencang kencangnya
ke tempat yang sejauh jauhnya, jika anda beruntung anda masih bisa hidup lebih
lama.
2.Celuluk
Bukan
Ce Luluk atau Teh Luluk, Celuluk adalah Leak dan merupakan anak buahnya si
Rangda.Rupa wajah celuluk memiliki ciri mata yang berlubang, gigi yang
besar besar dan kepala yang botak bagian depan. Walaupun serem, Celuluk tidak
bisa membunuh manusia, karena dia adalah Leak yang sangat penakut. Walaupun
ia sendiri penakut, Namun celuluk sangat suka menakut nakutii manusia. Celuluk
memiliki tawa yang sangat mengerikan dan wujud yang seram, namun jika kita
mengancam Celuluk, dia akan ketakutan dan menghilang. Celuluk biasa muncul di
hutan hutan, sungai, jembatan yang sepi, serta perempatan jalan yang dekat
dengan kuburan. Celuluk lebih sering muncul dihadapan manusia ketimbang Leak
Leak
lainnya.
Pengeleakan
Pengeleakan
adalah ajaran ilmu hitam dari bali, dimana penganutnya akan menjalani kehidupan
sebagai Leak.Mereka yang menjalani kehidupan sebagai Leak
ini konon akan memperoleh keabadian (mortal :)). Seperti pada jenis ilmu lain, Pengeleakan
juga memiliki tingkatan (level).Tingkat ilmu pengleakan dapat dilihat dari
wujud ketika menjadi Leak, yang paling rendah adalah
berujud seekor anjing, sedangkan yang paling tinggi adalah berujud seekor kera.
Ilmu Pengeleakan merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan di bali, seseorang
yang diketahui memiliki ilmu ngeleak tidak boleh disinggung tentang
ilmunya.Jika tersinggung, pelaku Pengeleakan yang sudah tinggi levelnya konon
bisa membunuh orang satu desa dalam satu malam.
Asal Usul Ilmu Leak
Kisah
Leak
ini ceritanya sangat panjang, kira-kira dimulai sejak jaman
kerajaan-kerajaan di Indonesia. Konon pada masa pemerintahan Airlangga
(1006 – 1042 M), di Jawa Timur hidup seorang janda sakti mandraguna,
yaitu bernama bernama Dayu Datu dari Desa Girah. Desa ini terletak di wilayah
pesisir Kerajaan Kediri. Dayu Datu inilah yang kemudian dikenal sebagai
Calonarang, yang diyakini sebagai orang yang pertama menulis ilmu sihir Pengeleakan.
Calonarang
menuliskan semua ilmu sihir yang dikuasainya kedalam sebuah “Kitab”, dan oleh
pengikutnya disebut Kitab Calonarang. Namun Mpu Bharadah yang juga sakti
mandraguna berhasil mengalahkan dan membunuh Calonarang, agar kitab dan ajaran
ilmu hitam calonarang tidak tersebar luas.
Seharusnya
masalah calonarang dan kitab sihirnya sudah selesai sampai disini, namun
sayangya , murid-murid calonarang tidak ikut terbunuh, dan mereka
berhasil melarikan diri ke Bali.Hingga akhirnya mereka melestarikan ilmu yang
didapat dari gurunya tersebut di Bali. Itulah kenapa ilmu sihir yang disebut Pengeleakan
itu lestari di Bali.
Yang
menarik pada masa itu, agama yang populer adalah agama Budha aliran Tantrayana.
Tantrayana mengajarkan cara pintas menuju Moksa. Upacara yang dilakukan antara
lain menari-nari di atas kuburan dengan iringan musik (instrumen kangsi dan
kemanak) sambil minum darah dan makan daging mayat yang dilakukan pada malam
hari sambil bertelanjang badan.
Ajaran
ini kemudian dianut juga oleh raja Kertanegara (1268-1292 M) dari kerajaan
Singasari. Dengan cara demikian terjadilah pertemuan jiwa antara pelaku upacara
dengan dewanya (lihat juga naskah Tantu Panggelaran disertasi dari Th. Pigeud
1924). Meskipun Ajaran Tantra ditujukan untuk kebaikan , diyakini Calonarang juga melakukan ritual yang serupa yang dia lakukan untuk
menyembah/memohon pada Batari Durga, yang notabene adalah salah satu dewi agama
hindu.
Kata
“kiri” atau kekirian dimana-mana selalu berkonotasi buruk, atau melawan
mainstream. Demikian juga pada masyarakat Bali, kata “kiri” adalah untuk
menyebut golongan ilmu-ilmu atau ajaran yang bertentangan dengan norma
dan agama. Dalam hal ini, ilmu Pengeleakan digolongkan ke dalam “Aji
Wegig”. Aji artinya ilmu, dan wegig artinya sifat yang suka mengganggu orang
lain. Karena sifatnya negatif, maka ilmu ini disebut “panNgiwa” ( Ngiwa berasal
dari kata kiwa (Bahasa Bali) artinya kiri. Pangiwa artinya pelaku perbuatan
tidak terpuji/jahat.
Ilmu
Leak
atau Pengeleakan ini bisa dipelajari dari lontar “ lontar yang memuat
serangkaian amalan Ilmu Hitam. Lontar“lontar adalah sebutan buku “ buku dari
jaman kuno, yaitu terbuat dari daun pohon lontar yang dibuat sedemikian rupa ,
dan diatas lontar diisi tulisan aksara Bali dengan bahasa yang sangat sakral.
Para
pengikut atau murid-murid Calonarang yang melarikan diri ke bali kemudian
menuliskan Ilmu sihir yang dikenal Pengeleakan pada kitab lontar.Mereka
membuatnya dalam empat kitab yaitu :
- Lontar Cambra Berag
- Lontar Sampian Emas
- Lontar Tanting Emas
- Lontar Jung Biru.
Tak hanya ilmu lain yang mengenal
tingkatan, ilmu Leak atau Pengeleakan juga terdiri dari beberapa tingkatan, yakni:
- Pengeleakan Tingkat Bawah, orang yang bisa ngeleak di tingkat ini bisa merubah wujudnya menjadi binatang seperti monyet, anjing, ayam putih, kambing, babi betina dan lain “ lain.
- Pengeleakan Tingkat Menengah, orang yang bisa ngeleak pada tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Burung Garuda bisa terbang tinggi, paruh dan cakarnya berbisa, matanya bisa keluar api, juga bisa berubah wujud menjadi Jaka Tungul atau pohon enau tanpa daun yang batangnya bisa mengeluarkan api dan bau busuk yang beracun.
- Pengeleakan Tingkat Tinggi, orang yang bisa ngeleak tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Bade yaitu berupa menara pengusungan jenasah bertingkat dua puluh satu atau tumpang selikur dalam bahasa Bali dan seluruh tubuh menara tersebut berisi api yang menjalar “ jalar sehingga apa saja yang kena sasarannya bisa hangus menjadi abu.
Konon
ilmu-ilmu yang ditulis oleh murid-murid calonarang tadi hanya sebagian dari apa
yang mereka ingat. Sementara isi kitab Calonarang itu sendiri jauh lebih
lengkap, dan tentunya jauh lebih mengerikan.Itulah sekelumit Cerita sejarah Leak
Bali, yang kita rangkum dari berbagai sumber.
No comments:
Post a Comment