Renungan
Kisah Ramayana |
Perdebatan panjang tentang adanya sistem pengajaran dalam Veda merupakan
suatu hal yang menjadi pembicaraan yang menarik. Selanjutnya
dalam arus modernitas
dituntut adanya sistem pembelajaran yang bersifat
komprehensif namun dilain hal
adanya banyak tuntutan yang “memaksa” seseorang untuk
melakukan tindakan yang
biasanya disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan orang
tersebut.
Pada pembahasan ini akan diulas tentang sistem pendidikan Veda yang mengacu
pada pembelajaran Vedic
Literature yang
biasanya seorang guru sering memberikan
bahan pembelajaran yang berupa cerita baik itu dalam Itihāsa maupun kesusasteraan
lainnya. Akan tetapi, ada juga yang memberikan arahan kepada
anak didiknya untuk
langsung membaca Veda
itu sendiri yang biasanya adalah kitab Catur Veda maupun
Bhagavadgītā tanpa
diajarkan terlebih dahulu tentang konsep Itihāsa
maupun Purana
sebagai pondasi pengetahuan anak didik.
Selanjutnya untuk pembahasan tentang pendidikan agama Hindu
bahwa sejak dini
sudah ada tentang materi mendongeng tentang agama Hindu yang
isinya adalah cerita
kepahlawanan yang ada dalam epos Itihāsa baik itu Rāmāyana dan Mahābhārata serta
cerita tentang patriotisme dari Purana tentang kelahiran
para dewa. Untuk itu perlu
adanya pembaharuan dalam kurikulum untuk memasukan Itihāsa dan puraṇa sebagai
materi pokok untuk mempermudah peserta didik memahami ajaran
Veda. Karena dalam metode pendidikan adanya
yang dinamakan dengan story telling yang memudahkan peserta didik dalam
menyerap materi yang diajarkan oleh guru melalui metoda cerita. Karena dalam
hal ini Itihāsa dan Puraṇa sebagai suhrita samhita sangat memungkinkan sekali untuk bisa
dipahami oleh anak-anak dan bahkan orang awam sekalipun.
Memahami Teks
Kitab Upaveda,
Itihāsa ini merupakan
kelompok kitab jenis epos, wiracarita atau cerita tentang kepahlawanan. Pada
umumnya pengertian Itihāsa
adalah nama sejenis karya sastra
sejarah agama Hindu. Itihāsa
adalah sebuah epos yang menceritakan
sejarah perkembangan raja-raja dan kerajaan Hindu dimasa silam. Ceritanya penuh
fantasi, roman, kewiraan dan di sana sini dibumbui dengan mitologi sehingga
memberi sifat kekhasan sebagai sastra spiritual. Di dalamnya terdapat beberapa
dialog tentang sosial politik, tentang filsafat atau idiologi, dan teori kepemimpinan
yang diikuti sebagai pola oleh raja-raja Hindu. Kata Itihāsa terdiri atas tiga kata, yaitu iti-ha-asa, sesungguhnya kejadian itu begitulah
nyatanya. Walaupun Itihāsa
merupakan kitab sejarah agama, namun
secara materiil sangat sulit untuk dijadikan pembuktian sejarah. Sebagai kitab
sejarah banyak memuat hal-hal yang menurut fakta sejarah masih dapat
dibuktikan, termasuk social politik, pertentangan berbagai suku bangsa yang ada
antara berbagai kerajaan yang kontemporer pada masa itu. Oleh karena itu
peranan dan fungsi Itihāsa
tidak dapat diabaikan begitu saja.
Ketika hendak mempelajari Veda
dan perkembangannya, mempelajari
sejarah agama Hindu dan kebudayaannya, berbagai konsep politik dan idiologi
yang relevan, maka kitab Itihāsa
sangat penting artinya untuk
dipelajari. Secara tradisional jenis yang tergolong Itihāsa ada dua macam, yaitu Rāmāyana dan Mahābhārata.
Kedua epos ini sangat terkenal di dunia dan memikat imajinasi masyarakat Indonesia
di masa silam hingga sekarang. Kedua kitab ini telah digubah ke dalam sastra
Jawa Kuno yang sangat indah. Ceritanya banyak diambil dalam bentuk drama dan
pewayangan. Demikian pula dalam seni pahat dan seni lukis sangat gemar mengambil
tokoh-tokoh dari cerita ini. Khusus dalam bab ini akan meninjau kedua epos yang
terbesar di dalam agama Hindu, yaitu: Rāmāyana
dan Mahābhārata.
Catatan :
- Print out Materi Ajar ini, sebagai tugas resume.
- Download Tugas Uji Kompetensi dengan Mengklik "DOWNLOAD TUGAS".
- Mencari Kisah Ramayana dan Mahabharata, Kemudian mencetak menjadi Tugas Makalah. Kisah Ramayana dan Mahabharata bisa di download DISINI.
- Setelah Langkah-langkah Penugasan diselesaikan, Silahkan isi form komentar di bawah sebagai bukti keterlibatan kalian!
No comments:
Post a Comment