Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Dunia Pendidikan
Pendidikan Berkarakter 2014 |
Bayangkan apa persaingan yang muncul
ditahun 2021? Yang jelas itu akan menjadi beban kita dan orangtua masa kini.
Saat itu, anak-anak masa kini akan menghadapi persaingan dengan rekan-rekannya
dari berbagai belahan Negara di Dunia. Bahkan kita yang masih akan berkarya
ditahun tersebut akan merasakan perasaan yang sama. Tuntutan kualitas sumber
daya manusia pada tahun 2021 tentunya membutuhkan good character.
Bagaimanapun juga, karakter adalah
kunci keberhasilan individu. Dari sebuah penelitian di Amerika, 90 persen kasus
pemecatan disebabkan oleh perilaku buruk seperti tidak bertanggung jawab, tidak
jujur, dan hubungan interpersonal yang buruk. Selain itu, terdapat penelitian
lain yang mengindikasikan bahwa 80 persen keberhasilan seseorang di masyarakat
ditentukan oleh emotional quotient.
Bagaimana dengan bangsa kita?
Bagaimana dengan penerus orang-orang yang sekarang sedang duduk dikursi penting
pemerintahan negara ini dan yang duduk di kursi penting yang mengelola roda
perekonomian negara ini? Apakah mereka sudah menunjukan kualitas karakter yang
baik dan melegakan hati kita? Bisakah kita percaya, kelak tongkat estafet kita
serahkan pada mereka, maka mereka mampu menjalankan dengan baik atau justru
sebaliknya?
Dari sudut pandang psikologis, saya
melihat terjadi penurunan kulaitas “usia psikologis” pada anak yang berusia 21
tahun pada tahun 2011, dengan anak yang berumur 21 pada tahun 2001. Maksud
usia psikologis adalah usia kedewasaan, usia kelayakan dan kepantasan yang
berbanding lurus dengan usia biologis. Jika anak sekarang usia 21 tahun seakan
mereka seperti berumur 12 atau 11 tahun. Maaf jika ini mengejutkan dan
menyakitkan.
Walau tidak semua, tetapi kebanyakan
saya temui memiliki kecenderungan seperti itu. Saya berulangkali bekerjasama
dengan anak usia tersebut dan hasilnya kurang maksimal. Saya tidak “kapok” ber
ulang-ulang bekerja sama dengan mereka. Dan secara tidak sengaja saya menemukan
pola ini cenderung berulang, saya amati dan evaluasi perilaku dan karakter
mereka. Kembali lagi ingat, disekolah pada umumnya tidak diberikan pendidikan
untuk mengatasi persaingan pada dunia kerja. Sehingga ada survey yang
mengatakan rata-rata setelah sekolah seorang anak perlu 5-7 tahun beradaptasi
dengan dunia kerja dan rata-rata dalam 5-7 tahun tersebut pindah kerja sampai
3-5 kali. Hmm.. dan proses seperti ini sering disebut dengan proses mencari
jati diri. Pertanyaan saya mencari “diri” itu didalam diri atau diluar diri?
“saya cocoknya kerja apa ya? Coba kerjain ini lah” lalu kalau tidak cocok
pindah ke lainnya. Kenapa tidak diajarkan disekolah, agar proses anak menjalani
kehidupan di dunia yang sesungguhnya tidak mengalami hambatan bahkan
tidak jarang yang putus asa karena tumbuh perasaan tidak mampu didalam dirinya
dan seumur hidup terpenjara oleh keyakinannya yang salah.
Baiklah kembali lagi ke topik,
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
Bagi Indonesia sekarang ini,
pendidikan karakter juga berarti melakukan usaha sungguh-sungguh, sitematik dan
berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan
semua orang Indonesia bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa
membangun dan menguatkan karakter rakyat Indonesia. Dengan kata lain, tidak ada
masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa kejujuran, tanpa
meningkatkan disiplin diri, tanpa kegigihan, tanpa semangat belajar yang
tinggi, tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab, tanpa memupuk persatuan di
tengah-tengah kebinekaan, tanpa semangat berkontribusi bagi kemajuan bersama,
serta tanpa rasa percaya diri dan optimisme. Inilah tantangan kita bangsa
Indonesia, sanggup?
Theodore Roosevelt mengatakan: “To
educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society”
(Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah
ancaman mara-bahaya kepada masyarakat).
No comments:
Post a Comment