Kegiatan
baik di dunia ini yang hanya berdasarkan pada pamrih atau pahala atau belum
sepenuhnya terlepas dari keinginan atau ikatan duniawi hanya memperolehSurga /
planet-planet para dewa yang hanya sementara dinikmati. Demikian pula
kegiatan-kegiatan jahat akan melalui kelahiran di planet-planet material lain
yang lebih rendah (termasuk planet Bumi) yang dilalui dengan kesengsaraan (Neraka), yang pada akhirnya kembali ke Planet Bumi
ini untuk kembali menekuni keinsafan diri dengan watak, fisik, nasib dan
kecerdasan berdasarkan Karma pada kelahiran sebelumnya.
Kelahiran
singkat di Planet Bumi kita ini adalah kesempatan emas, Bumi ini tempat yang
sempurna / seimbang untuk “ujian atau latihan mengatasi tipuan Maya duniawi”.
Di planet-planet surga terlalu sibuk dengan kenikmatan indrawi dan di
planet-planet material yang lebih rendah dari Bumi lebih menderita, sehingga
sulit menjalankan kegiatan Rohani.
Di
Bumi ini orang-orang yang telah insaf dari cara hidup yang salah yang selalu
berakhir pada penderitaan akibat Hukum Sebab Akibat (Hukum Karma), atau
orang-orang yang karena Karma dan usahanya telah mencapai kecerdasan spiritual
dan memahami pengetahuan spiritual sejati
terus menerus melatih ketidakterikatandisertai
Bhakti tulus kepada Tuhan adalah sifat-sifat
rohani.
Bila sifat-sifat rohani tersebut sudah merupakan karakter seseorang dan tetap dipelihara sampai saat-saat kematian maka seseorang akan terbebas dari reinkarnasi kembali ke alam material, menetap di “Surga Abadi”, alam rohani Tuhan yang kekal, alam yang berada diluar alam semesta material, alam kebahagiaan tertinggi.
Bila sifat-sifat rohani tersebut sudah merupakan karakter seseorang dan tetap dipelihara sampai saat-saat kematian maka seseorang akan terbebas dari reinkarnasi kembali ke alam material, menetap di “Surga Abadi”, alam rohani Tuhan yang kekal, alam yang berada diluar alam semesta material, alam kebahagiaan tertinggi.
Roh
tidak dilahirkan, tapi badan dilahirkan, apapun yang dilahirkan pasti berakhir
pada kematian. Surga menurut persepsi badaniah adalah sementara.
—————————–
Bhagavad-gita
2.12
Pada masa lampau tidak pernah ada suatu saat pun Aku, engkau maupun semua raja ini tidak ada; dan pada masa yang akan datang tidak satupun di antara kita semua akan lenyap.
Pada masa lampau tidak pernah ada suatu saat pun Aku, engkau maupun semua raja ini tidak ada; dan pada masa yang akan datang tidak satupun di antara kita semua akan lenyap.
Bhagavad-gita
2.22
Seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dan membuka pakaian lama, begitu pula sang roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan lama yang tidak berguna.
Seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dan membuka pakaian lama, begitu pula sang roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan lama yang tidak berguna.
Bhagavad-gita
8.15
Sesudah mencapai kepada-Ku, roh-roh yang mulia, yogi-yogi dalam bhakti, tidak pernah kembali ke dunia fana yang penuh kesengsaraan, sebab mereka sudah mencapai kesempurnaan tertinggi.
Sesudah mencapai kepada-Ku, roh-roh yang mulia, yogi-yogi dalam bhakti, tidak pernah kembali ke dunia fana yang penuh kesengsaraan, sebab mereka sudah mencapai kesempurnaan tertinggi.
Bhagavad-gita
8.16
Dari planet tertinggi di dunia material sampai dengan planet yang paling rendah, semuanya tempat-tempat kesengsaraan, tempat kelahiran dan kematian dialami berulang kali. Tetapi orang yang mencapai tempat tinggal-Ku tidak akan pernah dilahirkan lagi, wahai putera Kunti.
Dari planet tertinggi di dunia material sampai dengan planet yang paling rendah, semuanya tempat-tempat kesengsaraan, tempat kelahiran dan kematian dialami berulang kali. Tetapi orang yang mencapai tempat tinggal-Ku tidak akan pernah dilahirkan lagi, wahai putera Kunti.
Bhagavad-gita
9.21
Bila mereka sudah menikmati kesenangan indria-indria yang luas di surga seperti itu dan hasil kegiatan salehnya sudah habis, mereka kembali lagi ke planet ini, tempat kematian. Jadi, orang yang mencari kenikmatan indria-indria dengan mengikuti prinsip-prinsip dari tiga veda hanya mencapai kelahiran dan kematian berulang kali.
Bila mereka sudah menikmati kesenangan indria-indria yang luas di surga seperti itu dan hasil kegiatan salehnya sudah habis, mereka kembali lagi ke planet ini, tempat kematian. Jadi, orang yang mencari kenikmatan indria-indria dengan mengikuti prinsip-prinsip dari tiga veda hanya mencapai kelahiran dan kematian berulang kali.
Bhagavad-gita
12.6
Tetapi orang yang menyembah-Ku, menyerahkan segala kegiatannya kepada-Ku, setia kepada-Ku tanpa menyimpang, tekun dalam pengabdian suci bhakti, selalu bersemadi kepada-Ku, dan sudah memusatkan pikirannya kepada-Ku- cepat Kuselamatkan dari lautan kelahiran dan kematian, wahai putera Prtha.
Tetapi orang yang menyembah-Ku, menyerahkan segala kegiatannya kepada-Ku, setia kepada-Ku tanpa menyimpang, tekun dalam pengabdian suci bhakti, selalu bersemadi kepada-Ku, dan sudah memusatkan pikirannya kepada-Ku- cepat Kuselamatkan dari lautan kelahiran dan kematian, wahai putera Prtha.
—————————–
Reinkarnasi
menunjukkan ke-Maha Adil-an Tuhan, kita
dilahirkan berbeda-beda : sifat-sifat, fisik, rejeki, kecerdasan, dst.
Reinkarnasi juga menunjukkan Tuhan Maha Pengampun. Untuk Kebebasan dari kelahiran dan kematian dari
alam material ditempuh dengan menekuni Ketidakterikatan, cinta kasih, dan
Bhakti kepada Tuhan. Tetapi walaupun belum
tercapai, usaha-usaha spiritual kita dalam kelahiran sekarang tidak akan
sia-sia.
—————————–
Bhagavad-gita 6.37
Arjuna berkata; o Krsna, bagaimana nasib seorang rohaniwan yang tidak mencapai sukses, yang mulai mengikuti proses keinsafan diri pada permulaan dengan kepercayaan, tetapi kemudian berhenti karena pikiran yang duniawi dan dengan demikian tidak mencapai kesempurnaan dalam kebatinan?
Bhagavad-gita 6.37
Arjuna berkata; o Krsna, bagaimana nasib seorang rohaniwan yang tidak mencapai sukses, yang mulai mengikuti proses keinsafan diri pada permulaan dengan kepercayaan, tetapi kemudian berhenti karena pikiran yang duniawi dan dengan demikian tidak mencapai kesempurnaan dalam kebatinan?
Bhagavad-gita
6.41
Sesudah seorang yogi yang tidak mencapai sukses menikmati selama bertahun-tahun di planet-planet makhluk yang saleh, ia dilahirkan dalam keluarga orang saleh atau dalam keluarga bangsawan yang kaya.
Sesudah seorang yogi yang tidak mencapai sukses menikmati selama bertahun-tahun di planet-planet makhluk yang saleh, ia dilahirkan dalam keluarga orang saleh atau dalam keluarga bangsawan yang kaya.
Bhagavad-gita
6.42
Atau (kalau dia belum mencapai sukses sesudah lama berlatih yoga) dia dilahirkan dalam keluarga rohaniwan yang pasti memiliki kebijaksanaan yang tinggi. Memang, jarang sekali seseorang dilahirkan dalam keadaan seperti itu di dunia ini
Atau (kalau dia belum mencapai sukses sesudah lama berlatih yoga) dia dilahirkan dalam keluarga rohaniwan yang pasti memiliki kebijaksanaan yang tinggi. Memang, jarang sekali seseorang dilahirkan dalam keadaan seperti itu di dunia ini
Bhagavad-gita
6.43
Sesudah dilahirkan seperti itu, sekali lagi dia menghidupkan kesadaran suci dari penjelmaannya yang dahulu, dan dia berusaha maju lebih lanjut untuk mencapai sukses yang lengkap, wahai Putera Kuru.
Sesudah dilahirkan seperti itu, sekali lagi dia menghidupkan kesadaran suci dari penjelmaannya yang dahulu, dan dia berusaha maju lebih lanjut untuk mencapai sukses yang lengkap, wahai Putera Kuru.
Bhagavad-gita
6.44
Berkat kesadaran suci dari penjelmaan sebelumnya, dengan sendirinya dia tertarik kepada prinsip-prinsip yoga-kendati pun tanpa diupayakan. Seorang rohaniwan yang ingin menemukan jawaban seperti itu selalu berada di atas prinsip-prinsip ritual dari kitab suci.
Berkat kesadaran suci dari penjelmaan sebelumnya, dengan sendirinya dia tertarik kepada prinsip-prinsip yoga-kendati pun tanpa diupayakan. Seorang rohaniwan yang ingin menemukan jawaban seperti itu selalu berada di atas prinsip-prinsip ritual dari kitab suci.
Bhagavad-gita
6.45
Apabila seorang yogi tekun dengan usaha yang tulus ikhlas untuk maju lebih lanjut, dengan disucikan dari segala pencemaran, akhirnya ia mencapai kesempurnaan sesudah melatihnya selama banyak penjelmaan, dan ia mencapai tujuan tertinggi.
—————————–
Menggunakan Waktu, Keteguhan hati dan Tekad untuk keSurga atau keNeraka?
Karena itu jangan kau
gunakan keteguhan hati dan kekuatanmu untuk
melakukan hal-hal yang tidak baik, atau bahkan untuk urusan-urusan duniawi
biasa; melainkan pakailah tenaga dan tekadmu untuk
memperoleh rahmat Tuhan.Gunakan waktu dan tenagamu untuk
mengendalikan keresahan pikiran dan membina keteguhan hati.Apabila seorang yogi tekun dengan usaha yang tulus ikhlas untuk maju lebih lanjut, dengan disucikan dari segala pencemaran, akhirnya ia mencapai kesempurnaan sesudah melatihnya selama banyak penjelmaan, dan ia mencapai tujuan tertinggi.
—————————–
Menggunakan Waktu, Keteguhan hati dan Tekad untuk keSurga atau keNeraka?
Engkau harus merasa bahwa semua sifat Tuhan terwujud dalam dirimu. “Kelapangan hati Tuhan harus menjadi bagian dari diriku. Sifat tidak mementingkan diri sendiri yang merupakan ciri khas Tuhan harus menjadi bagian dari diriku. Cinta kasih Tuhan yang tidak terbatas harus menjadi bagian dari diriku.” Jika engkau memiliki perasaan ini maka engkau mencapai tahap “aku dan Dia satu”, dan terjadilah kemanunggalan yang sempurna. Engkau harus tak putus-putusnya berusaha mencapai perasaan ini; kerahkan segenap tenagamu untuk mencapainya. (-Bhagavan Sri Sathya Sai Baba – )
No comments:
Post a Comment