Bhagavadgita
Bhagavadgita salah satu Kitab Susastra Hindu |
Bhagawad Gita (Sansekerta atau Bhagawad Gītā atau Bhagawad
Gîtâ, artinya adalah Nyanyian sang Bagawan (orang suci). Bhagawad Gita adalah
sebuah bagian dari Mahabharata yang termasyhur, dalam bentuk dialog yang
dituangkan dalam bentuk syair. Dalam dialog ini sang Kresna adalah pembicara
utama yang menguraikan ajaran-ajaran falsafinya kepada sang Arjuna yang menjadi
pendengarnya.
Syair ini merupakan interpolasi atau sisipan yang dimasukkan
kepada Bhismaparwa. Adegan ini terjadi pada permulaan Bharatayuddha. Saat itu
Arjuna berdiri di atas bukit dan memandang ke bawah, ke tempat seberang di mana
berada para Korawa dan sekutu-sekutu mereka. Arjuna harus memerangi mereka
semua, tetapi ia dilanda kesedihan dan kebimbangan. Karena meskipun mereka
pernah berbuat jahat terhadapnya, mereka tetap saudara-saudari dan
sahabat-sahabat yang sudah ia kenal dan dikasihinya. Lalu ia diberi wejangan
dan nasehat-nasehat oleh Kresna yang berlaku sebagaisaisArjuna.
Penulis Bhagawad Gita tidaklah dikenal, tetapi yang jelas
bukanlah Vyasa yang dikatakan menggubah Mahabharata. Yang bisa dikatakan dari
penulis Bhagawad Gita, ialah bahwa ia pasti seorang brahmana dan juga seorang
waisnawa, atau pemuja Batara Wisnu. Selain itu ia adalah seorang filsuf yang
sangat pandai dan besar daya khayalnya.
Bhagawad Gita yang kekal
Bagaimana pun juga, penulis Bhagawad Gita tidak diketahui secara
pasti karena Bhagawad Gita merupakan ajaran agama Hindu yang sangat tua sekali
umurnya. Umat Hindu meyakini, Bhagawad Gita merupakan ilmu pengetahuan abadi,
yakni sudah ada sebelum umat manusia menuliskan sejarahnya dan ajarannya tidak
akan dapat dimusnahkan.
Dalam Bhagawad Gita, Tuhan melalui perantara Sri Kresna
bersabda:
Śrī
bhagavān uvāca: imam vivasvate yogam proktāvan aham avyayam vivasvān manave
prāha manur iksvāke ‘bravit (Bhagavad
Gītā, 4.1)
Arti: Sri Bhagawan (Kresna) bersabda: Aku telah mengajarkan ilmu
pengetahuan yang abadi ini kepada Dewa matahari, Vivasvan. Vivasvan mengajarkan
ilmu ini kepada Manu, ayah manusia. Manu mengajarkan ilmu ini kepada Iksvaku.
Pada sloka di atas, Tuhan berkata kepada Arjuna, bahwa ajaran
dalam Bhagawad Gita sudah pernah ia jabarkan kepada Vivasvan, Sang Dewa
matahari, sebelum ia tuturkan kepada Arjuna pada saat perang Bharatayuddha akan
berlangsung. Berarti Bhagawad Gita yang disampaikan kepada Arjuna merupakan
ajaran yang dituturkan kembali untuk yang kedua kalinya oleh Tuhan.
Menurut Kresna, Dewa mataharilah yang pertama kali menerima
ajaran Bhagawad Gita, lalu ia bersabda pada putranya, Manu. Manu menurunkan
ajaran Bhagawad Gita kepada Iksvaku, maharaja di bumi. Pada masa itu
ajaran-ajaran Bhagawad Gita disampaikan secara lisan. Bhagawad Gita disusun
sebagai sebuah kitab oleh Bhagawan Vyasa setelah umat manusia mengenal tulisan.
Menurut penjelasan yang
dijabarkan kitab Bhagawad Gita, bagaimanapun penafsiran seseorang terhadap asal
muasal Bhagawad Gita, iatidak akan pernah menemukan kepastian jika masih
terikat dengan hal-hal duniawi. Ajaran Bhagawad Gita bersifat apauruseya, artinya melampaui kekuatan
manusia.
Masa
Penulisan
Bhagawad Gita ini dikatakan mendapat pengaruh dari keenam aliran
Hindu atau sad darsana, terutama dari aliran Samkhya, Yoga dan
Wedanta.Parapakar berpendapat bahwa syair ini ditulis kurang lebih pada abad ke
dua ata ketiga Masehi.
Bagian-Bagian Bhagavadgita
Kitab ini terdiri dari 18 bagian:
·
Bagian pertama, Arjuna
Wisada Yoga, menguraikan keragu-raguan dalam diri Arjuna, setelah menyadari
akibat akan peperangan yang akan terjadi, dinilai bertentangan dengan ajaran
Dharma. Dalam bab ini, termasuk didalamnya penggambaran situasi dan kondisi
yang berlangsung di Padang Kuru, tempat terjadinya perang saudara terbesar
dalam sejarah umat manusia.
Pertentangan ajaran Dharma yang terjadi dalam
diri Arjuna, antara lain adalah:
·
Ahimsa
·
Larangan membunuh guru
sebagai dosa besar (mahā pataka).
·
Ajaran Vairāgya, sebagai
sistem pencapaian tujuan moksa.
·
Kemerosotan moral dan
musnahnya tradisi leluhur, sebagai ekses terjadinya peperangan.
·
Kekacauan dalam sistem
varnāśrama-dharma termasuk persepsi timbulnya kekacauan dalam jātidharma dan
dharma
Atas pemikiran bahwa, peperangan itu
bertentangan dengan Dharma, Arjuna mengharapkan bimbingan kari Krisna untuk
keluar dari kebingunggan ini.
·
Bagian kedua, Samkhya
Yoga, menguraikan yoga dan samkhya
·
Bagian ketiga, Karma
Yoga, menguraikan pencapaian yoga karena karma, usaha, perbuatan.
·
Bagian keempat, Jñana
Yoga, menguraikan pencapaian yoga karena ilmu pengetahuan suci.
·
Bagian kelima, Karma
Samnyasa Yoga, menguraikan pencapaian yoga karena prihatin.
·
Bagian keenam, Dhyana,
menguraikan tentang makna Dhyana sebaga satu sistem dalam yoga
·
Bagian ketujuh, Jñana
Wijñana, menguraikan pencapaian yoga karena budi.
·
Bagian kedelapan, Aksara
Brahma Yoga, menguraikan hakikat akan Kekekalan Tuhan.
·
Bagian kesembilan, Raja
Widya Rajaguhya Yoga, Hakikat Ketuhanan sebagai raja dari segala ilmu
pengetahuan (widya).
·
Bagian kesepuluh, Wibhuti
Yoga, menguraikan akan sifat hakikat Tuhan yang absolut, tanpa awal,
pertengahan dan akhir.
·
Bagian kesebelas,
Wiswarupa Darsana Yoga, kelanjutan dari Vibhuti Yoga, dijelaskan dengan
manifestasi secara nyata.
·
Bagian keduabelas, Bhakti
Yoga, menguraikan mencapai yoga dengan bhakti.
·
Bagian ketigabelas,
Ksetra Ksetrajña Yoga, menguraikan hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
hubungan dengan purusa dan prakrti.
·
Bagian keempatbelas, Guna
Traya Wibhaga Yoga, membahas Triguna – Sattvam, Rajas dan Tamas.
·
Bagian kelimabelas,
Purusottama Yoga, menguraikan beryoga pada purusa yang Maha Tinggi, Hakikat
Ketuhanan.
·
Bagian keenambelas,
Daiwasura Sampad Wibhaga Yoga, membahas akan hakikat tingkah-laku manusia, baik
dan buruk.
·
Bagian ketujuhbelas,
Sraddha Traya Wibhaga Yoga, menguraikan kepercayaan dan berkeyakinan pada
Triguna.
·
Bagian kedelapanbelas,
Moksa Samnyasa Yoga, merupakan kesimpulan dari semua ajaran yg menjadi inti
tujuan agama yang tertinggi.
No comments:
Post a Comment