Pengertian Padmasana
Padmasana |
Padmasana atau
(Sanskerta: padmāsana) adalah sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh
sajian bagi umat Hindu, terutama umat Hindu di Indonesia. Kata padmasana berasal
dari bahasa Sanskerta, menurut Kamus Jawa Kuna-Indonesia yang disusun
oleh Prof. Dr. P.J. Zoetmulder (Penerbit Gramedia,
1995) terdiri dari dua kata yaitu : “padma” artinya bunga teratai dan “asana”
artinya sikap duduk. Hal ini juga merupakan sebuah posisi duduk dalam
yoga.Padmasana berasal dari Bahasa Kawi, menurut Kamus Kawi-Indonesia yang
disusun oleh Prof. Drs. S. Wojowasito (Penerbit CV
Pengarang, Malang, 1977) terdiri dari dua kata yaitu: “Padma” artinya bunga
teratai, atau bathin, atau pusat. “Sana” artinya sikap duduk, atau tuntunan,
atau nasehat, atau perintah.Padmasana berarti tempat duduk dari teratai merah
sebagai stana suci Tuhan Yang Maha Esa (I Made Titib, 2001).
Berdasarkan dua pendapat ini, bahwa bunga teratai adalah simbol dari tempat
duduk dari dewa-dewa dan Hyang Widhi sehingga Padmasana tidak lain dari
gambaran alam semesta (makrokosmos) yang merupakan stana dari Ida Sang Hyang
Widhi Wasa.Dalam Lontar “Padma Bhuana“, Mpu Kuturan menyatakan
bahwa Bali sebagai Padma Bhuwana. Bunga teratai (padma) dijadikan simbol alam
semesta stana Hyang Widhi yang sebenarnya. Dalam Lontar “Dasa Nama Bunga”
disebut, bunga teratai adalah rajanya bunga (Raja Kesuma) karena hidup di tiga
alam — akarnya menancap di lumpur, batangnya di air, sedangkan daun dan
bunganya di atas air (udara). Karenanya, bunga ini adalah simbol Tri Loka atau
Tri Bhuwana Stana Hyang Widhi Wasa dan bunga daunnya yang berlapis-lapis
sebagai perlambang dari sembilan arah penjuru mata angin alam semesta (I Ketut
Wiana, 2004).
Posisi padmasana
adalah sikap duduk bersila dengan kedua telapak kaki dilipat ke atas, sehingga
tampak seperti posisi yang berbentuk lingkaran. Mungkin ini tidak sesuai dengan
apa yang terlihat di lapangan, bahkan pada bagian puncak Padmasana tampak
berbentuk singhasana berbentuk kursi persegi empat. Hal ini akan terjawab kalau
orang memperhatikan pesimpen pancadatu atau pedagingan yang ditanamkan di
dasar, di madya, maupun di puncak dari Padmasana (Cudamani, 1998).
Isi pedagingan pesimpen
itu, terutama pedagingan puncak yang berbentuk padma terbuat dari emas,
diletakkan paling atas di atas singhasana yang berbentuk kursi persegi empat
ini. Karena ditanam, meskipun terletak di puncak, benda itu tidak terlihat dari
luar. Rupanya pedagingan berbentuk padma dari emas inilah yang memberi nama
bangunan itu sehingga bernama Padmasana — Dewa-dewa dan Ida Sang Hyang Widi
bertahta di atasnya.
Simbol dari Padmasana
menggambarkan tingkatan alam yaitu Tri Loka (bhur, bwah dan swah). Hal ini
terlihat dari Bhedawang Nala dengan dua naga (Anantabhoga dan Basuki)
melambangkan alam bawah (bhur loka), badannya (padma termasuk singhasana)
melambangkan atmosfer bumi (bwah loka). Sedangkan swah loka tidak dilukiskan
dalam wujud bangunan tetapi di dalam pesimpen pedagingan yang berwujud padma
dan di dalam puja yang dilukiskan dengan “Om Padmasana ya namah dan Om Dewa
Pratistha ya namah.”Padma dalam Bahasa Bali artinya bunga teratai, dan Sana
artinya duduk. Dewa Siwa digambarkan sebagai Dewa yang duduk di atas bunga
teratai.
Bunga teratai yang
berhelai delapan tepat pula sebagai simbol delapan kemahakuasaan Sanghyang
Widhi yang disebut Asta-Aiswarya.
Asta-Aiswarya ini juga
menguasai delapan penjuru mata angin. Keistimewaan bunga padma adalah: puncak
atau mahkotanya bulat, daun bunganya delapan, tangkainya lurus, dan tumbuh
hidup di tiga lapisan: lumpur, air, dan udara.
Hal-hal ini memenuhi
simbol unsur-unsur filsafat Ketuhanan atau Widhi Tattwa, yakni keyakinan,
kejujuran, kesucian, keharuman, dan ketulusan.
Dengan demikian
Padmasana adalah simbol yang menggambarkan kedudukan Hyang Widhi sebagai bunga
teratai, atau dapat juga dikatakan bahwa Padmasana sebagai tuntunan batin atau
pusat konsentrasi. Bunga teratai dipilih sebagai simbol yang tepat
menggambarkan kesucian dan keagungan Hyang Widhi karena memenuhi unsur-unsur :
- Helai daun bunganya berjumlah delapan sesuai dengan jumlah manifestasi Hyang Widhi di arah delapan penjuru mata angin sebagai kedudukan Horizontal. : Timur (Purwa) sebagai Iswara, Tenggara (Agneya) sebagai Maheswara, Selatan (Daksina) sebagai Brahma, Barat Daya (Nairiti) sebagai Rudra, Barat (Pascima) sebagai Mahadewa, Barat Laut (Wayabya) sebagai Sangkara, Utara (Uttara) sebagai Wisnu, Timur Laut (Airsanya) sebagai Sambhu.
- Puncak mahkota berupa sari bunga yang menggambarkan simbol kedudukan Hyang Widhi secara vertikal dalam manifestasi sebagai: Siwa (adasthasana/ dasar), Sadasiwa (madyasana/ tengah) dan Paramasiwa (agrasana/ puncak)
- Bunga teratai hidup di tiga alam yaitu tanah/lumpur disebut pertiwi, air disebut apah, dan udara disebut akasa.
Bunga teratai
merupakan sarana utama dalam upacara-upacara Panca Yadnya dan juga digunakan
oleh Pandita-Pandita ketika melakukan surya sewana.
Demikian pengertian dari Padmasana yang memiliki Sejarah yang besar dalam perkembanganya dalam kehidupan beragama Hindu.
No comments:
Post a Comment