Ajaran Filsafat Vaisesika
Perhatian pokok
filsafat Vaisesika  adalah analisanya yang mendalam tentang alam semesta
yang terdiri atas kategori-kategori (padartha). Filsafat Vaisesika merupakan
realisme pluralistik,  sebuah filsafat  identitas dan perbedaan
yang  menekankan bahwa inti realitas  terdiri atas perbedaan atau
kebhinekaan. Sebuah kategori  disebut  padartha  dan seluruh
alam semesta  ini diturunkan  menjadi enam padharta. Padartha secara
literal berarti objek yang  ditandai oleh kata  atau makna kata.
Semua objek pengetahuan  atau semua yang riil  berada di bawah
padartha. Padartha berarti suatu objek yang  dapat dipikirkan
(jeneya)  dan diberi nama  (abhidheya). Ini hanyalah  berupa
katalog tentang sesuatu benda yang dapat diketahui, atau  pengungkapan 
riil yang beragam tanpa  adanya upaya untuk mensintesakan mereka.
Semua objek yang 
ditandai oleh  kata secara lebih luas dibagi menjadi dua klas, yaitu
eksistensi (bhava) dan non eksistensi (abhava). Eksistensi termasuk semua
entitas positif, seperti benda-benda fisik, pikiran, jiwa-jiwa, dan sebagainya.
Non  eksistensi  (abhava)  terdiri atas fakta-fakta negatif,
seperti  non eksistensi benda-benda. Terdapat  enam jenis bhava,
yaitu:
1.   
Substan (dravya)
2.   
Sifat (guna)
3.   
Kerja (karma)
4.   
Universal (samanya)
5.   
Kekhususan (visesa) dan
6.   
Inheren (samavaya).
Filosof-filosof 
Vaisesika belakangan menambahkan satu lagi padartha, yaitu abhava, sehingga
menjadi berjumlah tujuh padartha, ketidakadaan atau penyangkalan 
keberadaan (abhava).
Ketiga kategori 
yang pertama dari benda-benda, sifat dan kegiatan, memiliki keberadaan obyektif
yang  nyata, sedangkan  ketiga kategori berikutnya yaitu, keumuman,
kekhususan dan keterpaduan  merupakan keberadaan logika yang merupakan
hasil dari perbedaan kecerdasan. Rsi Kanada hanya menyebutkan enam kategori
sedangkan  yang ketujuh ditambahkan oleh penulis berikutnya.
Tanah, air, udara,
ether,  waktu, ruang, jiwa dan pikiran merupakan  sembilan
drawiya  atau benda-benda. Empat pertama dan yang terakhir  dianggap
berwujud atom-atom  dan empat yang  pertama tadi  bersifat
abadi  dan juga tidak  abadi. Tidak abadi  diberbagai
persenyawaan dan abadi  pada bentuk atom  terakhir dan setelah itu
mereka seharusnya  kembali keasalnya.
Pikiran meruakan
substansi  abadi yang tidak meresapi  segala sesuatu seperti halnya
roh, dan bersifat atom. Ia dapat  dikenali hanya ketika seseorang berpikir
suatu saat. Pada sembilan substansi  tersebut terdapat  tujuh
belas  sifat yang terpadau  didalamnya  yaitu: warna (rupa), rasa
(rasa), bau (gandha), sentuhan (sprasa), jumlah (sankhya), ukuran (parimani),
keterpisahan atau kepribadian (prthaktwam), persekutuan dan tanpa
persekutuan  (samyoga-wibhagam), prioritas  dan keturunan 
(partwa-aparatwa), pemahaman (buddhayah), kesenangan dan penderitaan
(sukha-dukha), keinginan dan kebencian (icchadwesa) dan kehendak (prayatnah).
Tujuh lainnya dikatakan termasuk  didalamnya,  yaitu  keenceran,
kekentalan, kecakapan, jasa, cacat dan  suara membuatnya menjadi berjumlah
dua puluh empat. Enam belas sifat-sifat ini merupakan milik dari
substansi  material sedang delapan sifat lainnya yaitu pemahaman,
kehendak,  keinginan, kebencian,  kesenangan, penderitaan, jasa dan
cacat merupakan milik dari roh.
Kategori yang 
ketiga yaitu: karma atau kegiatan, mengandung limajenis kegiatan 
yaitu:  peningkatan,  penurunan,  kontraksi,  perluasan dan
pergerakan, kategori  keempat, yaitu: samanya atau keumuman sifat, terdiri
dari  dua hal yaitu:
1.   
Keumuman yang lebih tinggi  atau lebih rendah, dan
2.   
Jenis kelamin  dan species.
Kategori  yang kelimayaitu
wisesa atau kekhususan  merupakan milik dari sembilan substansi abadi dari
kategori yang pertama, yang kesemuanya memiliki  perbedaan  akhir
yang kekal, yang membedakan yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu
sistem ini disebut Vaisesika.
Kategori ke enam yaitu
samawaya atau keterpaduan hanya  satu jenis yaitu keterpaduan  antara
substansi dengan sifatnya antara jenis kelamin atau  species  dengan
peribadinya  antara sesuatu  obyek dengan pemikiran umum  yang
berhubungan dengan yang dipikirkan menadi satu kesatuan yang nyata. Adaempat
macam abhawa, dari kategori  ke tujuh yaitu: ketidak beradaan sebelumnya,
penghentian keberadaan, ketidak beradaan timbal balik dan ketidak beradaan
mutlak.
Pengetahuan
 tentang padartha merupakan cara pencapaian kebaikan tertinggi. Kebaikan
tertinggi berasal dari  pengetahuan  yang dihasilkan  oleh
dharma  khusus dari intisari paradartha dengan memakai persamaan dan
perbedaannya. Rsi Kanada tidak secara  terbuka menunjukkan  Tuhan
dalam  Sutra-Nya, kepercayaannya adalah  bahwa formasi atau
susunan  alam dunia ini merupakan  hasil dari  adrsta yaitu
kekuatan yang tak terlihat  dari karma atau kegiatan. Beliau 
menelusuri aktivitas atom dan roh mula-mula  terhadap prinsip adrsta.
Para pengikut 
Kanada memperkenalkan Tuhan sebagai penyebab efisien dari alam dunia, sedangkan
atom-atom merupakan penyebab material dari alam semesta ini. Atom-atom 
yang tak dapat  terpikirkan tidak memiliki daya dan kecerdasan untuk
menjalankan  alam semesta ini  secara teratur. Yang  pasti
aktivitas atom-atom  itu diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa yang dikenal
dengan maha tahu dan  maha kuasa. Kesimpulan  dalam kitab suci 
mengharuskan  kita untuk  mengakuai adanya Tuhan. Kecerdasan 
apakah yang  membuat adrsta  bekerja ? Jawabnya tiada lain adalah
kecerdasan  Tuhan, sedangkanlimaunsur merupakan akibat. Semuanya
seharusnya didahului  oleh  seseorang itu adalah Tuhan. Seharusnya
ada yang menjadi pencipta  kitab Weda.  Karena kandungan Weda
terbebas  dari kesalahan maka penciptanya pun terbebas dari tipuan dan
haruslah merupakan keberadaan yang maha tahu.
Roh-roh dalam keadaan
penghancuran kurang memiliki kecerdasan sehingga mereka tak dapat mengendalikan
atom-atom  dan di dalam atom-atom  itu sendiri  tak ada sumber
pergerakan. Oleh karena itu seharusnya ada penggerak awal dari atom-atom 
tersebut dan penggerak awal tersebut adalah sipencipta atau Tuhan.
Pada sistem Vaisesika,
susunan alam dunia di duga dipengaruhi oleh  pengumpulan atom-atom, yang
tak terhitung  jumlahnya dan kekal, secara kekal mereka mengumpul,
bercerai berai dan hancur kembali oleh  daya dari  adrsta. Sebuah
atom  didefinisikan sebagai sesuatu keberadaan, tanpa penyebab dan kekal.
Ia lebih kecil dari yang  terkecil,  tak terlihat, tak terbagi, 
tak dapat dirubah dan  tak dapat diamati dengan indrya-indrya. Setiap
atom  memiliki sebuah wisesa atom inti  kekalnya sendiri. Kombinasi
dari atom-atom  ini mula-mula menjadi  berjumlah dua (dwyam, dyad),
tiga darinya  kembali  berkombinasi menjadi sebuah partikel yang
disebut  trasarenu (Ttriad), yang seperti  sebutir debu pada seberkas
sinar matahari yang cukup besarnya untuk dapat diamati.
Ada empat golongan
paramanu, yaitu paramanu tanah, air, api dan  udara. Atom-atom tunggal
berkombinasi dengan yang lainnya  dan setelah beberapa  waktu
bercerai berai lagi.  Kosmonologi  Vaisesika dalam batasan mengenai
keberadaan atom abadi berdampingan dengan  roh abadi bersifat dualistik
dan tidak secara  positif  memisahkan  hubungan yang pasti
antara  roh dan materi. Badan pada waktu pralaya, halus dan  pada
waktu penciptaan  menjadi kasar,  waktu, tempat dan keadaan 
kelahiran, keluarga dan  kehidupan kesemuanya  dipastikan oleh 
adrsta. Roh-roh pribadi sifatnya  abadi, bermacam-macam dan secara kekal 
terpisah  satu dengan yang lainnya dan berbeda dengan badan, indrya dan
pikiran;  namun mampu   terhadap pengertian, keinginan,
kehendak, kebencian, kesenangan, penderitaan, jasa dan kekurangan. Sifatnya tak
terbatas, ada di mana-mana atau maha ada dan terpencar  diseluruh alam
semesta. Roh manusia diNew Yorksama banyaknya  dengan diBombay 
walaupun hanya  dapat dirasakan dan dimengerti  serta berbuat dimana
badan berada. Roh dan pikiran bukanlah obyek pengamatan.
Kesenangan dan
penderitaan adalah hasil dari kotak roh , indrya, pikiran dan benda-benda. Dari
kesenangan muncul keinginan sesuatu kesan yang sangat kuat dihasilkan 
oleh pengalaman  yang tetap dari benda-benda melalui pengaruh pikiran,
seorang pencinta  yang matang  yang tidak mendapatkan 
kekasihnya melihat yang dicintai pada setiap benda.
Pengetahuan intuitif
tentang sang diri,  menghancurkan pengetahuan palsu akibatnya daya tarik,
kebencian, kebodohan atau moha dan kesalahan-kesalahan  yang disebabkan
oleh kegiatan tidak berlangsung  dan penderitaan yang berhubungan dengan
kelahiran juga  lenyap. Untuk dapat lepas dari cengkraman belenggu ini,
roh-roh harus menghentikan  kerja. Moksa atau pembebasan 
muncul  karena  pengetahuan,  ketika kerja
dihentikan   punia dan pap baru  tidak dapat 
diakumulasi  dan punia-punia serta pap-pap  lain juga secara 
perlahan-lahan hilang atau memudar. Jiwa dipisahkan dari belenggu pikiran dan
tubuh menyadari  hakikat murninya. Inilah  pembebasan (moksa) yang
merupakan penghilangan  absolut semua jenis penderitaan. Di dalam moksa sifat-sifat
jiwa seperti kebahagiaan tidak ada lagi, karena sifat-sifat itu  sifatnya
aksidental, jiwa-jiwa tidak berhubungan lagi dengan pikiran (manas) dan tubuh.
Moksa adalah keadaan yan tanpa sifat, merupakan hakikat  murni roh
individu sebagai substansi  murni bebas dari  semua sifat. Dalam
keadaan moksa jiwa individu  tidak merasakan, tidak  memikirkan dan
tidak melaksanakan apa-apa.

 
 
No comments:
Post a Comment