Hari Raya Nyepi
Hari Raya Nyepi merupakan hari raya
umat Hindu yang dirayakan setiap tahun baru saka, yang pada tahun ini jatuh
pada tanggal 22 Maret. Merupakan hari penyucian untuk alam semesta beserta
isinya.
Nyepi mengandung arti sepi atau
sunyi, dan dirayakan setiap 1 tahun saka. Dan tahun ini merupakan tahun saka
1934. Pada saat Nyepi tidak boleh melakukan aktifitas seperti pada
umumnya,seperti keluar rumah (kecuali sakit dan perlu berobat), menyalakan
lampu, bekerja dsbnya. Dan tujuannya adalah agar tercipta suasana sepi, sepi
dari hiruk pikuknya kehidupan dan sepi dari semua nafsu atau keserakahan sifat
manusia untuk menyucikan Bhuwana Agung(alam semesta) dan Bhuwana Alit(manusia).
Hari Raya Nyepi, khususnya di Bali
memiliki beberapa tahapan. Dimulai dari Upacara Melasti, Mecaru, dan
Pengerupukan. Kemudian diikuti oleh puncak Hari Raya Nyepi itu sendiri. Dan terakhir
disebut dengan Ngembak Geni.
1. Melasti, Mecaru, dan Pengerupukan.
Upacara Melasti atau bisa disebut Melis diadakan beberapa hari sebelum Nyepi. Pada saat ini segala sesuatu atau sarana persembahyangan di Pura-pura di bawa kelaut untuk disucikan.
Mecaru atau bisa disebut Tawur,
dilaksanakan pada hari Tilem Sasih Kesange (Bulan mati ke 9)yaitu sehari
sebelum Nyepi. Merupakan upacara yang dilaksanakan di setiap rumah atau
keluarga, desa, kecamatan dan sebagainya. Dengan membuat sesajen yang ditujukan
kepada para Bhuta Kala atau bisa disebut hal-hal negatif agar pada nantinya
tidak mengganggu kehidupan manusia.
Pengerupukan dilaksanakan sesaat
setelah Mecaru, yaitu dengan membuat api atau obor untuk mengobori lingkungan
rumah, membunyikan kentongan untuk menghasilkan kegaduhan. Sehingga diharapkan
para Bhuta Kala segera pergi dari lingkungan kita. Pada tingkat desa diadakan
arakan Ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan dari Bhuta Kala yang memiliki sifat
negatif. Diarak keliling desa kemudian di bakar, tujuannya agar hal-hal yang
berbau negatif itu lenyap dan tidak mengganggu kehidupan manusia.
2. Nyepi.
Pada saat Nyepi khususnya di Bali, semua dalam keadaan sepi. Tidak ada aktifitas seperti biasanya, karena pada saat itu diadakan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari:- Amati Geni, yaitu tidak boleh menggunakan atau menyalakan api.
- Amati Karya, yaitu tidak boleh bekerja.
- Amati Lelungan, yaitu tidak berpergian.
- Amati Lelanguan, yaitu tidak melakukan suatu hiburan.
Sehingga Hari Raya Nyepi dapat
dikatakan mengandung makna hari penyucian diri (manusia) dan alam semesta.
Membuang segala kotoran atau segala hal negatif yang telah lampau untuk
menyongsong tahun baru (saka). Dan memulai tahun baru dengan sesuatu yang baru,
sesuatu yang positif tentunya. Semangat yang baru untuk mengarungi kehidupan
selanjutnya.
3. Ngembak Geni.
Ngembak Geni yang jatuh sehari setelah Nyepi dilaksanakan dengan mengadakan kunjungan antar keluarga maupun para tetangga dan kenalan. Saling memaafkan satu sama lain dengan memegang prinsip TattwamAsi yaitu “aku adalah kamu dan kamu adalah aku”. Posisi kita sama dihadapan Tuhan, walaupun kita berbeda agama atau keyakinan hendaknya kita hidup rukun dan damai selalu.
Demikianlah sedikit gambaran mengenai
makna Hari Raya Nyepi khususnya di Bali. Mudah-mudahan perayaanya tahun ini
berjalan dengan lancar, walaupun kunjungan wisata baik itu wisatawan lokal
maupun wisatawan mancanegara masih ramai datang ke Bali. Karena ada beberapa
wisatawan yang khusus datang untuk menikmati atau mengetahui situasi perayaan
Hari Raya Nyepi di Bali.
No comments:
Post a Comment