Ramalan Kedelapan
“Reinkarnasi
Noyo Genggong Sabdo Palon”
Dua pendeta penasihat sekaligus
punakawan kerajaan Majapahit ini memang bukan tokoh sembarangan. Selama ini
ditafsirkan sebagai makhluk halus. Wadag atau tubuhnya memang sebagaimana
lazimnya orang biasa. Roh halus atau roh gaibnya yang luarbiasa, ia mampu
bereinkarnasi ribuan kali sejak manusia pertama tinggal di bumi.
Sebagai pendeta Buddha Jawa (Jowo
Sanyoto, agama negara Majapahit) utama di kerajaan Majapahit ilmu agamanya
sempurna bahkan lebih sempurna dibanding para pengikut utama Dalai Lama di
Tibet. Dari jaman ke jaman Sabdo Palon* terus-menerus berganti raga (wadag),
yakni pada saat raganya memang sudah tua dan meninggal dunia.
Wadag baru pilihan itu tidak atas
kemauan pribadi roh Sabdo Palon akan tetapi atas kehendak Sang Hyang Wenang ing
Jagad.
Jadi sebenarnya walau Majapahit
runtuh, Sabdo Palon dan pendahulunya Noyo Genggong tidak pernah murca atau
hilang, dia hidup sebagai manusia biasa di bumi manusia ini. Silsilah Sabdo
Palon dalam 2500 tahun terakhir mengayomi tanah Jawa, dan bumi bagian Selatan
(Man Yang) adalah sbb.: Semar, Humarmoyo, Manikmoyo, Ismoyo, Noyo Genggong,
Sabdo Palon, Ki K, WS, dan pada 2010 ini ……???!
Ramalan Sri Aji Jayabaya kedelapan
bahwa Sabdo Palon akan kembali ke Nusantara, tentu ditafsirkan Sabdo Palon
kelak berkiprah kembali sebagai pendamping dan penasihat daripada pemimpin
negeri suatu kerajaan.
Tatkala Majapahit pada era
keruntuhannya sekitar 1478, di hadapan Prabu Brawijaya yang berganti haluan
memeluk Islam sedangkan Sabdo Palon tetap bertahan sebagai titah dengan Jowo
Sanyoto sebelum murca (lenyap) Sabdo Palon berjanji, “Yang Mulia, kita
ditakdirkan untuk berpisah, tetapi harap Yang Mulia ingat limaratus tahun lagi
aku akan kembali ke marcapada bumi Nusantara untuk menjalankan titah-Nya.”
Tepat waktu sebagaimana dijanjikan
Sabdo Palon maka pada 1978 (500 tahun sejak Majapahit runtuh berikut murcanya
Sabdo Palon) seorang penduduk biasa Jawa Tengah wadagnya dipergunakan oleh
Sabdo Palon lengkap dengan Jowo Sanyoto-nya, lelaki tua itu menyebut dirinya Ki
K.
Pada awal 1990-an sosoknya yang sudah
sepuh itu masih berstamina dan memiliki energi besar ditambah daya
intelijensinya masih sangat kuat. Bicaranya menyihir barangsiapa saja yang
mendengarkan. Sabdo Palon yang satu ini membawa ajaran dalam kitab “suci” Adam
Makna (bukan Betaljemur Adam Makna). Salah satu isi kitab itu ialah penjabaran
daripada abjad huruf Jawa ho no co ro ko do to so wo lo po dho jo yo nyo mo
nggo bo tho ngo (yang bagi orang Sunda sangat penting sekali, ilmu tertinggi
dalam dunia kebathinan dan falsafah di Nusantara). Beliau meninggal sekitar
pertengahan 1990-an.
Sabdo Palon berganti wadag lagi, dan
kali ini dalam diri WS (65 tahunan) tangan kanan dan orang dekat Ki K sendiri.
Kehadiran kembali Sabdo Palon dengan melalui reinkarnasi berabad pada sosok
manusia pilihan itu atas kehendak dan kuasa Sang Hyang Wenang ing Jagad.
WS meninggal sekitar 2006, (bersamaan
waktunya dengan meletusnya Gunung Merapi), sepak-terjang beliau semasa hidupnya
mirip tokoh misterius yang gerakannya juga misterius, ia pernah mencoba
memberikan nasihat kepada Presiden Suharto yang di masa itu dikelilingi
tokoh-tokoh spiritual tingkat tinggi dan sulit didekati siapapun, konon
hasilnya kurang memuaskan; dan beliau di samping itu juga mencoba memberi nasihat
atau petuah pada berbagai petinggi militer maupun sipil. Sepak-terjangnya tidak
pernah membikin heboh karena setiap lakunya dikerjakan tanpa menarik perhatian.
Dan tentu saja ia tidak pernah mengumumkan jatidirinya kepada siapapun.
Sosoknya biasa saja, keistimewaannya ialah stamina tubuhnya luarbiasa apalagi
saat ia berbicara seolah menyihir para pendengarnya. Dan keberaniannya
berbicara menghadapi tokoh manapun sangat luarbiasa.
Semasa jaman Majapahit dalam wasiatnya
Sabdo Palon mengatakan, “Hanya atas kehendak Sang Hyang Wenang ing Jagad yang
maha menentukan manusia pilihan sebagai wadag baru Sabdo Palon.” Prosesnya
perpindahan Sabdo Palon ke wadag baru berbeda dengan reinkarnasi pendeta Buddha
Tibet. Sabdo Palon memasuki tubuh remaja atau dewasa yang telah ditakdirkan
Sang Hyang Wenang ing Jagad meninggal dunia dan atas kehendakNya pula tubuh
tersebut hidup kembali sebagai reinkarnasi Sabdo Palon baru dengan nama baru.
Pada reinkarnasi pendeta Tibet terjadi sejak dalam kandungan ibunya, hingga
lahir ke dunia sebagai bayi reinkarnasi pendeta si A atau si B.
Menurut penuturan Ki K, pada jaman
Jepang, Sabdo Palon sebelumnya — yang kini bersemayam dalam dirinya — turut
bersama balatentara Dai Nippon menyerbu Jawa, membebaskan tanah Jawa dari
bangsa kulit putih. Akan tetapi naas di Singapura pesawat tempur Zero yang
ditumpangi Sabdo Palon tertembak oleh musuh, seluruh awak tewas, tatkala itulah
meloncatlah roh Sabdo Palon dari tubuh seseorang yang tewas dalam pesawat
tersebut (orang Jepang!). Sabdo Palon yang memang hendak ke tanah Jawa konon
mendarat seorang diri di kaki Gunung Merapi. Pesawat naas itu berangkat dari
salah satu kota Jepang.
Kejayaan Nusantara dalam ramalan Sri
Aji Jayabaya akan terjadi tatkala munculnya kembali Sabdo Palon dan Noyo
Genggong. Sabdo Palon alias Ki K pada 1980 mengatakan, “Kejayaan Nusantara yang
lebih dahsyat daripada kerajaan Majapahit terwujud bila dunia mengalami
goro-goro besar semacam perang dunia dahsyat atau bencana alam berskala besar,
misalnya jatuhnya benda angkasa, meletusnya gunung berapi, dan lain-lain. Usai
goro-goro terjadi maka dunia akan kembali seperti sediakala.
Pada saat
itulah tatanan politik dunia baru akan terbentuk dan jauh berbeda dari peta
dunia modern sebelumnya. Pasca goro-goro itulah di Nusantara akan muncul Ratu
adil dan Sabdo Palon berdampingan menentukan nasib Nusantara dan bumi bagian
selatan (Man Yang) dalam satu tata pusat pemerintahan baru,” demikian ucapan
orisinil Sabdo Palon pada 1980.
Kapankah terjadinya goro-goro besar dan munculnya ratu adil? Pertanyaan itu akan terjawab setelah ada jawaban atas pertanyaan berikut, “Siapakah yang kini dipilih oleh Sang Hyang Wenang ing Jagad menjadi manusia pilihanNya sebagai wadag terbaru daripada reinkarnasi Sabdo Palon?” Beliaulah sumber jawabannya.
Kapankah terjadinya goro-goro besar dan munculnya ratu adil? Pertanyaan itu akan terjawab setelah ada jawaban atas pertanyaan berikut, “Siapakah yang kini dipilih oleh Sang Hyang Wenang ing Jagad menjadi manusia pilihanNya sebagai wadag terbaru daripada reinkarnasi Sabdo Palon?” Beliaulah sumber jawabannya.
No comments:
Post a Comment