Ramalan Kedua
Marcopolo penjelajah Italia pada 1292
meninggalkan daratan Tiongkok setelah bermukim sekian tahun membawa berita
dunia menakjubkan bagi benua Eropa. Duaratus tahun kemudian 1492 Christophorus
Columbus juga orang Italia mendarat di benua milik bangsa Indian Amerika Utara
dan mengabarkan bahwa dunia berbentuk bulat, bundar bola.
Bangsa Eropa berkulit putih terkenal
sangat rajin dan ulet bekerja bagai semut hitam, dan selalu meminum susu sapi
sejak bayi. Mereka mulai gelisah dan menyiapkan diri dengan kapal-kapal layar
kecil gesit dan cepat begitu mengetahui kabar ada dunia besar lain penuh
tantangan petualangan.
Bertahun-tahun mereka perlukan
mendesign kapal yang dipersenjatai untuk mengarungi samudera menemukan dunia
baru dalam rangka mencari bahan mentah baru, dan rempah-rempah dari sumbernya
langsung di dunia Timur atau di belahan dunia lain.
Ramalan Sri Aji Jayabaya kedua, “semut
ireng anak-anak sapi” telah terbukti kebenarannya sejak pertama kali
dikumandangkan duaratus tahun yang silam dihitung sejak Marco Polo tiba di
Tiongkok bersamaan waktunya dengan berdirinya Majapahit.
Majapahit berdiri 1292 bersamaan
waktunya bangsa Eropa mulai memodernisasi kapal-kapal laut mereka dengan
bantuan orang semacam Marcopolo yang kembali dari negeri Timur terutama
Tiongkok dengan membawa cerita hebat kemajuan teknologi baru dan menerapkannya
di Eropa.
Majapahit dan benua Eropa berlomba
membangun kebesaran masing-masing dengan kapal-kapal laut yang siap bertempur
di tengah samudera, Majapahit berada di balik bumi daripada benua Eropa maupun
Amerika. Kelak bangsa Eropa berhasil memasuki wilayah Majapahit Nusantara tak
perlu berperang menghadapi kekuatan hebat Majapahit karena sedang mengalami
konflik intern yang menghancurkan diri-sendiri dalam perang paregreg. Kekuatan
adidaya di bumi belahan Selatan itu hancur sama sekali sehingga tidak pernah
berkesempatan menghadapi bangsa kulit putih yang datang untuk menginvasi dunia.
Hindu-Buddha Majapahit tergusur oleh
kerajaan Islam yang tidak memiliki angkatan laut yang sekuat Majapahit, akan
tetapi memiliki angkatan darat yang tak kalah hebat dengan milik Majapahit.
Mereka berhimpun dengan kekuatan Islam di mana-mana yang siap siaga menghadapi
bangsa Eropa Nasrani dengan kapal perang bersenjata yang sulit ditaklukkan di
mana-mana. Siapa yang lebih unggul dalam pertarungan itu? Konflik perang salib
di Eropa dan perbatasan dengan Asia berpindah ke dunia baru, Asia Selatan,
Afrika, Amerika Latin, dan Asia Tenggara serta Asia Timur.
Pasukan Tiongkok yang dikirimkan ke
perairan Selatan (Nan Yang) tidak begitu kuat untuk membantu kerajaan-kerajaan
kecil di Nusantara menahan banjir bandang kapal-kapal orang Eropa. Tiongkok
bahkan berperan dalam merontokkan kekuatan Majapahit sehingga tak ada tameng di
perairan Selatan yang cukup disegani di masa sebelumnya. Kekuatan Tiongkok
lebih dipusatkan untuk menjaga keamanan di belahan bumi Utara. Sehingga tidak
mampu mengisi kekosongan yang ditinggalkan Majapahit.
Paus Leo X gerah dengan pertikaian
sesama bangsa Eropa Nasrani memperebutkan daerah baru di belahan dunia lain,
sudah menjadi kewajiban Sri Paus untuk mendamaikan hal tersebut dengan
mengeluarkan Jus Patronatus atau Padroado pada 1514. Spanyol mendapat bagian
berlayar ke Barat dan Portugis mendapat bagian berlayar ke Timur.
Dua kekuatan Nasrani yang berlayar
berlawanan arah ini akhirnya benar-benar mengelilingi dunia dan bentrok di
kepulauan Philipina, Spanyol bertahan di kepulauan tersebut, Portugis mencelat
ke Timor Timur. Dua-duanya berusaha memantau dan tetap “ndedepi” kepulauan
Maluku penghasil rempah-rempah antara lain pala, minyak kayuputih, dan cengkeh.
Sementara itu ada sebuah bangsa Eropa
lain, semut ireng paling rajin bekerja: membendung laut untuk dijadikan daratan
dan memiliki sapi penghasil susu paling banyak di daerah Friesland, dan meminum
susunya lebih banyak daripada bangsa lain yakni bangsa Belanda. Cornellis de
Houtman mendarat di Batavia atau Sunda Kelapa pada 1596. Bangsa yang paling
rajin dan tertib administrasinya ini berhasil menguasai wilayah Nusantara
dengan menaklukkan kerajaan Islam dan sisa-sisa pecahan kerajaan Majapahit:
Makasar, Kalimantan, Aceh, Bali, Papua, dan Nusa Tenggara. Inilah kedatangan
bangsa asing yang sudah diramalkan oleh Sri Aji Jayabaya limaratus tahun
sebelumnya, “semut ireng anak-anak sapi”.
Belanda bertahan menguasai Nusantara
selama tigaratus limapuluh tahun, dan terusir bersamaan waktunya dengan
kedatangan ramalan Jayabaya keempat, “kejajah saumur jagung karo wong cebol
kepalang” alias bangsa Jepang.
Baca juga Artikel "Ramalan Jayabaya Ketiga".
No comments:
Post a Comment