Konsep Penciptaan Manusia Pertama
Ladang Informasi - Tidak sedikit orang yang meragukan bahwa Weda tidak mempunyai
konsep penciptaan manusia dan isi Bumi, seperti Agama Langit dan Agama Bumi
dimana Hindu dikatagorikan sebagai Agama Bumi.
Generasi Muda Hindu yang memiliki peran penting dalam melestarikan
dan membangkitkan Hindu ke depan. Melalui peningkatan kesadaran diri terhadap
ajaran Agama Hindu, dalam usaha meningkatkan Sumber Daya Manusia, sebagai umat
Hindu dalam menghadapi zaman yang penuh dengan tantangan hidup dimana sistem
konversi terhadap agama semakin kritis terutama untuk Hindu.
Sebagian besar mungkin telah mengetahui tentang bagaimana
sistem-sistem mereka dalam melakukannya yang tidak perlu kita mesti persalahkan
atau permasalahkan. Lebih baik tingkatkan Sradha Dharma, benahi dan perbaiki
serta perkuat Hindu dalam diri anda sebagai generasi penerus Hindu yang akan
datang. Saya teringat akan kata kata seorang tokoh dunia Hitopadesa yang
mengatakan :
"Dari semua hal, pengetahuan adalah yang paling baik, karena tidak kena tanggung jawab maupun tidak dapat dicuri, karena tidak dapat dibeli, dan tidak dapat dihancurkan"
Penciptaan Manusia Pertama
Teori penciptaan menurut
Veda mengenai isi bumi dapat dilihat dalam kitab Veda Smriti yaitu Manawa
Dharma sastra. disana disebutkan Brahman menciptakan mahkluk hidup dan isi alam
ini melalui tapa-Nya :
“Kemudian Aku ingin menciptakan mahluk2 hidup, menjalankan tapa dengan maksud menciptakan sepuluh maharsi pemimpin dari mahluk hidup”. (MDs I.34)
“Mereka menjelmakan Tujuh Manu lagi yang memiliki cahaya cemerlang, para dewa dengan tingkat2annya dan maharsi yang memiliki kekuatan batin yang tinggi” . (Manawa Darmasastra I. 36)
“Diciptakan pula para yaksa, raksasa dan banyak tingkatan roh, kilat, guruh, mendung, pelangi, hujan, suara2 gaib, bintang2 yang bergerak serta sinar2 langit yang beraneka ragam. para kinnara, tumbuhan, berbagai jenis ikan, kura2, burung2, binatang, manusia dan segala macam benda2 tak bergerak. demikian semua ciptaan yang bergerak maupun tak bergerak, diciptakan oleh MahaAtma dengan kekuatan tapanya, semuanya atas perintahKu dan menurut hasil daripada perbuatannya”. (Manawa Dharmasastra 1.37-41)
“Ada Enam Manu lagi yang berjiwa suci dan berpikiran sangat tinggi, yang menjadi warga manu keturunan dari Swayambhu Manu yang telah menjadikan semua mahluk hidup di dunia ini”. (Manawa Dharmasastra 1.61)
“Ketujuh Manu yang gemilang ini yang pertama adalah Swayambhu Manu, mengadakan dan melindungi semua mahluk hidup dan benda mati di dunia ini sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan baginya”. (Manawa Dharmasastra 1.63)
Dalam agama Hindu, Manu adalah pemimpin setiap Manwantara, yaitu suatu kurun zaman dalam satu kalpa. Ada empat belas Manwantara, sehingga ada empat belas Manu. Daftar para Manu dipaparkan di bawah ini dari manu pertama sampai manu ke empat belas :
- Swayambu
- Swarocisa
- Utama
- Tamasa
- Raiwata
- Caksusa
- Waiwaswata
- Sawarni
- Daksasawarni
- Brahmasawarni
- Darmasawarni
- Rudrasawarni
- Rocya atau Dewasarni
- Botya atau Indrasawarni.
Manu yang pertama adalah
Swayambu Manu, sebagai kakek moyang manusia. Swayambu Manu menikah dengan
Satarupa dan memiliki keturunan. Anak cucu dari Manu disebut Manawa (secara
harfiah berarti keturunan Manu), merujuk kepada manusia zaman sekarang. Menurut
agama Hindu, Swayambu Manu dan Satarupa merupakan pria dan wanita pertama di
dunia .
Waiwaswata Manu, atau
Manu yang sekarang, dikatakan merupakan putra dari Surya (Wiwaswan), yaitu dewa
matahari menurut mitologi Hindu. Waiwaswata Manu terlahir pada zaman Satyayuga
dan mendirikan kerajaan bernama Kosala, dengan pusat pemerintahan di Ayodhya.
Ia memiliki sepuluh anak: Wena, Dresnu (Dresta), Narisyan (Narisyanta), Nabaga,
Ikswaku, Karusa, Saryati, Ila, Persadru (Persadra), dan Nabagarista. Dalam
kitab Matsyapurana, ia muncul sebagai raja yang menyelamatkan umat manusia dari
bencana air bah setelah mendapat pesan dari Wisnu yang berwujud ikan (Matsya
Awatara). Cerita penyelamatan raja dan mahluk hidup ini sangat mirip dengan
riwayat Nabi Nuh (kisah perahu Noah/Nuh dalam torah) yang menyelamatkan mahluk
hidup dari bencana air bah.
Manwantara (Sanskerta: मन्वन्तर ) adalah satuan waktu
dalam agama Hindu yang terdiri dari 71 Mahayuga. Menurut mitologi Hindu, bila
14 Manwantara telah berlalu, maka seluruh dunia akan dihancurkan. Saat ini,
sudah enam manwantara berlalu dan zaman sekarang adalah manwantara ketujuh.
Jadi, masih ada tujuh manwantara lagi sebelum dunia dihancurkan.
Menurut kitab Purana,
dunia terbagi menjadi empat zaman, diawali oleh Satyayuga (zaman kebenaran),
dan diakhiri oleh Kaliyuga (zaman kegelapan). Setelah Kaliyuga berakhir,
dimulailah Satyayuga yang baru. Demikian seterusnya dan siklus dari zaman
Satyayuga menuju Kaliyuga disebut Mahayuga. Menurut kitab Brahmapurana, satu
Mahayuga berlangsung selama 12.000 tahun para dewa atau 4.320.000 tahun
manusia.
Secara singkat diuraikan
sebagai berikut :
Satyayuga (1.728.000 tahun), Tretayuga (1.296.000 tahun), Dwaparayuga (864.000 tahun), Kaliyuga (432.000 tahun), Sehinga lama Mahayuga (4.320.000 tahun).
Satyayuga (1.728.000 tahun), Tretayuga (1.296.000 tahun), Dwaparayuga (864.000 tahun), Kaliyuga (432.000 tahun), Sehinga lama Mahayuga (4.320.000 tahun).
71 Mahayuga membentuk
satu manwantara. Dengan demikian, lama berlangsungnya 1 manwantara dapat
dihitung sebagai berikut:
- 1 Mahayuga = 4.320.000 tahun.
- 71 Mahayuga = 1 Manwantara
- 1 Manwantara = 71 × 4.320.000 tahun = 306.720.000 tahun
Mengenai kiamat juga
sudah dijelaskan dalam Veda, bahwa kiamat itu sendiri sudah biasa dan sudah
pernah terjadi berulang-ulang kalinya,
dengan begitu :
dengan begitu :
“Siapakah ras bangsa manusia sebelum Adam?” pertanyaan ini dulunya sangat mengganjal di benak saya. namun setelah membaca artikel dari penulis buku favorit saya mas Dhamar Sasangka, sedikit banyak saya menjadi paham. Jika orang bilang kitab suci orang Islam (Alquran) itu paling lengkap saya tidak setuju. Cobalah baca dan pahami kitab-kitab Hindu Kuno lebih dahulu. Islam itu orang bilang agama paling sempurna, tapi Hindu agama paling universal.
Setelah dari Penjelasan
diatas mudah mudahan Generasi Penerus Hindu bisa menjadi Seorang Hindu yang sejati
untuk yang akan datang.
No comments:
Post a Comment