Pura Pasar Melanting
Pulau
seribu pura adalah gelar yang disandang oleh Propinsi Bali selain sebagai pulau
Dewata, hal ini berkaitan erat dengan religi yang dianut sebagain besar atau
hampir seluruh masyarakat di Bali yaitu agama Hindu. Di dalam manifestasinya
berdirilah pura-pura sebagai tempat pemujaan yang sesuai dengan fungsinya
seperti Pelinggih, penunggu karang, pura dadia, sanggah kemulan, pura kahyangan
tiga dan Pura Pasar Melanting adalah salah satunya
Pura
Pasar Melanting adalah salah satu pura yang bersifat sebagai tempat pemujaan
Bhatari Melanting yang disejajarkan dengan Dewa Kwera ( Dewanya uang) atau
lebih dikenal dengan sebutan Bhatari Rambut Sedana. Adapun wujud sebenarnya
dari Bhatari Melanting adalah Ida Ayu Subawa yaitu putri dari Dang Hyang
Nirarta.
Disebut
pura pasar karena keberadaan Pura Melanting ini selalu berdiri mengarah ke pasar
atau tepat di tengah-tengah pasar, sehingga yang memuja dan bertanggung jawab
terhadap pura ini adalah orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pasar, baik
buruh maupun pedagang, mencakup kelestarian, kebersihan serta piodalan di pura
tersebut.
Pura
Melanting termasuk salah satu aspek agaman dan budaya yang sangat penting
kedudukannya dalam kehidupan masyarakat Hindu untuk menyediakan Bhoga, Upa
bhoga dan Pari Bhoga menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dimana
pasar untuk tempat semua itu.
Bhatari
Melanting itu sendiri dari segi niskala sebagai kepala pimpinan “Wong Samar”
yang menguasai seluruh jagat raya sedangkan ditinjau dari segi rohani bertugas
sebagai pelindung/pengayom para pedagang serta warga masyarakat disetiap Bale
Banjar dan setiap pasar yang ada di Bali.
Keberadaan
Pura Melanting dimulai sejak pasar dibuka, dan melanting sendiri berasal dari
kata mel dan anting yang mengandung makna kebun dan anting, melanting adalah
suatu tempat persembahan hasil bumi yang dihaturkan ke hadapan Ida Ayu Swabawa
Bhatari Melanting (Dewa Yang menguasai pasar) dan memohon agar tidak di ganggu
Wong Samar.
No comments:
Post a Comment