Purana
Semua
umat Hindu diseluruh dunia pasti tak asing lagi dengan Kitab Purana, seperti
yang sering kita dengar kitab Purana ini berisikan tentang ramalan-ramalan
penciptaan bumi beserta isinya, seperti cerita-cerita Dasa Awatara yang sangat
melegenda dan umat Hindu percaya dengan segala kisah yang diceritakan dalam
kitab Purana tersebut.
Walaupun
kita sering dengar kutipan-kutipan cerita dari kitab Purana namun secara jelas
mungkin masih banyak yang belum tahu, nah bagi yang belum tahu tentang kitab
Purana berikut uraian dan sekaligus menjadi tulisan paling baru di situs ini :
Kitab
purana merupakan kumpulan cerita-cerita kuno yang menyangkut penciptaan dunia
dan silsilah para raja yang memerintah di dunia, juga mengenai silsilah
dewa-dewa dan bhatara, cerita mengenai silsilah keturunaan dan perkembangan
dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa serta memuat ceitra-ceritra yang
menggambarkan pembuktian-pembuktian hukum yang pernah di jalankan.
Selain
itu Kitab Purana juga memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang
ceritra kejadian alam semesta, doa-doa dan mantra untuk sembahyang, cara
melakukan puasa, tatacara upacara keagamaan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara
bertirtayatra atau berziarah ke tempat-tempat suci. Dan yang terpenting dari
kitab-kitab Purana adalah memuat pokok-pokok ajaran mengenai Theisme(Ketuhanan)
yang dianut menurut berbagai madzab Hindu. Adapun kitab-kitab Purana itu
terdiri dari 18 buah, yaitu Purana, Bhawisya Purana, Wamana Purana, Brahma
Purana, Wisnu Purana, Narada Purana, Bhagawata Purana, Garuda Purana, Padma
Purana, Waraha Purana, Matsya Purana, Kurma Purana, Lingga
Purana, Siwa Purana, Skanda Purana dan Agni Purana.
Purana, Siwa Purana, Skanda Purana dan Agni Purana.
Purana
juga dikenal dengan nama “pancama Veda” yaitu Veda kelima karena kitab ini
memberikan penjelasan ajaran veda di dalam bentuk cerita yang sangat mudah
dipahami oleh masyarakat umum khususnya di jaman Kali yuga ini. Di dalam bahasa
sansekerta, kata purana berarti “tua atau kuno”. Dalam hal ini kata purana
berarti kitab yang menguraikan suatu kejadian di masa lampau yang disajikan di
dalam bentuk cerita da ajaran ajran mulia kemanusyaan. Jika ditinjau dari
pengertian puitis, kata purana juga bisa diambil dari kata ”purä –nawa” (
kuno-baru ). Dengan kata lain purana adalah suatu kitab yang menguraikan suatu
kejadian yang telah terjadi dimasa lampau di dalam bentuk cerita yang berisi ajaran
ajaran yang sesuai dengan ajaran Veda ysng selalu baru dan bersifat segar serta
tidak pernah membosankan.
Selalu
segar dan tidak pernah membosankan maksudnya adalah meskipun jika cerita ini
didengarkan atau diceritakan berulang kali, namu kisah kisah di dalam purana
selalu akan menarik karena didalam kisah tersebut terklandung nilai rohani yang
sangat kuat dan memberikan kepuasan kepada sang roh yang bersemayam di dalam
badan.
Secara
umum, ketika seseorang membaca atau mendengarkan sebuah novel material atau
menulis novel material, facta telah membuktikan bahwa novel tersebut suatu hari
akan membosankan si pembaca sehinga pada akhirnya hilang tanpa jejak. Maksimal
novel novel sperti itu akan tenar atau tersedia di pasaran selama 100 tahun
atau mungkin sedikit lebih dan setelah itu tidak akan laku lagi alias
kadaluwarsa. Tetapi purana, meskipun sudah dibacakan dan di dengar oleh orang
orang sejak beribu ribu tahun silam, namun kisah di dalam purana tidak pernah
membosankan para pembaca yang serius untuk mempelajari Purana.
Mereka
yang dengan serius untuk mempelajari purana dibawah bimbingan yang benar akan
selalu mendapat keinsapan baru yang dikupas dari kalimat kalimat di dalam
purana. Keinsapan baru bukan berarti menemukan teory baru seperti para ilmuwan
modern tetapi suatu hal yang sebenarnya sudah ada namun belum pernah dirasakan
atau dipahami oleh si pembaca. Hal ini disebabkan oleh kekuatan rohani sang
penulis. Selain itu, hal yang paling utama yang menyebabkan purana tidak pernah
kadaluwarsa adalah karena cerita ini mengandung kegiatan tuhan yang maha kuasa
yang selalu bersifat segar dan baru. Meskipun yang maha kuasa merupakan
kepribadian tertua atau orang pertama yang ada di alam semesta namun beliau
selalu segar.
Di dalam kitab Brahma samhita diuraikan “advaitam acyutam anädim ananta-rüpam ädyam
puräna-purusam nava-yauvanam ca.” “Beliau adalah tiada duanya, tidak pernah gagal, tanpa
awal, yang memiliki bentuk yang tak terhinga, awal dari segala sesuatu dan
Meskipun beliau adalah kepribadian tertua ( purana purusa) namun beliau selalu
segar dan kelihatan muda ( nava yauvanam ).”
Berdasarkan
beberapa sumber termasuk kamus ‘amara kosa’, secara umum purana menguraikan 10
pokok bahasan namun ada beberapa purana yang hanya menguraikan 5 dari sepuluh
pokok bahasan tersebut. Menurut Matsya Purana bab 53 ayat 65, suatu kitab bisa
disebut sebagai purana jika kitab tersbut menguraikan paling tidak lima pokok
bahasan sebagai berikut :
Sargasca
pratisargas ca
vamso manvantaräni ca
vamsyänucaritam caiva
puränam panca-laksanam
vamso manvantaräni ca
vamsyänucaritam caiva
puränam panca-laksanam
lima
poko bahasan yang memenuhi syarat sebagai purana adalah :
1. proses ciptaan (sargah)
2. peleburan (pratisargah)
3. silsilahketurunan raja raja yang mulia (vamsah)
4. masa pemerintahan para manu (manvantara)
5. kegiatan para raja yang agung (vamsya anucarita)
1. proses ciptaan (sargah)
2. peleburan (pratisargah)
3. silsilahketurunan raja raja yang mulia (vamsah)
4. masa pemerintahan para manu (manvantara)
5. kegiatan para raja yang agung (vamsya anucarita)
Ketika
kitab menguraikan kelima pokok bahasan, maka kitab tersebut bisa dimasukan
kedalam katagory upa-purana. Jika sebuah purana mengandung lebih dari lima
pokok bahasan ini, yaitu sepuluh pokok bahasan maka purana tersebut digolongkan
kedalam golongan maha-purana. Sepuluh pokok bahasan purana diuraikan didalam
Srimad Bhagavata Purana skanda dua belas bab tujuh sloka nomor sembilan dan
sepuluh sebagai berikut :
sargo ‘syätha visargas ca
vrtti-raksantaräni ca
vamso vamsänucaritam
samsthä hetur apäsrayah
dasabhir laksanair yuktam
puränam tad-vido viduh
kecit panca-vidham brahman
mahad-alpa-vyavasthayä
vrtti-raksantaräni ca
vamso vamsänucaritam
samsthä hetur apäsrayah
dasabhir laksanair yuktam
puränam tad-vido viduh
kecit panca-vidham brahman
mahad-alpa-vyavasthayä
Para
otoritas dalam sastra mengerti bahwa purana mengandung sepuluh pokok bahasan.
Beberapa ahli menguraikan bahwa maha purana menguraikan sepuluh sedangkan yang
menguraikan kurang dari sepuluh di sebut alpa-purana atau upa-purana. Sepuluh
pokok bahasan yang disebutkan didalam sloka diatas adalah sebagai berikut:
1.Proses ciptaan alam semesta ( sargah )
Proses ciptaan ini maksudnya adalah proses ciptaan yang diciptakan oleh tuhan yang maha esa Sri Visnu atau Narayana. Pada awalnya yang ada hanya Kepribadian tuhan yang maha esa, Sri Visnu. Kemudian beliau menciptakan unsur dari alam semesta material. Saat ini yang tercipta adalah bahan bahan dari alam semesta yaitu mahat tatva termasuk panca maha bhuta.
Proses ciptaan ini maksudnya adalah proses ciptaan yang diciptakan oleh tuhan yang maha esa Sri Visnu atau Narayana. Pada awalnya yang ada hanya Kepribadian tuhan yang maha esa, Sri Visnu. Kemudian beliau menciptakan unsur dari alam semesta material. Saat ini yang tercipta adalah bahan bahan dari alam semesta yaitu mahat tatva termasuk panca maha bhuta.
2. proses ciptaan kedua ( visarga )
Proses ciptaan kedua yang dimaksud disini adalah ciptaan yang dilakukan oleh Deva Brahma. Pertama tama tuhan yang maha esa Sri visnu menciptakan unsur dasar dari alam semesta (sarga). Beliau juga menciptakan deva brahma yang lahir dari bungan padma yang keluar dari pusar padma beliau. Karena itu Sri Visnu juga dikenal dengan nama “Padma nabha”. Kemudian deva brahma yang dikenal sebagai Vidhi (hyang Vidhi) yang artinya makhluk hidup pertama yang diciptakan oleh yang maha kuasa, mulai merancang unsur unsur tersebut kedalam berbagai bentuk dibawah bimbingan yang maha kuasa, Sri Narayana.
Proses ciptaan kedua yang dimaksud disini adalah ciptaan yang dilakukan oleh Deva Brahma. Pertama tama tuhan yang maha esa Sri visnu menciptakan unsur dasar dari alam semesta (sarga). Beliau juga menciptakan deva brahma yang lahir dari bungan padma yang keluar dari pusar padma beliau. Karena itu Sri Visnu juga dikenal dengan nama “Padma nabha”. Kemudian deva brahma yang dikenal sebagai Vidhi (hyang Vidhi) yang artinya makhluk hidup pertama yang diciptakan oleh yang maha kuasa, mulai merancang unsur unsur tersebut kedalam berbagai bentuk dibawah bimbingan yang maha kuasa, Sri Narayana.
Seperti
halnya bahan bangunan sudah disediakan oleh alam namun para arsitek mengolah
bahan tesebut menjadi bentuk sebuah rumah dan sebagainya. Seperti itu pula deva
brahma menciptakan alam semesta dari bahan bahan yang sudah disediakan oleh
tuhan. Proses ciptaan kedua yang dilakukan oleh deva brahma yang di sini
disebut Visarga.
3. Pemeliharaan dan perlindungan alam semesta beserta isinya
(Vrtti)
Setelah alam semesta diciptakan kedua kalinya atau dengan kata lain setelah alam semesta ditancang sedemikiaan rupa oleh deva brahma, maka alam semesta tersebut perlu dipelihara. Didalam kehidupan sehari hari kita mengalami bahwa untuk memelihara sesuatu adalah hal yang paling sulit. Untuk membuat dan menghancurkan adalah hal yang tidak begitu sulit tetapi untuk memelihara memerlukan keahlian dan kesabaran. Hanya tuhan yang mampu untuk memelihara, karena itu beliau mengexpansikan diri beliau sebagai Ksirodakasayi Visnu (paratmatma) dan memelihara semua makhluk hidup. Kepribadian tuhan dalam bentuk ini dikenal dengan nama Sri Visnu di dalam Tri Murti. Di dalam Upanisad, ada sebuah sloka yag sangat umum yang menguraikan pemeliharaan yang dilakukan oleh tuhan kepada para makhluk hidup. “ nityo nityanam cetanas cetananam eko bahunam vyadadati kaman” beliau seorang yang memenuhi keperluan dari semua makhluk hidup di dalam berbagai bentuk. Diulas dari kata narayana sendiri, kata tersebut bisa diartikan sebagai berikut, “narasya ayanam pravrttih yasmat sah iti narayanah” “Narayana adalah beliau yang merupakan tempat perlindungan ( ayana) bagi para makhluk hidup atau beliau yang merupakan sumber dari makhluk hidup.
Setelah alam semesta diciptakan kedua kalinya atau dengan kata lain setelah alam semesta ditancang sedemikiaan rupa oleh deva brahma, maka alam semesta tersebut perlu dipelihara. Didalam kehidupan sehari hari kita mengalami bahwa untuk memelihara sesuatu adalah hal yang paling sulit. Untuk membuat dan menghancurkan adalah hal yang tidak begitu sulit tetapi untuk memelihara memerlukan keahlian dan kesabaran. Hanya tuhan yang mampu untuk memelihara, karena itu beliau mengexpansikan diri beliau sebagai Ksirodakasayi Visnu (paratmatma) dan memelihara semua makhluk hidup. Kepribadian tuhan dalam bentuk ini dikenal dengan nama Sri Visnu di dalam Tri Murti. Di dalam Upanisad, ada sebuah sloka yag sangat umum yang menguraikan pemeliharaan yang dilakukan oleh tuhan kepada para makhluk hidup. “ nityo nityanam cetanas cetananam eko bahunam vyadadati kaman” beliau seorang yang memenuhi keperluan dari semua makhluk hidup di dalam berbagai bentuk. Diulas dari kata narayana sendiri, kata tersebut bisa diartikan sebagai berikut, “narasya ayanam pravrttih yasmat sah iti narayanah” “Narayana adalah beliau yang merupakan tempat perlindungan ( ayana) bagi para makhluk hidup atau beliau yang merupakan sumber dari makhluk hidup.
4. Perlindungan (posana)
Posana dengan Vrtti mempunyai kemiripan yaitu sama sama memelihara dan melindungi. Tetapi didalam hal ini, proses perlindungan yang diuraikan di dalam purana maksudya adalah perlindungan yang diberikan oleh tuhan kepada para penyembahnya yang murni. Sedangkan Vrtti merupakan perlindungan secara umum kepada setiap makhluk hidup seperti yang diuraikan di atas.
Posana dengan Vrtti mempunyai kemiripan yaitu sama sama memelihara dan melindungi. Tetapi didalam hal ini, proses perlindungan yang diuraikan di dalam purana maksudya adalah perlindungan yang diberikan oleh tuhan kepada para penyembahnya yang murni. Sedangkan Vrtti merupakan perlindungan secara umum kepada setiap makhluk hidup seperti yang diuraikan di atas.
Seperti
misalnya Prahlada yang dilindungi oleh Sri Narasimha dari cengkraman raksasa
Hiranyakasipu. Uraian ini disebut Posana di dalam purana. Kenapa perlindungan
kepada penyembah murni dipisahkan dengan perlindungan secara umum karena
penyembah murni memiliki peran yang sangat penting di dalam kemunculan tuhan ke
bumi ini sebagai avatara. Tujuan tuhan beravatar bukan hanya untuk menegakkan
dharma dan menghancurkan adharma tetapi hal yang lebih penting dari itu semua
adalah untuk memuaskan keinginan penyembah beliau yang tulus dan murni.
5. Penyebab kehidupan yang berupa keinginan material (hetu)
Para makhluk hidup ( sang roh ) berkeliling dari satu badan yang satu ke badan yang lain di sebabkan oleh keinginan mereka yang material untuk menikmati di dunia mateial ini. Namun sangat disayangkan sekali bahwa dunia material ini bukanlah tempat untuk kenikmatan yang sejati bagi sang roh.
Para makhluk hidup ( sang roh ) berkeliling dari satu badan yang satu ke badan yang lain di sebabkan oleh keinginan mereka yang material untuk menikmati di dunia mateial ini. Namun sangat disayangkan sekali bahwa dunia material ini bukanlah tempat untuk kenikmatan yang sejati bagi sang roh.
Seperti
halnya ikan tidak akan bisa menikmati kemewahan daratan sama halnya sang roh
tidak akan bisa menikmati kemewahan hidup di dunia material karena kedudukan
dasar dari sang roh adalah sebagai percikan terkecil tuhan yang maha esa
seperti uraian bhagavad gita“ mama eva amsah jiva loke jiva bhuta sanatanah.”
Karena itu untuk mencapai kenikmatan sejati, sang roh harus kembali pulang ke
alam tuhan. Dengan kata lain, mereka harus mencapai moksa. Jadi hetu (
penyebab) mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kehidupan semua
makhluk hidup yang sangat berhubungan erat dengan hukum karma phala.
6. Masa pemerintahan Manu (manvantara/antarani)
Di dalam satu kalpa ( satu hari bagi deva brahma) diuraikan terjadi pergantian manu sebanyak 14 kali. Satu hari bagi brahma diuraikan di dalam bhagavad gita sebagai berikut :
Di dalam satu kalpa ( satu hari bagi deva brahma) diuraikan terjadi pergantian manu sebanyak 14 kali. Satu hari bagi brahma diuraikan di dalam bhagavad gita sebagai berikut :
sahasra-yuga-paryantam
ahar yad brahmano viduh
rätrim yuga-sahasräntäm
te ‘ho-rätra-vido janäh
ahar yad brahmano viduh
rätrim yuga-sahasräntäm
te ‘ho-rätra-vido janäh
“Berdasarkan
perhitungan manusya, seribu kali perputaran jaman ( satya, treta, dvapara, kali
yuga) merupakan satu hari bagi brahma. Dan satu malam juga mempunyai masa yang sama”.
Berdasarkan
perhitungan di dunia ini, setiap kali yuga berlangsung selama 432.000 tahun,
dvapara yuga selama 864.000 tahun, treta yuga selama 1.296.000 tahun dan satya
yuga 1.728.000 tahun. Jika keempat jaman ini berputar sebanyak seribu kali maka
itu merupakan satu hari bagi dewa brahma dan satu malam juga mempunyai waktu
yang sama. Jika dipikirkan berdasarkan pemikiran kita yang terbatas,
kelihatannya ini hanyalah sekedar suatu hayalan. Mana mungkin ada orang yang
hidup sekian lama? Pemikiran seperti ini sama seperti pemikiran seekor nyamuk
yang hidup selama satu mingu. Kalau misalnya kita bisa berbicara dengan si
Nyamuk dan bilang bahwa kami manusya hidup 1 x 4 x 12 x 100 mingu, maka nyamuk
itu ngak akan percaya dengan pembicaraan kita karena mereka tidak perah
mengalami hidup sepanjang itu. Bagi kita mungkin seratus tahun sudah cukup lama
tapi di planet lain, seratus tahun di bumi ini bagi mereka hannya sekejap mata.
Kalkulasi dari kehidupan dewa brahma ini bukan kalkulasi oleh seorang yang
berspekulasi pikiran tetapi kalkulasi yang dibenarkan oleh berbagai sastra
paling tidak berdasarkan bhagavad gita yang merupakan himpunan inti sari dari
semua ajaran kitab suci Veda.
Berdasarkan
uraian sastra yang sama, saat sekarang ini, pemerintahan berada di bawah Vaivasvata
manu yang merupakan manu yang ke-7 dari empat belas manu. Uraian manu manu
lainya diuraikan lebih mendalam didalam purana. Karena purana menguraikan
kejadian di dalam berbagai pemerintahan manu, maka kadang kadang ada beberpa
cerita yang tidak cocok antara purana yang satu dengan purana yang lain .
Seperti contoh, di dalam beberapa purana mungkin diuraikan bahwa begitu
pariksit dikutuk oleh brahmana Srengi, pariksit menjadi marah dan mulai
membangun bangunan dari batu untuk menghindari masuknya ular taksaka sedangkan
di purana lain diuraikan bahwa pariksit maharaj menerima kutukan itu dan duduk
di tepi sungai Ganga mendengarkan Bhagavata purana dari Sri Sukadeva Gosvami.
Menurut
para acarya dan resi penerima wahyu Veda menguraikan bahwa dalam hal ini,
perbedaan terjadi karena kejadian tersebut terjadi didalam waktu berbeda.
Dengan demikian, kepribadian pariksit pun merupakan kepribadian berbeda antara
yang satu dengan yang lain dilihat dari sudut pandang perbedaan manvantara dan
perbedaan yuga. Kepribadian yang berbeda tetapi mengambil posisi yang sama.
Seperti misalnya permainan drama, saat ini si A berperan sebagai pariksit dan
besok si B yang berperan sebagai pariksit. Karena karakter yang berbeda maka
aksi pun sedikit berbeda namun tujuan dari kemunculan kepribadian itu semua
adalah sama yaitu untuk memberikan jalan kepada yang maha kuasa untuk ikut
berperan di dalam suatu kejadian untuk menegakan dharma. Perbedaan seperti ini
biasanya terjadi didalam purana yang berbeda judul dan biasanya tidak di dalam
purana dalam satu judul.
7. Uraian dynasty raja raja yang agung dan kegiatannya
(Vamsänucarita)
Vamsanucarita adalah kisah para raja yang memerintah di berbagai tempat di bumi ini. Ini juga menyangkut keterunan dan kegiatan dari masing masing keturunan raja raja yang mulia tersebut.
Vamsanucarita adalah kisah para raja yang memerintah di berbagai tempat di bumi ini. Ini juga menyangkut keterunan dan kegiatan dari masing masing keturunan raja raja yang mulia tersebut.
8.Peleburan (samsthä)
Ada beberapa jenis peleburan. Peleburan pertama disebut dengan kanda pralaya yaitu peleburan yang terjadi di malam hari bagi deva brahma. Saat ini peleburan yang terjadi hanya dari planet bumi sampai ke tujuh susunanan planet bagaian bawah sedangkan tujuh susunan planet keatas tidak akan terlebur. Kanda pralaya terjadi setiap malam hari brahma tiba dan kemudian setelah deva Brahma terbangun dari tidur di pagi hari ( setelah tertidur selama seribu perputaran yuga ) maka beliau melihat segala sesuatu telah terlebur dan beliau mulai menciptakan lagi bagian alam semesta yang terlebur tersebut sehinga para makhluk hidup memilik tempat untuk hidup kembali.
Ada beberapa jenis peleburan. Peleburan pertama disebut dengan kanda pralaya yaitu peleburan yang terjadi di malam hari bagi deva brahma. Saat ini peleburan yang terjadi hanya dari planet bumi sampai ke tujuh susunanan planet bagaian bawah sedangkan tujuh susunan planet keatas tidak akan terlebur. Kanda pralaya terjadi setiap malam hari brahma tiba dan kemudian setelah deva Brahma terbangun dari tidur di pagi hari ( setelah tertidur selama seribu perputaran yuga ) maka beliau melihat segala sesuatu telah terlebur dan beliau mulai menciptakan lagi bagian alam semesta yang terlebur tersebut sehinga para makhluk hidup memilik tempat untuk hidup kembali.
Kemudian
yang kedua adalah maha pralaya. Maha pralaya terjadi setelah deva brahma
mencapai umur 100 tahun. Ketika deva brahma mencapai umur seratus tahun, maka
beliau harus mengakhiri post beliau sebagai deva brahma dan kembali pulang ke
alam rohani melayani kepribadian tuhan yag maha esa Sri Narayana. Sat ini
terjadi peleburan seluruh alam semesta yang berada di bawah tinjauan deva
brahma masing masing. Kedua peleburan bhuana agung ini dilakukan oleh deva siva
yang berfungsi sebagai pelebur di dalam Tri Murti.
Itu
merupakan peleburan di dalam bhuana agung alam semesta. Kemudian purana juga
menguraikan peleburan bhuana alit yang juga dibagi menjadi dua. Peleburan
pertama (khanda pralaya bagi bhuana alit) adalah perpindahan sang roh dari masa
kanak kanak ke masak devasa dan ke masa tua. Berdasarkan sastra, perubahan ini
termasuk kedalam katagory perpindahan badan karena badan yang sebelumnya sudah
diangap meningal. Hal ini bahkan dibuktikan oleh para ilmuwan secara ilmiah
bahwa setiap 7 tahun, tidak satu sel pun yang menyusun badan kita masih hidup.
Dengan demikian sel penyusun badan kita yang sekarang adalah berbeda dengan sel
penyusun badan kita tujuh tahun yang lalu. Srimad Bhagavad gita juga
menguraikan :
Dehino
‘smin yathä dehe
kaumäraà yauvanaà jarä
tathä dehäntara-präptir
dhéras tatra na muhyati
kaumäraà yauvanaà jarä
tathä dehäntara-präptir
dhéras tatra na muhyati
sang
roh yang berada di dalam badan secara terus menerus berpindah dari masa kanak
kanak ke masa remaja dan dari masa remaja ke usia tua. Sama halnya, sang roh
juga berpindah dari badan yang satu ke badan yang lain setelah meningal. Orang
bijaksana tidak terbingungkan oleh perganttian seperti ini”.
Kemudian
maha pralaya bagi bhuana alit adalah seperti bagian terakhir dari sloka di atas
yaitu perpindahan dari satu badan ke badan yang lain setelah meninggal dunia.
Sang roh akan menerima badan sesuai dengan keinginan yang mereka kembangkan
selama berada di badan sebelumnya. Maka dari itu ada proses punar janma. Kadang
kadang sang roh menerima badan binatang, kadang kadang menerima badan tumbuh
tumbuhan dan kadang kadang menerima badan manusya dan bahkan kadang kadang sebagai
apsara dan gandharva ( bidadari bidadara ) dan bahkan kadang kadang sebagai
para deva. Ini terantung pada perkembangan keinginan dan aktivitas di dalam
badan sebelumnya. Namun di dalam hal ini, badan halus yang sama ( Pikiran,
kecedasan dan ego ) masih selalu bersama sang roh di dalam setiap badan. Yang
terlebur hanyalah badan kasar yang tersusun dari lima unsur alam.
9.pembebasan (mukti/moksa/samstha)
Pada dasarnya, pembebasan atau mukti juga merupakan proses peleburan (samstha ) namun di dalam level yang lebih halus. Peleburan (Samstha ) yang termasuk kedalam katagory moksa adalah peleburan yang terjadi pada badan kasar dan badan halus. Dengan demikian sang roh mencapai kedudukannya yang sejati. Sastra menguraikan “ muktir hitva anyatha rupa svarupena samasthitih”, mukti adalah proses dimana seseorang meningalkan berbagai bentuk badan di dunia material ini ( anyatha rupa ) dan mengambil bentuk sejatinya di dunia rohani ( sva-rupa ). Kedudukan sang roh yang sejati di dunia rohani adalah sebagai pelayan yang maha kuasa, Sri Narayana. Ada berbagai rasa yang bisa dikembangkan di dalam hubungan seseorang denga tuhan.
Pada dasarnya, pembebasan atau mukti juga merupakan proses peleburan (samstha ) namun di dalam level yang lebih halus. Peleburan (Samstha ) yang termasuk kedalam katagory moksa adalah peleburan yang terjadi pada badan kasar dan badan halus. Dengan demikian sang roh mencapai kedudukannya yang sejati. Sastra menguraikan “ muktir hitva anyatha rupa svarupena samasthitih”, mukti adalah proses dimana seseorang meningalkan berbagai bentuk badan di dunia material ini ( anyatha rupa ) dan mengambil bentuk sejatinya di dunia rohani ( sva-rupa ). Kedudukan sang roh yang sejati di dunia rohani adalah sebagai pelayan yang maha kuasa, Sri Narayana. Ada berbagai rasa yang bisa dikembangkan di dalam hubungan seseorang denga tuhan.
Moksa
bukan hanya berarti menyatu dengan tuhan. Menyatu dengan tuhan adalah
pengertian yang masih dangkal tentang moksa atau dengan kata lain tahapan
tersebut adalah tahapan awal dari moksa. Menyatu dengan tuhan maksudnya adalah
menyatu dengan brahma Jyoti ( sinar suci tuhan). Kalau kita berbicara tentang
sinar suci, maka mesti juga mengacu pada sumber dari sinar suci tersebut yang
juga merupakan kepribadian yang maha suci. Kepribadian berarti berbentuk
pribadi bukan tanpa bentuk. Seperti sinar matahari, adanya sinar matahari
karena adanya bola matahari. Sama halnya adanya sinar suci maka mesti ada
sumber yang berbentuk yang bersifat suci.
Menyatu
dengan brahman adalah awalan dari kesempurnaan di dalam kehidupan rohani.
Kesempurnaan tertingi di dalam kehidupan rohani adalah kembali ke dalam bentuk
sejati ( svarupena samasthitih) dan melakukan pengabdian kepada yag maha kuasa.
Ketika seseorang kembali ke dunia rohani atau alam tuhan maka mereka tidak akan
kembali lagi ke dunia material ini yang penuh dengan penderiataan sedangkan
kalau seseorang yang hanya mencapai tingkatan menyatu dengan brahman ( sinar
suci tuhan ) masih ada kemungkinan seseorang untuk kembali ke dunia material
ini. Tingkatan brahman, seseorang hanya akan mencapai sifat “Sat” yang berarti
kekal, namun sifat “cid dan ananda” ( pengetahuan dan kebahagian ) hanya akan
bisa dicapai di dalam alam rohani bukan di dalam sinar suci.
Sastra
juga menguraikan bahwa moksa merupakan tujuan dari dharma. “ moksa artham
jagadhitaya ca iti dharmah
10.Tempat perlindungan yang utama (apasraya)
Apasraya atau juga kadang kadang di sebut dengan ‘asraya’ merupakan pokok bahasasan yang paling penting di dalam semua purana karena ini merupakan tujuan kehidupan rohani. Tempat perlindungan yang paling tingi adalah kepribadian tuhan yang maha esa. Srimad Bhagavata Purana skanda kedua bab sepuluh sloka nomber tujuh menguraikan :
Apasraya atau juga kadang kadang di sebut dengan ‘asraya’ merupakan pokok bahasasan yang paling penting di dalam semua purana karena ini merupakan tujuan kehidupan rohani. Tempat perlindungan yang paling tingi adalah kepribadian tuhan yang maha esa. Srimad Bhagavata Purana skanda kedua bab sepuluh sloka nomber tujuh menguraikan :
äbhäsas
ca nirodhas ca
yato ‘sty adhyavasiyate
sa äsrayah param brahma
paramätmeti sabdyate
yato ‘sty adhyavasiyate
sa äsrayah param brahma
paramätmeti sabdyate
“
kepribadian yang satu yang dikenal sebagai kepribadian yang paling utama atau
roh yang utama yag bersemayam di dalam hati setiap makhluk hidup merupakan
sumber dari seluruh manifestasi semesta, juga sebagai wadah alam semesta serta
sebagai akhir dari alam semesta. Dengan demikian beliau adalah sumber asli yang
utama dan merupakan kebenaran mutlak”.
Di
dalam veda diuraikan bahwa kepribadian yang merupakan sumber segala sesuatu
adalah Narayana. Urian tersebut adalah sebagai berikut :
candrama
manaso jatas caksoh suryo ajayata; srotradayas ca pranas ca mukhad agnir
ajayata; narayanad brahma jayate, narayanad rudro jayate, narayanat prajapatih
jayate, narayanad indro jayate, narayanad astau vasavo jayante, narayanad
ekadasa rudra jayante.
”
Deva bulan, candra, berasal dari pikiran Narayana. Deva matahari, Surya,
berasal dari mata padma Sri Narayana, deva pengontrol pendengaran dan nafas
kehidupan berasal dari Narayana. Deva api, Agni, berasal dari mulut padma
Narayana, Prajapati dan deva brahma berasal dari Narayana, Indra berasal dari
Narayana, delapan vasu berasal dari Narayana,sebelas rudra yang merupakan
inkarnasi dari deva siva berasal dari Narayana, dua belas aditya juga berasal
dari narayana”.
Uraian
lain dari bagian kitab atharva veda juga mendukung pernyataan tersebut diatas
sebagai berikut :
narayana
evedam sarvam yad bhutam yac ca bhavyam
niskalanko niranjano nirvikalpo nirakhyatah
suddho deva eko narayanah
na dvitiyo’sti kascit
sa visnur eva bhavati
sa visnur eva bhavati
ya evam veda ity upanisa
niskalanko niranjano nirvikalpo nirakhyatah
suddho deva eko narayanah
na dvitiyo’sti kascit
sa visnur eva bhavati
sa visnur eva bhavati
ya evam veda ity upanisa
Jadi
berdasarkan sumber sumber diatas, menjelaskan dengan sangat jelas bahwa
Narayana adalah sumber segala sesuatu yang merupakan kepribadian yang paling
utama, kepribadian tuhan yang maha esa yang dikenal dengan sebutan ‘brahman’
oleh para yogi, ‘paramatma’ oleh para jnani dan ‘bhagavan’ oleh para bhakti
yogi. Ini merupakan keputusan dan kesimpulan kitab suci yang otentik.
Pernyataan apapun yang dinyatakan tanpa dasar sastra maka pernyataan tersebut tidak
bisa dipakai dasar argument karena pernyataan tersebut sudah pasti memiliki
kekurangan karena orang yang berpendapat sendiri tidak sempurna. Namun sastra
Veda dan berbagai suplementnya merupakan sabda brahman atau merupakan wahyu
tuhan yang ditulis oleh para resi yang mulia seperti Maha resi Vyasadeva dan
lain lain.
No comments:
Post a Comment